fbpx

Peringatan HUT RI di Tempat Pengungsian Gempa Lombok

 

MAINews, NTB – Sejumlah pengungsi dan relawan korban gempa Lombok memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Gunung Sari, Kab. Lombok Barat, NTB. Sebanyak 1.300 jiwa pengungsi kumpul di tengah lapangan dan tenda-tenda pengungsian dengan penuh kebahagiaan. Tiga anak-anak dari mereka diberi mandat menjadi pengibar bendera merah putih. Upacara pengibaran bendera itu sendiri dimulai pukul 09.00 WITA di posko induk Desa Kekait, Kec. Gunung Sari, Lombok Barat, NTB.

H. M. Zaini selaku Kepala Desa Kekait menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah karena dapat memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 dengan tertib meski dalam keadaan yang sederhana.

“Setahun yang lalu, kami memperingati HUT RI di lapangan ini. Namun sekarang suasananya berbeda. Sekarang kita dikelilingi warna warni kemah pengungsian,” kata Zaini dalam amanat upacara pengibaran bendera, Jumat, (17/8/2018).

Di tengah berbagai perasaan yang kini bercampur padu di hati para pengungsi korban gempa Lombok, pada kesempatan ini pula Zaini berpesan agar terus bertahan terutama dalam meningkatkan kualitas kehambaan terhadap Allah SWT.

Adanya peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini menjadi cerminan bahwa dalam memperjuangkan kemerdekaan, para pelaku kemerdekaan hanya memilih merdeka atau mati.

“Jadi, kemerdekaan yang kita rasakan saat ini adalah nikmat yang besar dan anugerah luar biasa bagi Indonesia. Kemerdekaan yang kita dapat itu bukan pemberian melainkan perjuangan panjang,” imbuh Zaini.

 

Setelah upacara, para pengungsi dihibur oleh penampilan Aleehya, sebuah grup hiphop dan rap bernuansa Islami. Mereka membawakan 6 shalawat dari cover lagu yang berbeda. Seperti shalawat cover lagu Despacito, shalawat cover lagu Jaran Goyang, shalawat sayang, shalawat badar dll.

Ditanya mengenai kesan yang diambil dari korban gempa Lombok, Danu (vokalis) mengungkapkan ada banyak hal yang bisa diambil pelajaran. Salah satunya adalah meski di tengah bencana yang menimpa, mereka masih bisa tersenyum dan bersenda gurau bersama para tim relawan dari berbagai LSM. Itu menandakan, mereka masih sangat mempunyai keimanan yang kokoh kepada Sang Maha Pemberi yaitu Allah.

“Yakinlah, sesungguhnya Allah selalu bersama kita, orang-orang yang beriman. Belajar ikhlas, sabar, tenang, lapang dada, dan tawakkal dengan takdir yang sudah Allah tentukan. Bismillah, setelah kesulitan, pasti ada kemudahan,” semangatnya.

Selain oleh penampilan Aleehya, para pengungsi pun dihibur dengan berbagai permainan rakyat khas 17 Agustusan.

RELATED ARTIKEL