fbpx

Keutamaan Berdo’a di Hari Jum’at

 

Islam tidak mengenal konsep hari baik atau hari sial, semua hari adalah baik karena hari (waktu) merupakan salah satu bentuk anugerah Allah kepada hambaNya yang harus digunakan untuk berbuat baik. Namun demikian, kita semua sudah tahu bukan bahwa hari Jum’at merupakan penghulu hari?

Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits yang bunyinya seperti ini,Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata: ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?’ Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)

Mengapa hari Jum’at menjadi hari istimewa bagi umat Islam? Rasulullah menjelaskan hal tersebut dalam sebuah hadits yang berbunyi,

“Sebaik-baik hari di mana matahari terbit di saat itu adalah Hari Jumat. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari surga. Dan hari kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR. Abu Hurairah)

Ternyata banyak peristiwa baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kelak di hari Jum’at. Dengan keistimewaan yang tidak didapati di hari lain ini, Rasulullah telah mengajarkan kita untuk melakukan amalan tertentu yang pahalanya pun sangat istimewa, salah satunya adalah berdoa di hari Jum’at.

Berdoa merupakan sebuah ibadah, bentuk pengakuan seorang hamba terhadap kekuasaan Allah. Seorang hamba yang berdoa kepada Allah berarti ia meyakini dan mengakui bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Zat yang mampu mengabulkan dan memberikan semua permohonannya. Sebaliknya, orang yang enggan bahkan tak mau berdoa memohon kepada Allah merupakan orang sombong yang merasa mampu menggelar semua kehidupannya tanpa campur tangan Allah dan orang yang seperti ini sangatlah dibenci oleh Allah.

Allah sangat menyukai hambaNya yang berdoa; memohon dan meminta hanya kepadaNya. Semakin hambaNya berdoa dan meminta, semakin Allah mencintai hamba tersebut. Namun, Allah-lah yang berhak menentukan kapan doa-doa hambaNya akan dikabulkan. Hal ini dikarenakan Allah-lah yang Maha Tahu tentang apa yang terbaik bagi hambaNya. Doa-doa yang kita panjatkan ke Allah ada yang langsung Allah kabulkan, ada juga yang Allah ganti dengan perkara lain yang tentu lebih baik dari yang kita minta. Ada juga yang tidak Allah kabulkan namun Allah simpan sebagai gabungan hamba tersebut di akhirat. Untuk itu, sebagai hamba yang wajib berikhtiar, kita harus tau bagaimana adab, cara, dan waktu mustajab untuk berdoa sebagai salah satu usaha kita untuk merayu Allah mengabulkan doa kita.

Salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah di hari Jum’at. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Di hari Jumat terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas dia memanjatkan suatu doa pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang dia minta.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya)

Dari redaksi hadits tersebut kita mengetahui bahwa di setiap hari Jum’at ada dua waktu di mana dia kita tidak tertolak. Pertama, ketika  antara duduknya imam sampai selesainya salat Jumat. Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari. Ia berkata, “Abdullah bin Umar bertanya padaku, ‘Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu mustajabnya doa di hari Jumat?” Abu Burdah menjawab, “Iya betul, aku pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan shalat Jumat.” (HR. Muslim dan Abu Daud)

Kedua ialah ketika waktu ashar tiba.  Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari jumat ada 12 jam. Diantaranya ada satu waktu, apabila ada seorang muslim yang memohon kepada Allah di waktu itu, niscaya akan Allah berikan. Carilah waktu itu di penghujung hari setelah ashar.” (HR. Abu Daud dan An-Nasai)

Dengan adanya dua waktu istimewa tersebut, semestinya kita bersemangat menyambut hari Jum’at dengan berbagai persiapan yang juga Rasulullah ajarkan. Persiapan tersebut berkaitan dengan adab berdoa yang semakin membuktikan bahwa kita bersungguh-sungguh merayu Allah agar mengabulkan segala permohonan kita. Adab tersebut adalah mandi dan membersihkan diri, memakai pakaian terbaik (ingat ya.. terbaik bukan berarti harus baru) dan wangi, serta memotong kuku. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah yang berbunyi, Salman Al Farisi berkata, Rasulullah SAW bersabda:

Barang siapa yang mandi pada hari Jum’at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi di antara dua orang untuk dilewatinya, kemudian salat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum’at”. (HR. Bukhari).

Selain amalan yang berkaitan dengan membersihkan diri tersebut, ada juga amalan yang harus kita lakukan di hari Jum’at, seperti memperbanyak sholawat dan zikir, membaca surah Al-Kahfi, As-Sajadah, Al-Insan, dan Yasin serta menyegerakan pergi ke masjid dan memperbanyak sedekah.

Satu hal yang perlu diingat, bahwa semua amalan istimewa di hari Jum’at tersebut jangan sampai hanya kita lakukan di hari Jum’at saja atau mengkhususkan diri hanya beribadah di hari Jum’at saja. Semua amalan tersebut juga sangat boleh dikerjakan di hari lain selain Jum’at.

Nah, sekarang bagaimana Pembaca yang Budiman, apakah kita masih mau melewatkan begitu saja kesempatan emas di hari Jum’at? Atau segera mengatur ulang jadwal kita di hari Jum’at demi mendapatkan keutaman-keutamaan tersebut? Tentu pilihan ada di tangan Anda dan mengubah apa yang sudah terjadwal tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, jika tekad kita sudah bulat untuk mengejar keistimewaan hari Jum’at, bukankah bagi Allah untuk menolong hambaNya yang bersungguh-sungguh?

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL