fbpx

Korban Gempa Lombok Butuh Tenda dan Selimut

gempa lombok

 

MAINews, NTB – Gempa bumi tektonik yang mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu, (29/7/2018) pagi dengan kekuatan 6,4 SR meninggalkan luka yang mendalam di wajah Ibu Pertiwi. 15 orang meninggal dunia, ribuan warga terpaksa mengungsi, dan ratusan bangunan rusak.

Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation bersinergi Dongeng Ceria Management mendirikan dapur umum yang beralamat di Jalan Raya Sembalun, Mentagi, samping Pasar Minggu sejak Selasa, (31/7/2018). Kemampuan tim relawan dalam satu kali memasak itu mencapai 350 porsi dengan target masak per hari 1.000 bungkus. Makanan tersebut didistribusikan ke Desa Sembalun dan Desa Sajang.

Menurut pantauan Iman Surahman Hadi dari Dongeng Ceria Management langsung dari Lombok mengatakan luasnya dampak gempa menyebabkan banyak titik-titik pengungsian sehingga cukup sulit melakukan pendistribusian secara merata. Belum lagi jarak medan yang cukup jauh dan berjauhan antara titik satu dengan titik lainnya.

Bantuan perlengkapan tidur berupa tenda dan selimut menjadi sangat penting karena udara yang dingin dan kabut dari Gunung Rinjani sewaktu-waktu bisa turun menyapa pengungsian kapan saja. Untuk beberapa hari terakhir, malam hari Lombok mencapai 15 derajat Celcius.

Ketika ditanya perihal bantuan apa saja yang saat ini tengah mendesak? Iman Surahman Hadi yang merupakan salah satu Pendongeng Anak itu mengungkapkan trauma anak-anak yang masih cukup tinggi dibutuhkan pendampingan anak karena anak-anak harus segera pulih dari rasa traumanya.

“Hari ini, Kamis, (2/8/2018), kami akan mengirimkan air bersih di posko 2, pengungsian Desa Sajang, Lombok Timur,” kata Iman.

Meski tidak punya bak penampungan air sehingga terpaksa dibuat penampungan darurat bak terpal, melalui bantuan air bersih, 250 jiwa telah merasakan manfaatnya.

 

 

 

 

 

 

RELATED ARTIKEL