fbpx

Jangan Berjalan di Depan Orang Sholat

 

Sholat merupakan interaksi seorang hamba kepada Allah, Sang Maha Kuasa. Dalam sholat, terjalinlah hubungan antara makhluk dengan Sang Pencipta melalui pujian, doa, dan shalawat yang dibaca dalam setiap gerakan sholat. Esensi sholat itu sendiri adalah berdoa, memohon, dan meminta kepada Allah agar diberikan kesehatan, kelancaran, dan keberkahan dalam mengarungi hidup. Karena sholat merupakan sebuah pertemuan yang agung, sudah seharusnya sholat didirikan dengan cara yang khusyuk, syahdu, dan tenang. Maka, janganlah kita menjadi penyebab ketidakkhusyukan orang lain sedang sholat karena hal tersebut termasuk ke dalam dosa yang besar. Apa yang tidak boleh kita lakukan ketika ada orang lain yang sedang sholat?

Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang artinya, “Jika seseorang dari kalian sedang shalat, maka jangan membiarkan seseorang lewat di depannya, dan hendaknya dia larang menurut kemampuannya, jika dia enggan, maka hendaknya diperanginya, karena sesungguhnya dia setan.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Hal yang tidak boleh kita lakukan ketika melihat ornag yang sedang mendirikan sholat adalah berjalan di depannya. Sebagaimana yang tadi telah dijelaskan, sholat adalah sebuah perjumpaan seorang hamba dengan Allah. Maka sangat tidak layak kita berada di antara keduanya ketika sholat sedang berlangsung. Bukankah termasuk perkara yang tidak sopan dan lancang ketika ada dua orang yang sedang berbincang lalu kita langsung berjalan atau berdiri di antara keduanya? Nah, itu pula yang terjadi ketika kita lewat di hadapan orang yang sedang sholat.

“Andaikan seseorang yang lewat di depan orang yang shalat itu mengetahui dosanya perbuatan itu, niscaya diam berdiri selama 40 tahun itu lebih baik baginya dari pada lewat.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut merupakan larangan yang tegas untuk tidak berjalan di depan orang yang sedang sholat. Saking buruknya akibat dari lewat di depan orang yang sedang sholat, Rasulullah sampai mengatakan bahwa lebih baik berdiri selama 40 tahun ketimbang harus melakukan perbuatan tercela seperti itu.

Kita pun wajib mencegah orang lain untuk berjalan di depan kita ketika mendirikan sholat. Apa saja bisa kita lakukan untuk mencegah orang lain lewat di depan kita saat sedang sholat? Rasulullah bersabda, “Jika seseorang dari kalian sedang shalat, maka jangan membiarkan seseorang lewat di depannya, dan hendaknya dia larang menurut kemampuannya, jika dia enggan, maka hendaknya diperanginya, karena sesungguhnya dia setan.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Makna dari kalimat dan hendaklah dia larang menurut kemampuannya adalah kita harus bisa melarang dan mencegah orang tersebut lewat di depan kita dengan cara yang bisa kita lakukan pada saat itu. Salah satu caranya adalah dengan cara merentangkan tangan ketika merasa ada seseorang mendekat dan akan berjalan di depan kita.

Selain itu, ada cara lain yang lebih baik dan tetap menjaga kekhusyukan yang dapat kita lakukan sebagai bentuk pencegahan orang lain lewat di depan kita. Cara tersebut adalah meletakkan sutrah di hadapan kita. Sutrah adalah pembatas yang sengaja kita letakkan di depan saat kita mendirikan sholat. Sutrah dapat berupa apa saja asalkan benda tersebut bersih dan terhindar dari najis. Sutrah yang biasanya kita jumpai berupa sajadah, buku, lemari, tas, tembok, tiang, dan sebagainya. Ketika kita sudah meletakkan sutrah tersebut di depan kita, maka tak mengapa orang lain lewat di belakang sutrah tersebut.

Rasulullah bersabda, “Jika seseorang di antara kalian telah meletakkan di depannya seperti kayu yang berada di ujung belakang pelana, maka hendaknya dia shalat dengan tidak usah menggubris setiap yang lewat di belakang (sutrah) tadi.“ (HR. Muslim)

Sedangkan dalam posisi sholat berjamaah, seorang imam juga harus meletakkan sutrah di hadapannya karena sutrah seorang imam akan menjadi sutrah bagi para makmumnya. Itulah sebabnya tak mengapa kita diperbolehkan mengisi shaf yang kosong (karena ada salah satu makmum yang batal wudhunya dan lain sebagainya)  di depan dan melewati makmum yang lain. Perkara ini termaktub dalam sebuah hadits yang artinya,

“Pada suatu hari aku datang dengan mengendarai keledai, pada waktu itu aku sudah dewasa. Ketika itu Rosulullah saw sedang shalat bersama para sahabat di Mina, kemudian aku lewat di depan shaf mereka, sedang keledainya aku biarkan makan, kemudian aku masuk ke dalam shof dan tidak ada satupun yang mengingkari perbuatanku tadi.” (HR. Muslim)

Permasalahan dilarangnya berjalan di depan orang yang sedang sholat juga perlu kita tanamkan kepada anak-anak yang belum paham. Seringkali kita menjumpai anak-anak asyik bermain dan berlarian di dalam masjid hingga tak sengaja lewat di depan orang yang sedang sholat. Anak kecil yang belum baligh dan belum memahami urgensi dilarangnya lewat di depan orang yang sholat, maka wajib diberitahu oleh orangtuanya. Orangtuanya bertanggung jawab penuh atas perilaku anak-anak. Jika orangtua tersebut tidak memberitahu dan mencegah anaknya untuk tidak lewat di depan orang yang sholat sedangkan orangtua tersebut tahu hukumnya, maka orangtua itulah yang mendapatkan dosanya.

Untuk menjaga sholat kita lebih khusyuk dan juga menjaga orang lain dari dosa yang besar karena melewati orang yang sedang sholat, sangat penting bagi kita mencari posisi yang tepat dan nyaman ketika hendak sholat di luar rumah. Misalnya ketika kita hendak sholat di masjid dan tidak dalam keadaan berjamaah, kita bisa memilik posisi sholat langsung berhadapan dengan tembok atau tiang. Tembok atau tiang tersebut akan menjadi sutrah bagi kita. Bisa saja ketika kita sedang sholat, kita lupa meletakkan sutrah di depan kita. Dengan memilih posisi sholat dekat dengan tembok atau tiang tersebut, kita sudah menolong orang lain dari ancaman dosa.

Rasulullah sendiri pun telah menjelaskan hal tersebut. Sholat yang kita dirikan bisa batal karena lewatnya tiga hal ini.Jika salah seorang dari kalian shalat, dan ia tidak menghadap sesuatu yang tingginya setinggi ujung pelana atau bagian tengah pelana, maka shalatnya bisa dibatalkan oleh anjing hitam, wanita, dan keledai” (HR. Tirmidzi).

Batalnya sholat seseorang karena lewatnya tiga hal ini dapat terjadi baik ketika orang tersebut menggunakan sutrah atau tidak. Ketika orang itu telah meletakkan sutrah di depannya lalu salah satu dari tiga hal ini lewat di antara dirinya dan sutrahnya, maka sholatnya tetap batal. Untuk itu Rasulullah menyarankan untuk mencari sutrah yang tingginya minimal setengah pelana.

Mengapa sholat dianggap batal ketika salah satu dari tiga hal tersebut lewat di hadapan kita? Mari kita coba mencari penyebabnya. Ketika seorang wanita yang lewat, mungkin saja dikhawatirkan sholatnya orang tersebut menjadi tidak khusyuk dan terganggu. Pencantuman wanita di sini yang dianggap sebagai salah satu hal yang dapat membatalkan sholat di dalam konteks hadits ini tidak bermaksud merendahkan kaum wanita. Namun lebih kepada upaya menjaga kedua belah pihak dari hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Juga, dengan adanya konteks hadits ini, secara tidak langsung memberitahukan kepada kita bahwa wanita sangat baik menjaga dirinya sendiri dengan tidak mendatangi sembarang tempat.

Ada perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai batal atau tidaknya apabila seorang wanita lewat di hadapan orang yang sedang sholat. Hal ini dikarenakan ada sebuah riwayat yang artinya, “Dari Urwah bin az-Zubair dia berkata, Aisyah berkata, “Apa yang memutuskan shalat?” Perawi berkata, “Kami menjawab, “Wanita dan keledai!” Kata Aisyah, “Apa wanita itu adalah hewan melata yang jelek?. Sungguh aku melihat diriku sendiri (sering) tidur melintang seperti jenazah di hadapan Rasulluah saw, ketika beliau sedang shalat.” (HR. Muslim)

Seperti yang dilansir dari laman republika.co.id   Asy-Syaukani mengatakan bahwa wanita yang lewat di depan laki-laki yang sedang shalat tidak sampai membatalkan shalatnya.

Kalau yang lewat adalah seekor anjing, dikhawatirkan air liur yang kerap menetes dari mulut hewan tersebut jatuh ke permukaan tempat orang itu akan bersujud atau bahkan air liur itu mengenai pakaiannya. Terakhir, mengapa lewatnya di hadapan orang yang sholat seekor keledai juga dapat membatalkan sholatnya?

Dalam berbagai surah di dalam Al-Qur’an, keledai sering disebut dan diceritakan sebagai bentuk metafor dari sifat bodoh dan berperilaku buruk. Nyatanya, keledai dikhawatirkan tidak langsung pergi ketika ada seseorang yang menghalaunya karena karakter hewan itu yang lebih bebal dari hewan lainnya. Selain itu, keledai juga mengeluarkan suara yang melengking sehingga cukup mengganggu. Wallahu A’lam bis Shawab

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL