fbpx

Adab Menjenguk Orang yang Tertimpa Musibah

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau bersabda, ”Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim)

Islam sangat mengajarkan pemeluknya untuk saling mengasihi dan menyayangi dalam keadaan apapun. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Oleh karena itu, seorang Muslim memiliki hak yang harus dipenuhi oleh Muslim lainnya seperti yang telah Rasulullah jabarkan di dalam hadits tersebut. Dua di antara hak seorang Muslim terhadap saudara Muslim lainnya adalah berhak dijenguk apabila sakit dan berhak diurus dan diiringi jenazahnya apabila meninggal.

Dua hak yang disebutkan di akhir hadits tersebut ialah salah satu bentuk musibah. Tentunya, di dalam hak terkait dua perkara tersebut, terkandung kewajiban kita untuk memberikan bantuan, semangat, doa, dan mengembalikan harapan bagi mereka yang sedang dirundung kesulitan. Kehadiran kita di sisi mereka di titik terendah dalam hidupnya akan sangat berarti dan membawa dampak yang luar biasa. Mereka akan merasa bahwa mereka tidak sendirian menghadapi musibah ini. Semangat, keimanan, harapan, dan senyum kembali merekah di wajah dan hatinya.

Namun, ada beberapa adab yang harus kita perhatikan ketika sedang menjenguk mereka yang tertimpa musibah. Kalau kita lalai memperhatikan adab tersebut, alih-alih merasa tersemangati, mental dan iman mereka akan semakin menurun karena kehadiran dan sikap kita. Apa saja adab yang harus kita miliki dan tunjukkan saat menjenguk mereka?

  1. Mendoakannya

Sebuah doa yang kita panjatkan kepada Allah dalam rangka meminta kesembuhan atau kemudahan dalam menghadapi sebuah musibah akan melegakan hati saudara kita. Ajak pula mereka yang sedang diuji tersebut untuk berdoa bersama. Rasulullah mengajarkan kita sebuah doa yang bisa kita baca saat menjenguk orang yang sakit seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah RA adalah sebagai berikut,

 

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

(Allahumma rabban naas mudzhibal ba’si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illaa anta syifaa’an laa yughaadiru saqoman)

 

Artinya, “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan  rasa nyeri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Menyemangatinya

Saat menjenguk, ucapkanlah kata-kata positif yang dapat membangkitkan kembali semangatnya yang sempat padam. Berikanlah hiburan dan sampaikanlah bahwa setiap perkara yang membuat hati seorang Muslim sedih dapat menggugurkan dosanya.

Uni vnnt

Perkara ini Rasulullah contohkan dalam sebuah hadits yang artinya, Dari Ummu Al ‘Ala` ia berkata,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjengukku sementara aku sedang sakit. Kemudian beliau berkata: “Bergembiralah wahai Ummu Al ‘Ala`, karena sesungguhnya sakit seorang mukmin karena Allah menghilangkan dosa-dosanya sebagaimana api menghilangkan kotoran emas dan perak.”(HR Abu Daud)

 

  1. Memedulikannya

Menjenguk orang yang sedang tertimpa musibah jangan sampai kita lakukan hanya demi menggugurkan kewajiban semata, tetapi juga harus ikhlas dna melaksanakannya sepenuh hati. Jangan sampai orang yang kita jenguk malah merasa telah merepotkan kita karena kehadiran kita. Untuk menghindari hal tersebut, tunjukkanlah kepedulian kita terhadapnya dengan tulus. Rasulullah mejelaskan bagaimana cara kita menunjukkan kepedulian yang tulus kepada mereka dalam sebuah hadits yang artinya,

 

Dari Ibn Sinni Rasulullah bersabda,

“Di antara kesempurnaan menjenguk adalah engkau meletakkkan tangannya pada bagian tubuh orang yang sakit sambil bertanya,  “Bagaimana keadaanmu pagi ini? Atau bagaimana keadaanmu sore ini?

 

Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi duduk kita saat datang menjenguk. Rasulullah menjelaskan di mana beliau akan duduk ketika menjenguk orang sakit dalam sebuah hadits yang artinya, “Adalah nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika menjenguk orang sakit, beliau duduk di sisi kepalanya.” (HR. Bukhari)

 

Posisi duduk seperti yang Rasulullah ajarkan akan memberi kesan akrab antara yang menjenguk dengan yang sedang sakit. Orang yang dijenguk pun akan merasa aman dan nyaman dengan perlakuan yang menunjukkan kepedulian tersebut. Rasa aman dan nyaman tentunya akan membantu memulihkan keadaannya.

 

  1. Mengabulkan keinginannya

Bentuk lain untuk menunjukkan sikap peduli kita terhadap mereka adalah dengan menanyakan apa yang ia butuhkan dan mengabulkannya.  Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah. Pada kitab Sunan Ibn Majah menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah menjenguk seorang lelaki kemudian beliau bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu? Mau kue?” lelaki itu menjawab “Ya”. Rasul SAW pun mencarikan kue untuknya.

 

  1. Menasihatinya

Setelah kita mengajaknya mengobrol, mendoakannya, memenuhi keinginannya, ajaknya ia mengintrospeksi diri sendiri dan mengajaknya merenungi apa penyebab musibah ini terjadi. Allah memang sudah mengatakan bahwa setiap yang beriman kepada Allah akan diuji untuk mengetahui kadar keimanan seorang hamba. Namun, perlu kita pahami juga, bahwa setiapiap musibah yang datang di kehidupan merupakan buah dari perbuatan diri sendirilah. Bagaimana cara ornag tersebut menyikapi musibah itulah yang menjadi ujian baginya. Apakah ia akan menghadapinya dengan penuh kesabaran, ikhlas, dan memasrahkan serta mengembalikannya semua kepada Allah ataukah orang tersebut malah lari dari kenyataan dan mencari jalan pintas untuk menyelesaikan masalahnya.

 

Dalam surah Asy-Syura ayat 30, Allah berfirman,

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

 

Berangkat dari ayat ini, kita ajak mereka berdiskusi ringan dan santai untuk merenungi apa kesalahannya sehingga musibah itu Allah turunkan kepadanya. Lalu kita ajak mereka berdamai dengan keadaan dengan memaafkan dirinya sendiri dan orang. Setelah itu baru kita ajak untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin menjadi penyebab musibah tersebut.

 

Tuntutlah mereka dengan bahasa yang sangat halus agar tidak memberi kesan bahwa mereka sedang dihakimi. Ajaklah mereka dengan lemah lembut seolah kita akan terus ada di sisinya mendampingi di masa sulitnya itu.

 

  1. Melarangnya Mengharap Kematian

“Wahai paman! Janganlah engkau mengharap kematian. Sebab bila selama ini engkau berbuat baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, maka itu adalah kebaikan yang ditambahkan kepada kebaikanmu dulu, dan itu baik bagimu. Bila selama ini engkau berbuat tidak baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, lalu engkau diberi kesempa- tan untuk bertaubat dari kesalahanmu, maka itu pun baik pula bagimu. Maka janganlah engkau mengharap kematian.” (HR. Ahmad dan Hakim)

 

Orang yang sedang tertimpa musibah, biasanya mental dan keimanannya sedang menurun sehingga syaitan mudah menghasutnya dengan pikiran-pikiran buruk, seperti ajakan untuk mengakhiri hidupnya. Tentu ini akan sangat berbahaya bila dalam kondisi yang sedang kemah tersebut, mereka kita biarkan sendirian tanpa didampingi oleh orang yang bisa mengembalikan akal sehatnya.

 

Sampaikanlah bahwa ujian ini semata-mata hanya untuk menaikkan derajatnya di hadapan Allah bila mereka berhasil menghadapinya. Sampaikanlah pula hal-hal yang menggembirakan apabila semua kesulitan ini akan Allah ganti dengan dihapuskannya dosa-dosanya.

 

  1. Membawa Buah Tangan

Rasulullah bersabda, “Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

 

Buah tangan yang dibawa oleh kita akan sangat membuat hati mereka bahagia dan senang karena ia bisa mencicipi makanan atau sesuatu yang tidak biasanya ia makan selama menghadapi ujian ini. Biasanya orang yang sedang tertimpa musibah, nafsu makannya pun menurun. Diharapkan, dengan membawa buah tangan, apalagi berupa makanan, minuman, atau obat-obatan, dapat menumbuhkan kembali nafsu makan mereka dan meningkatkan imunitas tubuhnya.

 

  1. Perhatikan Waktu Berkunjung

Berkunjunglah di waktu-waktu yang sekiranya tidak digunakan untuk mereka beristirahat. Tujuan dari menjenguk seseorang adalah untuk meringankan beban di hati. Jangan sampai kehadiran kita malah membuatnya tidak nyaman karena berkunjung di waktu yang tidak tepat. Sebelum berkunjung, baiknya kita bertanya kepada keluarga yang mengurusnya, kapan waktu yang tepat untuk berkunjung.

 

  1. Jangan Terlalu Lama

Asy-Sya’bi mengatakan, ‘Kunjungan orang dungu lebih berat dirasakan oleh keluarga si sakit daripada sakitnya salah seorang angota keluarga mereka. Yaitu, orang yang datang menjenguk pada waktu yang tidak tepat dan duduk terlalu lama.’ (lihat At-Tamhid, Ibnu Abdil Bar, 24/277)

 

Kita harus tahu diri ketika menjenguk seseorang. Jangan sampai merepotkan dan menyusahkan tuan rumah lantaran kita terlalu lama berkunjung. Hargai mereka yang juga ingin istirahat setelah letih mengurus anggota keluarganya yang sakit itu. Namun, bila yang sakit ingin dijenguk lebih lama dan lebih sering, maka turutilah keinginannya itu karena menuruti keinginan orang yang sedang mendapat musibah termasuk ke dalam sunah Rasulullah.

 

  1. Dilarang menakutinya

Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk memberikan informasi tentang apapun yang ia ketahui. Namun, sifat ini harus kita batasi terlebih-lebih ketika sedang menjenguk seseorang. Jangan sampai kita menceritakan keadaan orang lain yang mendapat musibah yang sama tapi berakhir tragis. Seperti menceritakan seseorang yang menderita penyakit yang sama dan akhirnya ia menyerah dengan penyakitnya itu atau meninggal.

 

Mengatakan hal demikian kepada mereka, sama saja dengan sengaja membuat mereka lebih lama menderita. Perasaan orang yang sedang tertimpa musibah sangatlah sensitif. Jadi, tolong jaga perasaan mereka dengan cara hanya berbicara yang baik dan bisa menggugah semangatnya lagi.

***

Itulah adab-adab yang harus kita kuasai ketika hendak menjenguk mereka yang sednag dirundung nestapa. Sadarilah bahwa lewat kehadiran kita, mereka membutuhkan rasa aman, nyaman, dan ketenangan. Jiwa raganya sudah letih berjibaku dengan segala onak duri. Sudah sepatutnya ia mengharapkan sesuatu yang bisa meringankan beban di hatinya. Dan kitalah orang tersebut! Jadikanlah kehadiran kita sebagai sumber semangatnya. Jadikanlah kehadiran kita sebagai bahan bakar pencetus gairah hidupnya yang sempat padam. Jadikanlah kehadiran kita sebagai perantara Allah untuk menolongnya.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL