fbpx

Sedekah, Ungkapan Syukur Kita terhadap Allah

 

Ketika kita berdoa dan meminta kepada Allah atas suatu hal, Allah mengabulkan dan memberikannya. Pun ketika kita tidak meminta atau berdoa, Allah berikan dan cukupkan segala sesuatu untuk kita. Umur, kesehatan, kecukupan rezeki, keluarga yang saling menyayangi, semua adalah anugerah dari Allah untuk kita. Lalu, atas segala kebaikan yang Allah berikan kepada kita, apa yang sepatutnya kita lakukan??

“Syukurlah terhadap nikmat Allah jika kamu sungguh-sungguh menyembah kepadaNya.” (QS. An-Nahl: 144)

Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan atas semua pemberian Allah adalah dengan cara mensyukurinya dan berterima kasih kepada Allah. Seperti halnya ketika kita diberi makanan atau sesuatu oleh orang lain, tentu kita akan langsung mengucapkan terima kasih dan hamdalah bukan? Malah kalau bisa, kita gantian memberikan sesuatu kepada orang tersebut di lain waktu. Ketika diberi sesuatu oleh sesama hamba saja, kita langsung berterima kasih dan segera membalas pemberiannya, maka bagaimana cara kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas hidup yang kita jalani saat ini?

Imam Ghazali mengatakan, ada empat tahapan yang bisa kita lakukan untuk bersyukur dan berterima kasih. Keempatnya berkaitan erat dengan hati, lisan, dan perbuatan kita dalam menerima dan menyikapi pemberian dari Allah.

Pertama,  Bersyukur dengan Hati

Tak jarang manusia menganggap bahwa semua pencapaian dan keberhasilan dalam hidupnya adalah berkah kerja keras dan perjuangannya sendiri. Mereka lupa bahwa ada Allah yang Maha Kuasa yang memungkinkan semua itu dapat terjadi. Akibatnya, mereka sangat mudah menyombongkan dirinya dan menghina orang lain.

Orang yang menyombongkan dan membanggakan dirinya sangatlah dibenci oleh Allah karena sejatinya tak ada secuil pun hal yang dapat dibanggakan oleh manusia. Harta, tahta, jabatan, kehormatan, pangkat, nama baik merupakan pemberian Allah. Semua Allah berikan dengan sebuah alasan, yaitu harus digunakan dan memberi manfaat kepada khalayak ramai, bukan lantas disombongkan. Sangat mudah bagi Allah untuk mengambilnya kembali dan hanya menyisakan penyesalan.

Untuk itu, agar terhindar dari segala sifat tercela akibat melupakan Allah, harus selalu kita tanamkan dalam hati, bahwa seluruh alam semesta beserta isinya ini adalah ciptaan Allah. Pun halnya dengan segala yang terjadi dalam hidup kita, Allah-lah yang berkuasa atasnya. Kesedihan dan kegembiraan berasal dari Allah. Hal ini termaktub dalam firman Allah surah An-Nahl ayat 53 yang artinya,

“Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah.”

Kedua, Bersyukur dengan Lisan

Setelah menyadari bahwa segala kenikmatan yang kita rasakan ini berasal dari Allah, kita perlu mengucapkannya melalui lisan dengan mengatakan, alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Apakah kita mengucapkan hamdalah hanya ketika kita mendapatkan rezeki? Tidak. Dalam sehari semalam, minimal kita lima kali mengucapkan kalimat tahmid tersebut ketika sedang berdzikir setelah solat wajib.  Ketika sedang berdzikir dengan kalimat tahmid, kita bisa sambil mengulang kembali apa saja nikmat yang telah Allah berikan kepada kita sampai detik ini.

Ketiga, Bersyukur dengan Perbuatan

Tahapan ketiga ini merupakan titik penting dari bersyuku kepada Allah. Bersyukur yang kita wujudkan dalam bentuk sebuah perbuatan merupakan bukti konkret tak terbantahkan atas rasa syukur terhadap Allah. Tak sekadar menyadari dalam hari dan mengucapkan hamdalah di lisan saja, tetapi juga melakukan aksi nyata untuk berterima kasih kepada Allah. Dalam sebuah haidty, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmatNya pada hambaNya,”

Ini menandakan bahwa Allah senang apabila rezeki atau kenikmatan lainnya yang Allah berikan kepada hambaNya membekas pada diri hamba tersebut. Bekas yang diharapkan adalah keinginan seseorang untuk membagi kebahagiaannya kepada orang lain. Ia tak ingin menguasai sendiri anugerah yang Allah berikan kepadanya. Ia ingin orang lain juga ikut merasakannya. Untuk itulah, satu-satunya cara bersyukur kepada Allah adalah dengan bersedekah.

Bersedekah tak hanya sekadar membagi harta atau rezeki yang kita terima hari ini kepada orang lain. Namun, lebih jauh lagi, dengan bersedekah, hati kita akan senantiasa terjaga dari sifat sombong yang kerap mengundang perbuatan tercela. Dengan bersedekah, rasa syukur kita kepada Allah akan bertambah karena ikut melihat reaksi bahagia dari orang yang mendapatkan manfaat tersebut. Oleh karena itulah, ketika kita bersyukur atas pemberian Allah dan bersedekah atas kebahagiaan tersebut, maka Allah akan memberkahi orang tersebut.

Orang yang Allah berikan keberkahan dalam hidupnya, akan selalu bertambah kebaikan-kebaikan dalam setiap langkahnya.  Ia akan semakin sering, rajin dan Istiqomah beramal sholeh. Dan, tanda dari diterima amalan seseorang adalah Allah akan membuat orang tersebut semakin rajin dan istiqamah dalam mengamalkan sebuah kebajikan. Ma syaa Allah, betapa panjang sebab akibat dari orang yang bersyukur kepada Allah dengan cara bersedekah. Betapa hidupnya Allah berkahi dan rahmati.

Mari kita renungkan sejenak, perjalanan berkah dari sedekah yang kita tunaikan dalam rangka bersyukur kepada Allah. Bayangkan, jika orang yang menerima manfaat dari sedekah yang kita tunaikan itu, juga sangat bersyukur kepada Allah atas rezeki hari itu, lalu dia bersedekah lagi kepada orang lain sebagai wujud syukurnya. Betapa banyak orang yang akan mendapatkan keberkahan dan manfaat dari sedekah kita. Maka, panjang umurlah kebaikan, manfaat sedekah, dan keberkahan yang Allah turunkan kepada hambanya yang mau bersyukur.

Masih menurut Imam Ghazali, sedekah dalam rangka bersyukur kepada Allah bisa diwujudkan dalam berbagai hal. Bisa dalam bentuk harta benda, ilmu yang bermanfaat, tenaga dan waktu, dan berdoa meminta ampunan kepada Allah. Ketika kita memiliki kelebihan harta, kita bisa bersedekah menggunakan harta tersebut.

Kalau kita tidak memiliki cukup harta untuk bersedekah, maka sedekahkanlah ilmu yang ia miliki. Ilmu yang bermanfaat kemudian diajarkan kepada orang lain akan kembali kepada pengajarnya dalam bentuk pahala yang tak pernah berhenti mengalir selama ada orang lain yang mengamalkannya. Ilmu yang bermanfaat di sini tidak hanya berkisar pada ilmu pengetahuan yang jamak diajarkan di lembaga pendidikan saja, tetapi juga ajakan kita untuk amar ma’ruf nahi munkar  terhadap seseorang.

Jika kita tak memiliki cukup uang dan ilmu, bersedekahlah dengan tenaga dan waktu yang kita miliki.  Banyak contoh yang telah kita lihat. Ada kisah seseorang yang membuka jalan air untuk desanya. Ada pula kisah seseorang yang membeli sebidang tanah yang luas untuk kemudian ia tanami. Tanah itu ia niatkan untuk membangun kembali ekosistem yang sempat rusak akibat penggundulan hutan. Ada juga yang mendedikasikan dirinya mendampingi penduduk di kawasan pedalaman agar perekonomian penduduk itu meningkat dan masih banyak kisah-kisah inspiratif yang bisa kita ambil hikmahnya, tentang bagaimana mereka mau menyedekahkan tenaga dan waktunya untuk orang lain.

Jika kita masih belum mampu bersedekah dengan ketiganya, maka kita bisa berdoa kepada Allah dan memohon ampunan dan meminta kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain.

Keempat, Merawat Anugerah

Rawat dan jagalah apa yang telah Allah berikan kepada kita. Jika Allah memberikan kita tubuh yang sehat, maka teruslah berupaya untuk menjaga kesehatan kita dengan rajin berolahraga dan hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang halal. Jika Allah menganugerahkan kita sebuah kecerdasan, maka gunakanlah kecerdasan tersebut untuk menolong sesama dan jangan pernah berpuas hati atas kecerdasan tersebut. Terus asah kemampuan berpikir kita dan teruslah belajar dengan segala kerendahan hati. Pun halnya jika Allah memberikan kita umur yang panjang, gunakanlah kesempatan itu untuk terus berbuat baik. Bukankah semua perbuatan baik bernilai sedekah?

***

Sedekah adalah satu-satunya cara kita yang paling konkret untuk membuktubahwa kita bersyukur dan berterima kasih atas segala kenikmatan yang Allah berikan. Namun, yang tak kalah penting untuk diingat adalah, luruskan hati dan niat. Jangan sampai terbersit sedikitpun keinginan lain selain meraih ridho Allah ketika sedang bersedekah. Semoga Allah terus menjaga hati dan perbuatan kita dari hal-hal yang tercela. Aamiin aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL