fbpx

Membeli Fasilitas Akhirat

Akhirat merupakan tempat peristirahatan terakhir yang didambakan manusia sebagai sumber kesenangan dan balasan kebaikan yang dilakukan semasa hidup di dunia. Membahas akhirat berarti mengacu pada dua tempat yang kekal abadi dan saling bertolak belakang, yakni surga dan neraka. Ia menjadi simbol, maskot, dan icon dari tiap pemeluk agama sebagai apresiasi kebaikan dan hukuman kejahatan manusia semasa hidupnya. Tidak ada seorang manusia pun yang berfantasi dan mengharapkan balasan perbuatannya di dunia ialah tempat bernama neraka, sama sekali tidak. Semua agama mengarahkan jalan hidup manusia pada kebaikan, dan itu surga. Pun sebaliknya, mengajarkan manusia menjauhi kejahatan, kemunkaran, dan kemaksiatan karena itu mengarah pada kebencian Tuhan dan hasilnya ialah neraka jahannam.

Seperti halnya tempat wisata dan berlibur di dunia yang memiliki fasilitas mewah kelas hotel bintang lima, begitu pun akhirat memiliki fasilitas, baik di dalam kavling surga ataupun neraka. Keduanya terdapat fasilitas penunjang keindahan dan kengerian di dalamnya.

Coba kita tengok firman Allah dalam QS: At-Tahrim : 6 tentang bahan bakar neraka,

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Naudzubillahi mindzaalik. Mudah-mudahan kita semua terhindar dari siksa api neraka, pun bukan menjadi bagian dari bahan bakar api neraka. Aamiin.

Kita beralih pada hal yang memotivasi kita untuk berbuat baik dan disukai Allah dengan melihat bagaimana bahan bakar dan fasilitas kavling akhirat yang lainnya, yakni surga. Tempat yang kerapkali dianalogikan dengan rupa taman-taman yang mengalir sungai susu dan madu di bawahnya, tiada kesusahpayahan daam surga. Tidak ada yang tua dan bersedih hati. Segala hal yang kita impikan dapat terwujud, semua makanan dapat kita konsumsi, tidak terbatas jumlah dan kualitas.

Kita mendapatkan semua hal yang diinginkan (QS : Al-Furqan : 16), tidak berduka, lelah, apalagi lesu (QS : Fathir : 34-35). Setiap hari senantiasa riang gembira (QS : Yasiin : 56-57) karena dikelilingi anak-anak muda yang siap melayani. Wajah mereka bagai mutiara tersimpan (QS : At-Thur : 24). Juga disediakan pendamping yang lebih sempurna dari pendamping mereka di dunia. Para pria beristrikan bidadari-bidadari cantik dan bermata indah (QS : At-Thur : 20). Rumah tangga mereka selalu rukun dan memuji Allah sepanjang pagi dan petang. Fasilitas surga pun lengkap dan istimewa, tidak mungkin ditemui di dunia. Piring-piring terbuat dari emas (QS : Az-Zukhruf : 71), bejana dan gelas dari perak (QS : Al-Insan : 15-16). Ada pohon bidara tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya (QS : Waqiah : 27-34). Ada kebun-kebun dan buah anggur (QS : An-Naba’ : 31-34). Ada pula minuman jahe (QS : Al-Insan : 17), aneka daging yang lezat (QS : At-Thur : 22), minuman keras yang tidak memabukkan (QS : Ash-Shaffat : 45-47), dan sungai susu, madu, arak, serta bermacam-macam buah-buahan lain (QS : Muhammad :15).

Allahu Akbar! Betapa indah, mewah, dan tidak dapat terjangkau oleh pancaindera semua fasilitas surga yang disebutkan tadi. Betapa senang dan bahagia jika kita mampu memperolehnya dan kekal di dalamnya. Masya Allah, Allahu Akbar!

Tak ubahnya fasilitas di dunia yang seringkali kita temui di tempat wisata atau pun hotel berbintang, kenikmatan fasilitas itu harus kita beli dengan harga yang mahal. Fasilitas buatan manusia saja harus kita bayar dengan harga mahal dan usaha yang luar biasa banyak, apalagi surga ini adalah fasilitas Allah, rabbul izzati; Tuhan Pemilik Jagad Raya. Surga adalah fasilitasNya yang tentu untuk mendapatkannya kita perlu membayar mahal dan bersusah payah, tingkatannya akan lebih berkali-lipat dari membeli fasilitas dunia buatan manusia.

Bagaimana cara kita mampu membali dan meraih fasilitas Surga?

Karena surga adalah fasilitas Allah, milik Allah, dan Dia sebagai tuan rumahnya, maka siapapun tamu yang dapat meraih fasilitas tersebut ialah tamu yang memenuhi kriteria yang Ia sukai dan Ia cintai. Bagaimana mendapatkan cinta dan sayang Allah? Tidak lain dan tidak bukan tentu dengan menjadi hamba sahayaNya, menjadi abidnya, menjual kehidupannya untuk agama Allah dengan melakukan segala yang Allah perintahkan dan menjauhi kemaksiatan yang Allah larang. Ini berarti implikasi dari taat, bentuk ketaatan pada Allah. Perilaku tersebut semakin sempurna tergenapi jika kita mengikuti sunah Rasulullah SAW; kekasih Allah. Menjadi kriteria penikmat fasilitas Allah tentu harus menjadi pribadi dan hamba yang dicintaiNya. Cara yang paling dekat adalah dengan menyandarkan perilaku dan hidup pada tata cara hidup kekasih Allah, yakni Rasulullah SAW. Hidupkanlah sunahnya. Mempelajari sirah perjalanan hidupnya sehingga kita mengenalnya kemudian menjadikannya sebagai teladan hidup. Pernyataan ini ditegaskan dalam firman Allah QS : Ali Imran : 31 yang berbunyi, “Katakanlah (Muhammad): ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah Aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Lagi Maha Penyayang.”

           Fasilitas akhirat yang tentu kita harapkan dapat meraihnya ialah surga adalah bentuk kemegahan luar biasa yang alat penukarnya pun haruslah luar biasa. Jika yang kita harapkan adalah mendapatkan harta, aset, dan segala fasilitas mewah di surga maka yang tentu mesti kita tukar adalah dengan kemurahan hati kita “menjual” harta benda kita semasa di dunia untuk berjihad di jalan Allah. Kita simak firman Allah bersama-sama dalam QS : Ali Imran : 92,

“Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…”

Pun dikuatkan dalam QS : Saba’ : 39 bahwa Allah memerintahkan kita menginfaqan harta dan Allahlah yang akan menggantinya karen Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik.

Tidak penting seberapa banyak harta yang kita infaqan, yang terpenting di atas itu semua ialah kadar keikhlasan kita mengeluarkan harta tersebut agar berkah dan bermanfaat di jalan Allah. Hanya saja, ingin menjadi golongan yang manakah kita. Yang mulus jalannya di akhirat ketika ditanya malaikat perihal harta benda yang kita gunakan di dunia sebagai seorang dermawan ataukah sebagai seorang kikir. Tentu kita pernah mendengar kisah Abdurrahman bin Auf sahabat Rasulullah sang dermawan yang hartanya tidak pernah habis. pun saleh dan dermawannya beliau, ia tetap berjalan tertatih dan lamban menuju akhirat ketika ditanyai perihal penggunaan hartanya semasa hidup, apalagi kita yang berlimpah harta namun pelit dan kikir mengeluarkannya untuk yang berhak menerimanya. Berinfaq, bersodaqoh, dan berwakaf di jalan Allah menjadi tolok ukur keimanan ketika kita yakin Allah sebaik-baiknya pembalas dan pelipatganda amalan. Terlebih tentang janji surga dengan fasilitas indah di dalamnya yang barangkali bisa kita peroleh jika kita membayar tiket tersebut dengan sebanyaknya, seseringnya, dan sebesarnya keikhlasan menjual harta benda kita demi kemashlahatan umat dan tegaknya dien Allah.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi. Beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan Gharib. Diriwayatkan pula oleh Al-Baihaqi dan Al-Hakim, dia berkata, “Hadits ini shahih sesuai kriteria Imam Muslim.”

Hadits yang mengisahkan tentang seorang lelaki yang ditimbang amalan salehnya dan sati catatan berisi dua kalimat syahadat. Maka timbangan amalannya ringan dan timbangan catatan berisi tulisan dua kalimat syahadatnya berat. Ia masuk surga karena timbangan tersebut. Ia meraih tiket surga sebab semasa di dunia pernah melakukan amalan seorang muslim yakni mengucap dua kalimat syahadat dengan tulus dari hatinya. Dengan begitu Allah memaafkan segala kesalahan dan dosanya serta memilihnya masuk dalam surgaNya. Betapa ajaib dan agungnya kalimat tersebut. Asyhadu an la ilaha illallah wa anna muhammadar rasulullah…

          Lalu mari kita simak QS : Al-Qashas : 77, “Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakann di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai prang-orang yang berbuat kerusakan.”

Kemudian pada QS : Az-Zumar : 10, “Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu’. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”

Ditegaskan pula dalam QS : Al-Baqarah : 25, “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya……..”

Kriteria terakhir peraih fasilitas surga milik Allah ini ialah mereka yang senantiasa beriman dan beramal soleh. Bukan beriman saja, atau beramal soleh saja tapi keduanya. Iman lalu beramal soleh. Kita tidak pernah tahu akan masuk surga dari arah mana, dari pintu sebelah mana. Lalu apa alasan yang membuat Allah memilih kita masuk dalam surganya, tentu kita tidak pernah tahu amalan mana yang membawa kita pada surga Allah. Karenanya, mari perbanyak beramal soleh pada manusia dan setiap makhluk Allah di dunia, sebab dunia adalah sebaik-baiknya tempat menabung dan menanam beih kebaikan yang buahnya kelak kita tuai di surga. Di atas itu semua, tentu kita berharap rahmat dan syafaat Allah, satu-satunya izin agar kita diperkenankan menjadi tamuNya dan menikmati surgaNya.

Semoga kita senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik kian harinya. Sellau memantaskan diri menjadi kriteria tamu Allah di surgaNya, entah sebagai kategori hamba yang taat dan menghidupkan sunahNya, atau ahli sadaqoh, atau hamba yang berislam dengan mengagungkan dua kalimat syahadat, atau pun kriteria terakhir sebagai hamba yang senantiasa melakukan amal soleh di sepanjang hidupnya.

Sejatinya kita tidak pernah benar-benar tahu amalan mana yang mengantarkan kita menuju surga Allah. Wallahu ‘alam bish shawab.

Yuk Salurkan Zakat, Infak dan Sedekah Anda Melalui www.maiberbagi.or.id

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL