fbpx

Sedekah Bonus Ku

Pembaca yang budiman, telah satu tahun lebih negeri kita terpuruk akibat virus covid-19 yang merebak di seluruh wilayah Indonesia. Selama itu pulalah, keadaan perekonomian negeri ini porak poranda. Perekonomian dari seluruh kalangan masyarakat merosot terjun bebas. Banyak masyarakat yang pendapatannya berkurang drastis bahkan kehilangan mata pencaharian akibat pemberlakuan Pembatasa Sosial Berskala Besar sebagai langkah untuk memutus rantai penyebaran Virus Covid-19 ini. Dampaknya, daya jual beli masyarakat pun menurun. Tak hanya itu, tingkat penangangguran pun semakin meroket tajam. Akibatnya, di tengah sulitnya mencari pekerjaan di masa pandemi ini, tingkat kriminalitas pun juga ikut melonjak.

Sebagai langkah menanggulangi keadaan yang serba menyulitkan seperti ini, Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, turun tangan langsung untuk menanggulangi keadaan perekonomian masyarakat yang sedang di ujung tanduk. Berbagai program untuk memulihkan kembali taraf hidup masyarakat dibuat. Mulai dari program bantuan  dalam bentuk sembako, BLT BPJS, bantuan suntikan dana untuk para wirausahawan, dan masih banyak lagi. Tak hanya pemerintah, seluruh lembaga kemanusiaan, ZISWAF, dan organisasi lainnya pun juga turut serta ambil bagian bahu membahu bersama pemerintah demi mengembalikan kondisi perekonomian masyarakat yang sedang melayu.

Namun, apakah goncangan perekonomian yang melanda masyarakat negeri ini selama pandemi hanyalah tanggung jawab pemerintah dan para lembaga kemanusiaan semata? Tidak. Sekali lagi tidak. Setiap dari kita, seluruh penduduk negeri ini bertanggung jawab bersama-sama memikul tanggung jawab yang berat ini. Kita tidak bisa membiarkan pemerintah bekerja sendiri memperbaiki keadaan sulit ini sedangkan kita menutup mata atas kenyataan pahit yang bisa saja banyak dialami oleh sekitar kita. Kita juga harus bahu membahu, turut serta dalam mengentaskan masalah perekonomian Ibu Pertiwi di tengah pandemi ini.

Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu Pemerintah dalam rangka memulihkan kondisi perekonomian masyarakat yang ambruk akibat pandemi?

Tak lain dan tak bukan adalah bersedekah. Memang, dalam hadits Rasulullah telah dijelaskan bahwa segala perbuatan baik termasuk sedekah. Itu artinya bersedekah tidak hanya berupa menyumbangkan beberapa nominal uang. Namun, dengan banyaknya masyarakat yang kehilangan mata pencaharian akibat pandemi ini, kiranya kiranya menyedekahkan rupiah yang kita miliki saat ini merupakan langkah yang paling tepat.

Rupiah yang kita sedekahkan akan sangat berarti dan membawa banyak manfaat bagi mereka.  Rupiah yang hanya kita simpan saja untuk diri sendiri, paling hanya akan memberi manfaat untuk diri kita sendiri atau keluarga. Namun, rupiah tersebut akan menjelma menjadi bentuk yang berbeda ketika kita menyedekahkannya. Rupiah dengan nominal yang sama dengan yang kita simpan untuk diri sendiri akan merangkul banyak penerima manfaat yang tentu saja akan kembali ke pada diri kita sendiri dalam bentuk kebaikan-kebaikan tak terkira. Akan banyak orang yang akan sangat terbantu dengan sedekah rupiah yang kita tunaikan. Dengan begitu, banyak keluarga yang sanggup memulihkan kondisi perekonomiannya; kembali menjahit impian yang sempat dikoyak pandemi; kembali mewujudkan asa yang sempat roboh diterjang pandemi.

Selain itu, menyedekahkan rupiah tak hanya perkara kewajiban membantu orang lain yang membutuhkan saja. Namun, bersedekah adalah cara bersyukur dan berterima kasih kita kepada Allah atas segala rezeki yang Dia turunkan untuk kita. Di saat orang lain masih harus menata ulang kehidupannya, justru kita diberi kelebihab rezeki oleh Allah. Bukankah sudah sepatutnya kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, Yang Maha Pengasih?

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Imam Ghazali, ada empat cara untuk mensyukuri rezeki dari Allah. Pertama, mensyukuri rezeki melalui hati, yakni meyakini bahwa rezeki tersebut datangnya dari Allah, bukan dari diri sendiri atau orang lain. Kedua, bersyukur melalui lisan dengan cara melafadzkan hamdalah. Ketiga, setelah mensyukuri dengan hati dan melalui lisan, kita wajib bersyukur melalui tindakan. Nah, tindakan inilah bukti nyata bahwa kita bersyukur dan dapat diaplikasikan dengan cara membagi kebahagiaan tersebut kepada orang lain yang lebih membutuhkan agar mereka juga bisa ikut merasakan kegembiraan yang kita rasakan. Keempat, merawat rezeki terus dengan cara mempertahankan atau bahkan meningkatkan usaha dan kinerja kita dengan lebih baik lagi.

Ingatlah, setiap kebaikan yang kita lakukan, akan selalu membuahkan kebaikan-kebaikan lain yang bisa jadi kembali pulang kepada kita atau malah disebarluaskan oleh penerima manfaat sedekah tersebut. Bisa jadi sebagai bentuk rasa syukurnya terhadap sedekah yang ia terima, ia wujudkan dengan cara membagi sedekah tersebut kepada orang lain. Maka, satu kebaikan akan melahirkan begitu banyak kebaikan yang salah satunya akan selalu kembali menemui pengamalnya. Untuk itulah kita selalu diajarkan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Suatu hari Rasulullah Saw ditanya oleh sahabat beliau: “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah dan apakah perbuatan yang paling dicintai Allah? Rasulullah Saw menjawab:

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain. Sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapus kesusahan orang lain, atau melunasi utang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan kepada mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjidku ini selama satu bulan.” (HR. Thabrani).

Selain itu, ada begitu banyak balasan dan ganjaran yang Allah siapkan untuk mereka yang mau bersedekah. Semua balasan tersebut terangkum dalam beberapa dalil yang di antaranya sebagai berikut:

  1. Allah melipatgandakan ganjaran kepada orang yang bersedekah.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (rahmat) karuniaNya, lagi meliputi ilmu PengetahuanNya.” (Al-Baqarah:261)

  1. Sedekah jadi teman di hari akhirat.

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S Al-Baqarah : 254)

  1. Allah merahmati Orang yang bersedekah.

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (Q.S Al-Baqarah : 265)

Masih banyak lagi dalil yang menjelaskan tentang apa saja yang akan diterima bila kita rajin bersedekah; memberikan hak orang lain yang ada di dalam harta yang kita miliki. Mengapa Allah mengganti sedekah kita dengan begitu banyak kebaikan? Karena Allah tahu kita telah menang melawan hawa nafsu untuk tidak memakan semua harta yang kita miliki dan perjuangan untuk melawan diri sendiri tidaklah mudah. Untuk itu, telah Allah siapkan pembalasan yang juga sangat banyak juga setimpal bagi kita yang telah mengalahkan hawa nafsu diri sendiri.

Pada momentum pembagian bonus tahunan kali ini, sangat tepat bagi kita untuk mendulang begitu banyak pahala dan kebaikan dengan cara menyedekahkan bonus tahunan kita demi memulihkan kondisi perekonomian negeri ini. Sedekah yang kita tunaikan akan menolong begitu banyak orang yang saat ini sedang tertatih menjalani hidup di tengah pandemi. Bersedekahlah, maka Anda telah menolong Ibu Pertiwi pulih dari dukanya. Bersedekahlah dan biarkan Allah memudahkan semua urusan dan hidupmu.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL