fbpx

MAI Kantor Perwakilan Jawa Timur Peduli Guru di Tengah Wabah Corona

MAINews – Banyak pihak yang mengalami dampak akibat dari pandemic virus Corona atau Covid-19 ini. Salah satunya adalah guru honorer. Di Jawa Timur khususnya, nasib guru honorer dinilai cukup memprihatinkan. Tercatat ada 21 ribu guru honorer sekolah dan guru tidak tetap (GTT) yang ada di Jawa Timur. Bagaimana tidak? penghasilan para guru honorer terutama di daerah yang berkisar 100 ribu hingga 300 ribu dengan kondisi sekarang bebannya semakin bertambah.

Dalam kondisi pandemic Covid-19 ini kegiatan belajar dalam kelas ditiadakan. Pada akhirnya pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui telpon. Jikapun dilakukan maka beban untuk komunikasi semakin membengkak. Di daerah yang relatif aman, maka guru-guru ini akan berkeliling mengajar siswa di rumah dengan tetap memperhatikan protocol covid-19. Selain beban biaya transportasi, para guru ini juga cukup berat secara tenaga dan waktu untuk mengajar seluruh anak didik yang harus diampunya.

Sebagaimana dimaklumi juga, para guru untuk memenuhi kebutuhannya, mereka memiliki usaha sampingan. Tentu ini sangat beralasan karena tidak mungkin gaji guru mencukupi kebutuhan sehari-hari. Memiliki usaha seperti berdagang atau berwiraswasta menjadi pilihan. Kondisi pandemik inipun tentu sangat berdampak pada pelaku UMKM. Sehingga penghasilan tambahan menjadi berhenti dan tentu sangat berpengaruh pada keuangan keluarga.

Memperhatikan kondisi tersebut, Mandiri Amal Insani Foundtion Kantor Perwakilan Jawa Timur berinisiatif untuk meringankan beban para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Sebanyak 35 guru honorer di Madura Jawa Timur memperoleh insentif sebagai kepedulian terhadap kondisi mereka. Program ini sebenarnya meneruskan program insentif guru sebelumnya. Hanya saja situasi ditengah pandemi covid-19 program tersebut sangat terasa ketika di gulirkan pada tanggal 18 April 2020.

Rano karno Bilal, selaku Manajer MAI Perwakilan Jawa Timur mengatakan “Jumlah 35 guru yang kami santuni, tidak sebanding dengan jumlah guru yang terdampak. Tapi apresiasi kepada guru ini diharapkan mampu menginspirasi kepada semua pihak untuk terus memberikan empati dan perhatian kepada sesama yang membutuhkan apalagi kepada orang-orang yang telah berjasa kepada kita”. Santunan diberikan untuk 6 bulan ke depan dengan nominal 300 ribu setiap bulannya. “Setidaknya ini dapat membuat semangat para guru terus terjaga di tengah bencana yang melanda” pungkas Rano.

RELATED ARTIKEL