fbpx

Penyebab Sempitnya Hati

 

Salah satu ciri orang yang bahagia adalah memiliki kelapangan hati. Hati yang lapang tak serta merta tercipta dengan sendirinya. Hati harus dirawat, dididik, dicintai, dan diberi perhatian agar ia tidak melemah.  Orang yang hatinya lapang akan mudah mengatasi berbagai masalah yang menderanya. Tak peduli sesering apa ia diterpa musibah yang hendak merobohkannya, ia tetap tegar, kuat, dan selamat dari ujiannya tersebut. Ia bisa sekokoh itu karena di dalam hatinya telah bercokol dengan teramat kuat iman terhadap Allah. Baginya, setiap onak duri yang menghadangnya hanyalah cara Allah membuatnya naik ke level selanjutnya. Ia tak gentar sedikit pun karena ia sadar bahwa Allah yang Maha Besar berada terus di sisinya; membersamainya menjalani hari-hari beratnya; mengabulkan setiap doa yang di panjatkan kepadaNya. Pada akhirnya, keikhlasan atas segala kesedihan yang menghinggapinya itulah yang membuatnya lapang dalam menjalani hidup; sepahit apapun.

Namun, tak semua orang mampu seperti itu. Ada kalanya hati seseorang melemah beriringan dengan menurunnya kadar keimanan dalam dirinya. Hatinya menjadi terlalu sempit untuk dapat meresapi apa makna dari sebuah musibah yang sekadar mampir dalam kehidupannya. Orang itu merajuk; mengira bahwa dirinyalah yang ditakdirkan menjadi manusia paling sial karena terhalang oleh secuil masalah. Ia tak ingat bahwa Allah Maha Besar dan masalah yang ia hadapi hanyalah kerikil kecil kalau ia mau mengadukannya kepada Allah.

Lalu syaitan tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Ia merangsek masuk ke dalam jiwa orang yang sedang sempit hatinya itu. Ia ambil alih pikiran, jiwa, dan hawa nafsunya. Maka jadilah, orang itu telah dikuasai oleh syaitan. Segala tindak tanduk dan ucapannya dikendalikan syaitan. Penyakit hati mulai menggerogoti jiwanya; dengki, iri, sombong, riya’, pendendam, pemarah, pemaksa; semua menyatu di dalam hatinya. Ya. Orang itu telah kalah; ia menyerah; ia bertekuk lutut di hadapan luka.

Demikian dahsyatnya akibat dari hati yang sempit; sebuah kondisi yang sangat tidak mengenakkan bagi penderita. Sebagai umat Islam sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa saja penyebab hati yang sempit. Apa saja penyebabnya?

Membiasakan Perbuatan Keji

Rasulullah saw. Bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertobat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang dinamakan ar raan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (Al Muthoffifin 14), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka” (HR Tirmidzi)

Perbuatan dosa yang pada awalnya tidak sengaja kita lakukan, apabila kita tidak segera bertaubat dan benar-benar menjauhinya, maka perbuatan tercela lambat laun akan menjadi kebiasaan untuk kita. Entah itu dosa yang kecil atau dosa besar, keduanya ampuh menghanguskan semua tabungan pahala kita. Untuk itu, wajib menjaga sholat kita, baik sholat wajib maupun sunah karena sholat merupakan amalan yang mampu menjaga kita dari perbuatan keji.

Makan Makanan yang Zatnya dan Sumbernya Haram

Suatu ketika Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah saw, ”Wahai Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah saw. Menjawab, ”Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan” (HR. At Thabrani).

Berdoa merupakan sebuah amalan yang sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian dari orang yang berdoa. Tubuh, pakaian, tempat berdoa (sholat) semua harus bersih. Untuk itu ketika kita hendak sholat (esensi dari sholat adalah berdoa) wajib hukumnya untuk menyucikan diri terlebih dahulu dengan berwudhu atau tayamum. Juga, kita harus mengenakan pakaian bersih dan terbaik saat sholat. Nah, bagaimana akan jika kita sudah memperhatikan segala aspek kebersihan tersebut namun di dalam diri kita mengalir sesuatu yang asalnya dari zat yang haram? Apakah Allah akan mengabulkan doa kita di saat di dalam tubuh ini mengalir sesuatu yang haram? Tentu tidak, bukan?

Orang yang gemar memakan makanan haram akan terus tertolak doa-doanya. Lalu ia merasa bahwa doanya tidak dikabulkan karena Allah tidak lagi memperhatikannya. Nadzubillah min dzalik. Padahal  penyebab doanya tak dikabulkan adalah dirinya sendiri yang tidak memperhatikan apa yang dimakannya. Lalu, ia pun berputus asa dari rahmat Allah  dan mencari jalan keluar yang singkat yang tidak dibenarkan dalam agama Islam.

Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah saw. Bersabda, ”Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, ’Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!’ Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (HR. Muslim).

Melakukan Kemusyrikan

Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar” (QS. Lukman 13).

Musyrik merupakan perbuatan yang amat tercela karena orang yang melakukannya mempercayai adanya kekuatan selain kekuatan Allah.  Perbuatan syirik bisa berupa mempercayai jimat, ramalan, zodiak, dan sebagainya.

Rasa Dendam dan Dengki

“Jauhilah hasad (dengki), karena hasad akan menghanguskan kebaikan-kebaikan sebagaimana api menghanguskan kayu bakar.” (HR Abu Dawud)

Sumber kedua penyakit ini adalah ketidakmampuan seseorang untuk ikhlas menerima apa yang telah Allah takdirkan kepadanya. Juga, orang ini tidak bisa melihat lebih jauh apa maksud Allah memberikan ujian kepadanya.

Akibatnya ia mendendam sulit memaafkan orang lain yang pernah menggores luka di hatinya. Ia tak sanggup berpikir bahwa bisa jadi orang tersebut melukai hatinya karena perilaku dirinya sendiri. Atau di kasus lain ia dengki dan iri melihat orang lain bahagia di saat dirinya sendiri kesulitan membuat dirinya bahagia.

Ya. Bahagia itu kita sendiri yang menciptakannya. Jangan menunggu orang lain untuk membahagiakan kita karena tingkat kebahagiaan orang lain itu berbeda. Kitalah yang paling tahu apa yang membuat kita bahagia. Orang yang hatinya sempit berarti ia tak mengenali dirinya sendiri sehingga ia tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk membahagiakan dirinya sendiri.

Munafik

Rasulullah bersabda dalam haditsnya, “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat” (HR Bukhari).

Orang yang munafik lebih berbahaya dari musuh biasa karena ia terlihat sebagaimana orang yang beriman pada umumnya. Kehadirannya sangat merugikan orang lain di sekitarnya yang menaruh kepercayaan padanya.

Itulah beberapa penyebab hati menjadi sempit. Kalau dilihat, penyebab hati sempit yang telah dibahas di atas disebabkan oleh kurangnya iman kepada Allah. Ketika hati kita sudah menyempit,  tidak ada jalan lain yang dapat kita tempuh selain kembali ke dalam naungan Allah.

Memohon ampunan adalah cara pertama yang harus kita lakukan. Bertaubatlah kepada Allah dengan sebaik-baiknya taubat. Setelah itu kita introspeksi diri sendiri penyebab sempitnya hati kita dan menurunnya kualitas iman dalam hati. Setelah tau penyebabnya, maka hindarilah kegiatan atau hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke jurang kenistaan itu. Kita ubah gaya dan aktivitas hidup sehari-hari. Mulailah mencari teman yang dapat membawa kita ke arah yang lebih baik dan seringlah mendatangi majelis ilmu. Hal yang terpenting dari usaha kita untuk kembali ke jalan yang Allah ridhoi adalah niat yang tulus, tekad yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik, dan jadikan Allah sebagai tujuan utama dalam hidup. Semoga hati kita selalu dalam lapang agar dapat dengan ikhlas menerima segala takdir yang telah Allah tetapkan atas kita. Aamiin aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL