fbpx

Syarat Diperbolehkan Bertayamum

Islam mengajarkan penganutnya untuk senantiasa menjaga kebersihan, baik itu kebersihan lahir maupun batin. Kebersihan sangat penting karena menjadi salah satu faktor diterimanya sebuah amalan atau tidak. Batin atau hati yang bersih merupakan seseorang yang mampu menjaga hati dan pikirannya dari semua perkara yang mampu menggoyahkan atau membelokkan akidahnya. Orang yang hatinya bersih akan mampu membedakan mana yang haq dan mana yang bathil serta sanggup mengerjakan mana yang menjadi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang bersih hatinya juga menyadari sepenuhnya bahwa ada kehidupan yang abadi setelah meninggal. Oleh karenanya, ia akan senantiasa berbuat baik dan menjauhi perbuatan maksiat agar kelak tempat kembalinya di akhirat adalah surga. Orang-orang yang senantiasa menjaga hatinya untuk selalu bersih sangat disukai oleh Allah karena ini membuktikan bahwa orang tersebut berusaha keras menjaga keimanan dan ketaqwaannya hanya kepada Allah semata.

Rasulullah bersabda, “Kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR. Muslim).

Selain karena menjadi salah satu syarat sah ibadah, kebersihan sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan mental dan fisik. Mental yang sehat berasal dari kebersihan hati. Hati yang terpelihara dengan baik tidak akan mudah terjangkit penyakit hati, seperti iri, dengki, sombong, rendah diri, takabur, pembohong, dan lain sebagainya. Semua penyakit hati itu bersumber dari perasaan buruk yang kemudian ditanggapi oleh pikirannya.

Fisik yang terjaga kebersihan dan kesehatannya akan membuat orang tersebut sangat mudah dan nyaman melakukan aktivitas sehari-hari. Akan banyak ibadah dan amal shaleh yang dapat dikerjakan sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kesehatannya itu. Pahala pun dapat ia raup dengan mudah.

Selain itu, kebersihan fisik merupakan salah satu syarat sah dari sebuah amalan ibadah. Contoh, ketika hendak menunaikan sholat, kita wajib membersihkan tubuh kita dengan cara berwudhu atau bertayamum. Selain itu, ketika hendak sholat, kita juga dituntut untuk memperhatikan pakaian dan juga tempat sholat. Jika pakaian yang kita kenakan kotor, sekalipun kita sudah berwudhu, maka gantilah pakaian tersebut dengan yang bersih atau bersihkan dahulu area pakaian yang kotor jika itu memungkinkan. Kita juga harus menjaga tempat kita menunaikan sholat agar selalu bersih dan terhindar dari najis.

Berbicara tentang membersihkan tubuh sebelum mendirikan sholat, erat kaitannya dengan ketersediaan air di suatu tempat. Kita memang diperintahkan untuk senantiasa menjaga wudhu, tidak hanya ketika hendak mendirikan shalat, tetapi juga dalam aktivitas sehari-hari. Namun, tak semua tempat akan kita dapati dengan mudah stok air yang cukup untuk berwudhu. Ketika kita mendapati keadaan semacam ini, maka kita tetap diwajibkan untuk membersihkan diri dengan cara bertayamum.

Dalil tentang diperintahkannya bertayamun sebagai pengganti berwudhu ketika tidak ada air terdapat alam surah Al-Maidah ayat 6  yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang tayamum, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis air yang suci dan mensucikan sehingga dapat digunakan untuk berwudhu.

  1. Air Mutlak

Air mutlak adalah air yang yang berasal dari air hujan, sungai, dan laut. Selain itu, embun, salju yang mencair, dan air sumur yang berluk tercampur oleh zat lain atau masih murni air tanah juga termasuk air mutlak. Dengan jenis-jenis air mutlak tersebut, kita bisa memahami bahwa air mutlak adalah air yang asalnya dari langit atau bumi. Air mutlak ini hukumnya suci dan mensucikan sehingga dapat digunakan untuk bersuci.

  1. Air Musyammas

Air musyammas adalah air yang dipanaskan di atas wadah berbahan dasar logam selain emas dan perak, yakni besi dan tembaga. Air musyammas ini hukumnya makruh digunakan untuk bersuci dan mandi namun tak mengapa bila digunakan untuk mencuci pakaian. Air jenis ini bila didinginkan kembali’ boleh digunakan untuk bersuci.

  1. Air Musta’mal

Air Musta’mal adalah jenis air yang suci namun tidak kensucikan. Seperti yang dilansir dari laman Islam.nu.or.id, air must’mal ialah air yang telah digunakan untuk bersuci baik untuk menghilangkan hadas seperti wudhu dan mandi ataupun untuk menghilangkan najis bila air tersebut tidak berubah dan tidak bertambah volumenya setelah terpisah dari air yang terserap oleh barang yang dibasuh. Air musta’mal ini tidak bisa digunakan untuk berwudhu ketika volume airnyabtak mencapai dua qullah. Kalau volume arinya mencapai lebih dari dua qullah, maka ia bisa digunakan untuk bersuci.

  1. Air mutaghayar

Air jenis ini adalah air mutlak yang telah tercampur oleh zat lain yang suci, misalnya susu, teh, cuka, dan lain sebagainya. Air ini tetap suci namun tidak dapat digunakan untuk bersuci karena telah kehilangan kemutlakannya.

  1. Air Mutanajis

Air mutanajis ialah air yang telah tercampur oleh benda najis, volume airnya kurang dari dua qullah, dan salah satu dari sifat airnya berubah, entah rasa, bau, ataupun warna. Air ini tidak boleh digunakan untuk berwudhu.

Itulah kondisi-kondisi air yang boleh dan tidak boleh digunakan untuk berwudhu. Ketika air kita tidak menemukan air dengan kondisi yang diterangkan pada nomor 1, maka kita diperbolehkan bertayamum. Selain karena tidak adanya stok air mutlak untuk berwudhu, ada beberapa kondisi yang mewajibkan kita untuk bertayamum. Kondisi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Tidak mampu menggunakan air, seperti orang lemah, orang yang di penjara, atau takut binatang buas.
  2. Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila menggunakan air.
  3. Jumlah air sedikit dan lebih dibutuhkan untuk menyambung hidup (minum).
  4. Tidak adanya alat untuk menimba/mendapatkan air, meski airnya ada dalam sumur misalnya.
  5. Takut habisnya waktu salat sedangkan untuk mendapatkan air sangat jauh.
  6. Kondisi yang sangat dingin dengan persyaratan tertentu.

Debu, pasir, atau tanah yang dapat digunakan untuk bertayamum pun haruslah debu, pasir, atau tanahnya dijamin bersih. Ketika kita menemukan debu yang tercampur oleh serpihan kapur saja, maka debu tersebut tidak dapat digunakan untuk berwudhu. Apalagi ketika kita menggunakan tanahnya bertayamum. Jangan sampai kita mengambil permukaan tanahnya yang ramai diinjak orang atau hewan.

Terdapat beberapa perbedaan antara anggota tayamun dengan anggota tubuh yang dapat dibasuh dengan air wudhu. Untuk itu kita perlu mengetahui cara bertayamum yang baik.

Pertama, sediakan debu yang cukup untuk bertayamum. Kemudian disunahkan menghadap kiblat dengan kedua telapak tangan dihadapkan ke debu dan jemari dirapatkan. Setelah itu, baca niat dalam hati. Adapun niat bertayamum adalah sebagai berikut,

نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالَى

Nawaytu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta’ala

Artinya: Aku berniat tayamum agar diperbolehkan salat karena Allah.

Anggota tubuh yang pertama diusap dengan debu adalah wajah. Usapkan kedua telapak tangan yang penuh dengan debu ke seluruh permukaan wajah.  Setelah itu letakkan telapak tangan ke debu lagi dan kali ini renggangkan jemarinya.

Kemudian, Rapatkan jari-jari tangan, dan usahakan ujung jari kanan tidak keluar dari telunjuk jari kiri, atau sebaliknya. Telapak tangan kiri mengusap lengan kanan hingga ke siku. Lalu, tangan kanan diputar untuk diusapkan juga sisi lengan kanan yang lain. Selanjutnya, telapak tangan mengusap dari siku hingga dipertemukan kembali jempol kiri mengusap jempol kanan. Lakukan langkah-langkah tersebut pada tangan kiri.

Usapkan kembali kedua telapak tangan ke debu. Lalu usapkan di antara jari-jari.

Setelah tayamum, dianjurkan juga oleh sebagian ulama untuk membaca doa bersuci, seperti halnya doa berikut ini.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Artinya: Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Mahasuci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.

Hikmah Tayamum

Tayamum merupakan bentuk keringanan yang Allah berikan kepada hambaNya yang hendka beribadah. Allah Maha mengetahui bahwa ada suatu masa air akan sulit ditemukan di sebuah daerah. Maka dari itu, agar hambaNya tetap bisa beribadah dalam keadaan suci, maka Allah memperbolehkan tayamum menggunakan debu, tanah, atau pasir yang bersih. Tak ada alasan untuk tidak beribadah karena Allah telah mengatur semuanya sedemikian rupa untuk memudahkan hambaNya dalam kondisi apapun.

Bagi sebagian orang, tentu syariat tayamum, membersihkan anggota wudhu dengan debu, tanah, atau pasir, tentu di luar nalar mereka. Bagaimana bisa ketiga benda yang dianggap kotor digunakan sebagai media menyucikan diri? Ketahuilah, bahwa Allah menciptakan manusia dari dua unsur, yakni tanah yang membangun tubuh manusia dan air yang menjadi sumber kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kedua material inilah manusia diciptakan. Ketika berwudhu manusia menggunakan air dan ketika bertayamum, manusia menggunakan debu, tanah, atau pasir yang bersih. Persyaratan wudhu dan tayamum ini juga bertujuan untuk terus menyadarkan manusia dari material apa mereka diciptakan sehingga jangan sampai ada manusia yang sifatnya melangit (sombong) dan membara seperti api (perilaku syaitan).

Semoga kita terus menjadi pribadi yang selalu menjaga kebersihan dan kesehatan, baik jiwa maupun fisik. Memiliki jiwa dan fisik yang sehat akan dapat melahirkan berbagai perbuatan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan tentu orang lain. Dengan tubuh dan jiwa yang sehat, maka kita bisa terus mengibarkan dan mensyiarkan panji-panji Islam.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL