fbpx

Anjuran Menjenguk Orang yang Tertimpa Musibah

Setiap dari kita pasti menginginkan kehidupan yang jauh dari berbagai musibah, seperti bencana alam, kecelakaan karena human eror, penyakit, hingga kematian. Namun Allah sendiri yang mengungkapkan bahwa Dia akan menguji menguji setiap manusia yang memiliki iman kepada kepadaNya. Ujian tersebut ditujukan untuk mengetahui seberapa kadar keimanan seseorang. Selain itu, Allah menurunkan musibah kepada seseorang juga sebagai bentuk teguran atas kelalaian seseorang. Melalui musibah yang Allah timpakan kepada seorang hambaNya, Dia berharap hambaNya ini menyadari semua kesalahannya dan berusaha kembali ke jalan yang Allah ridhoi.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun“. (QS. Al-Baqarah: 155-156)

Sebagai orang yang beriman terhadap Allah, kita wajib terus berprasangka baik kepada Allah atas segala musibah yang datang menerpa kita. Cukuplah meyakini bahwa di balik musibah ini, ada hikmah yang sangat indah yang ingin Allah ajarkan kepada kita. Bersabar dan ikhlas dalam setiap musibah yang Allah timpakan kepada kita merupakan cara terbaik dalam menyikapi dan menghadapi segala onak duri tersebut. Lalu, jangan lupa untuk terus mengintrospeksi diri sendiri apa yang telah ia lakukan sehingga Allah menurunkan musibah itu untuk kita. Ingat, bahwa setiap musibah yang menimpa kita selalu berawal dari diri sendiri.

Hal tersebut Allah jelaskan dalam surah Asy-Syuro ayat 30 yang artinya, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”

Lalu bagaimana sikap kita ketika melihat dan mengetahui bahwa saudara kita sedang Allah tertimpa musibah?

Orang yang sedang Allah uji dengan sebuah musibah, entah dalam bentuk apapun, mentalnya akan menurun dan bisa jadi imannya pun ikut merosot pula. Orang yang iman, kesadaran, akal sehat, dan mentalnya sedang terguncang akan sangat rentan oleh tipu daya dan hasutan syaitan. Oleh sebab itu, mereka sebenarnya memerlukan uluran tangan kita, baik berupa dukungan moral maupun material. Kehadiran kita di tengah musibah yang sedang ia alami akan membuat dirinya merasa dipedulikan dan diperhatikan. Semangatnya pun kembali naik karena merasa ia tak sendirian menghadapi semua permasalahan tersebut. Kita harus terus mendampinginya; berusaha selalu ada untuknya. Berikanlah kata-kata penyemangat dan selalu ingatkan dirinya bahwa Allah tak pernah lari dan melupakannya; ingatkan bahwa Allah selalu ada untuknya dan ajak ia perlahan-lahan mengintrospeksi dirinya sendiri agar ia lebih mampu bersikap sabar dan ikhlas atas semua yang terjadi dalam hidupnya.

Orang Muslim terhadap Muslim lainnya diibaratkan sebagai sebuah tubuh. Jika salah satu anggota tubuh yang sedang mengalami cedera, pasti anggota tubuh lainnya akan segera memberikan pertolongan dan berusaha mengobati cedera tersebut. Anggota tubuh lainnya pun juga akan turut merasakan sakitnya cedera tersebut. Begitupun dengan orang Muslim. Jika ia mendapati Muslim lainnya sedang tertimpa kemalangan, maka wajib baginya untuk berempati dan menolongnya dengan segera; berusaha meringankan beban yang dideritanya.

Menjenguk orang yang sedang tertimpa musibah merupakan bentuk kepedulian kita terhadap sesama yang sedang Allah kesusahan. Menjenguk orang yang sedang kesulitan merupakan kewajiban setiap Muslim atas Muslim lainnya. Rasulullah bersabda, “Kewajiban seorang muslim atas orang muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam, menjenguk orang yang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin.” (HR Bukhari-Muslim).

Namun, jangan sampai kita menjenguk mereka yang sedang tertimpa musibah hanya demi menggugurkan kewajiban semata. Jika niat kita hanya untuk hak tersebut, maka bisa jadi kita tidak bisa menghibur atau meringankan bebannya karena kita sendiri merasa sedikit terpaksa menjenguknya. Semangat dan dukungan yang harusnya kita tularkan kepada orang yang kita jenguk tak akan mampu dirasakan oleh mereka.

Jenguk dan tabahkanlah hati mereka yang kini sedang berduka. Menjenguk orang yang sedang berduka dengan niat meraih ridho Allah tak hanya dapat menghapus dan meringankan bebannya, tetapi juga akan mendatangkan bbanyak kebaikan bagi kita yang berempati menjenguknya.

Rasulullah bersabda, “Siapa yang membesuk orang sakit di pagi hari akan diiring oleh 70.000 malaikat, semuanya memohonkan ampun untuknya hingga sore hari, dan ia mendapat taman di jannah. Jika ia membesuknya di sore hari, ia akan diiring oleh 70 ribu malaikat yang semuanya memintakan ampun untuknya hingga pagi, dan ia mendapat taman di jannah.” (musnad ahmad)

Di akhirat nanti, Allah juga akan menagih kita atas kewajiban yang tak laksanakan tersebut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya pada hari kiamat Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‘Hai Anak Adam, Aku Sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku.’

Dia berkata. ‘Wahai Rabb-ku, bagaimana saya menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam?!’

Dia berfirman, ‘Tidak tahukah kamu bahwa hamba-Ku, fulan, sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya. Tidak tahukah kamu jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati Aku berada di sisi-Nya.’ (HR. Muslim)

Menjenguk orang yang sedang tertimpa musibah merupakan sebuah bentuk kebaikan dan kebaikan akan selalu pulang kepada tuannya. Ada banyak manfaat yang terkandung di dalam bentuk silaturahim ini yang dapat diraih oleh kedua belah pihak. Orang yang dijenguk akan merasa diperhatikan dan dicintai sehingga semangatnya akan kembali merekah tatkala ia mengetahui banyak orang yang berempati dan memedulikannya. Ia akan memiliki sugesti positif untuk lekas bangkit dari keterpurukannya.

Untuk itulah, orang yang akan menjenguk wajib mengetahui adab-adab ketika menjenguk orang yang tertimpa musibah. Jangan sampai kita kita ucapkan hanyalah kata-kata yang semakin membuat mental dan imannya terpuruk. Salah satu adab yang wajib kita miliki saat mengunjungi mereka adalah mendoakan agar keadaannya lekas membaik, menghiburnya dengan kalimat-kalimat yang menyenangkan, dan tidak menakut-nakutinya dengan musibah yang sedang ia alami.

Selanjutnya, manfaat  yang dapat diraih oleh kita yang menjenguknya adalah bisa mengambil hikmah dari musibah yang dialami oleh orang lain. Allah ingin hambaNya selalu berprasangka baik terhadapNya atas apapun yang Allah tetapkan atas mereka. Allah tak asal memberikan musibah kepada hambaNya, melainkan pasti selalu ada hikmah di balik semua itu. Tugas kitalah yang harus mencari apa hikmahnya dan wajib kita terapkan hikmah tersebut di dalam kehidupan kita sehari-hari agar Allah tidak timpakan musibah yang sama kepada kita.

Kemudian, menjenguk mereka yang sedang berkesudahan akan semakin mengeratkan ukhuwwah islamiyah antarsesama. Kita sebagai penjenguk berperan sebagai orang yang harus menyemangati dan mengembalikan semangat serta keimanan mereka. Orang yang sedang diuji Allah juga wajib berusaha bangkit dari keterpurukannya karena ia tak sendirian menghadapi semua ini. Kedua belah pihak harus saling bahu-membahu agar kondisi menyedihkan hati ini segera tertangani dnegan baik dan kembali seperti dahulu.

Menjenguk orang yang sedang Allah uji juga dapat melembutkan hati, mengikis kesombongan yang kerap bercokol di dalam hati, dan melatih diri untuk bisa berempati. Orang yang lembut hatinya tentu akan lebih mudah menerima kebaikan dan kebenaran di sekitarnya.  Selain itu, salah satu bentuk sikaturahim ini juga selalu ampuh untuk membuat kita selalu bersyukur atas keadaan kita saat ini. Hal ini tentunya akan membuat kita tersadar bahwa begitu banyak anugerah dan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita.

Di sisi lain, kewajiban untuk menjenguk mereka yang sedang tertimpa musibah dapat menunjukkan sisi kemanusiaan dari agama Islam apabila yang kita jenguk adalah orang non-muslim. Menjenguk mereka yang berbeda akidah dengan kita diperbolehkan sesuai dengan riwayat yang mengatakan,

Anas bin Malik meriwayatkan, ‘Bahwasanya ada seorang anak muda Yahudi yang pernah menjadi pembantu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia sakit, lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam datang menjenguknya. Kemudian beliau bersabda, ‘Masuklah Islam!” Maka dia pun masuk Islam.” (HR. Bukhari)

Sa’id bin Musayyib meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata, ‘Ketika Abu Thalib hendak dijemput kematian. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendatanginya seraya bersabda, ‘Ucapkanlah ‘Laa ilaaha illa Allah’ sebuah kalimat yang bisa aku jadikan sebagai hujjah untukmu di sisi Allah kelak.’ (HR. Bukhari)

***

Allah akan selalu menguji keimanan dan ketaqwaan kita. Entah melalui musibah ataupun lewat anugerah yang Allah berikan. Ujian tak dapat dielakkan dari kita karena ia satu paket dengan kehidupan yang Allah berikan; karena ujian adalah salah satu bukti bahwa Allah mencintai kita  Untuk itu, janganlah kita meminta kepada Allah untuk menghilangkan ujian dari hidup kita, tapi berdoalah agar Allah menguatkan fisik, mental, dan keimanan kita dalam ketika ujian tersebut menyapa. Allah akan mengabulkan doa kita tersebut, salah satunya dengan menghadirkan orang-orang yang akan menjenguk, menghibur, dan menyemangati kita ketika musibah itu sedang bertamu di kehidupan.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL