fbpx

Jangan Lupakan Orang Tua Mu

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (Q.S. Luqman: 14)

Sepanjang perjalanan hidup seorang manusia, seberuntung apapun seorang manusia, tidak akan pernah bisa lepas dari peran orangtua dalam hidupnya. Orangtua adalah mereka yang menerima kondisi anaknya dalam keadaan apapun. Cinta dan kasih sayang mereka tak berbatas waktu. Mereka tak perlu rupa tampan atau cantik untuk terus menyayangi anak-anaknya. Sepasang kekasih inilah yang selalu rela berkorban apapun demi menciptakan senyum di wajah anaknya. Adakah cinta kasih dari orang lain melebihi cinta kasih orangtua kepada anaknya?

Atas semua limpahan kasih sayang dan perhatian yang seorang anak dapatkan dari orangtuanya, sudah sepatut dan wajib baginya berterima kasih kepada orangtuanya tersebut. Bagaimana cara seorang anak berterima kasih kepada orangtuanya? Apakah hanya cukup dengan sekadar ucapkan terima kasih saja? Tentu tidak. Tidak orangtua yang tega menagih, menuntut, dan meminta semua yang telah mereka berikan kepada buah hatinya untuk diganti oleh anaknya. Bagi mereka, bisa melihat dan menyaksikan naknya bisa hidup layak dan hidup lurus di jalan Allah sudah sangat membahagiakan mereka. Namun, sebagai anak tentunya kita ingin mempersembahkan yang terbaik untuk keduanya sebagai bakti kita kepada mereka meskipun tak bisa sedikit pun kita kengganti apa yang telah orangtua berikan.

Bagaimana cara kita sebagai anak membahagiakan dan berbakti kepada orangtua?

Selalu Mengutamakan Kepentingan Orangtua

Untuk bisa istiqomah melaksanakan hal ini, kita harus tanamkan dalam benak kita bahwa dahulu orangtua selalu mengutamakan kebutuhan anaknya terlebih dahulu. Tak jarang orangtua selalu mengalah demi tercukupinya semua kebutuhan anaknya. Apakah orangtua kita sedih merelakan banyak hal yang mereka senangi demi anaknya? Tentu tidak karena bagi orangtua kebahagiaan anaknya lebih utama dan mereka senang dan lega telah membahagiakan anaknya.

Mendoakan Kebaikan Bagi Orangtua

Salah satu kebahagiaan dan keberhasilan orangtua dalam mendidik anak adalah apabila anak tersebut menjadi anak yang sholeh/Sholehah; yang hidup lurus di koridor agama Islam. Mengapa demikian? Dalam sebuah hadits, Rasulullah menjelaskan tentang hal in, “Apabila manusia mati maka amalnya terputus kecuali karena tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan orang tuanya. (HR. Ahmad)

Bagaimana kriteria anak Sholeh yang doanya akan Allah kabulkan?

Dalam kitab Aunul Ma’bud, Syarh Sunan Abi Daud menyebutkan dua kriteria anak Sholeh berdasarkan hadits. Pertama, anak soleh adalah anak muslim yang menjalan kewajiban agama dan menjauhi dosa besar. Kedua, anak Sholeh adalah anak yang mukmin.

Menaati Orangtua

Seorang anak wajib menaati perintah orangtua sebagaimana wajibnya orangtua menasihati dan mengajarkan kebaikan kepada anaknya. Biar bagaimanapun juga, orangtua memiliki pengalaman hidup dan ilmu yang lebih tinggi daripada anaknya. Sekalipun di depan dan belakang nama kita berderet gelar akademik, ijazah sekolah kita berasal dari berbagai lembaga pendidikan terkemuka, wajib hukumnya bagi kita menaati perintah orangtua yang bisa jadi secara pendidikan lebih rendah dari kita. Jangan sampai pendidikan tinggi yang kita dapatkan kita gunakan untuk menolak dan merasa lebih pintar dari orangtua.

Namun, Rasulullah memberikan batasan terhadap seberapa jauh kita harus menaati kedua orangtua. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menjelaskan batasan tersebut yang artinya, “Tidak ada ketaatan dalam mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu ada hanya di dalam melakukan kebaikan.” (HR. Bukhari)

Lalu bagaimana adab ketika kita hendak menolak menaati perintah orangtua yang menyimpang dari koridor agama? Wajib bagi kita untuk menolaknya dengan bahasa yang sangat lemah lembut, sopan dan penuh hormat terhadap orangtua. Cara yang sangat halus dalam menolak keinginan orangtua yang telah melenceng dari ketentuan agama ini sangat perlu kita lakukan demi menjaga perasaan orangtua. Demikian pula halnya jika kita hendak menasihati orangtua yang sekiranya telah melenceng dari rambu-rambu agama.

Bagaimana hukumnya menaati perintah orangtua yang berbeda agama dengan kita?

Sama seperti tadi. Meskipun kita berbeda agama dengan kedua orangtua, wajib bagi kita untuk menaati, menghormati, dan menyayangi mereka. Kepada keduanya, kita harus bertutur kata yang lemah lembut, baik, sopan, halus. Juga, kita terus melimpahkan perhatian dan kasih sayang kepada keduanya. Dengan demikian, orangtua yang masih berbeda agama dengan kita akan melihat nilai-nilai ajaran agama Islam dalam diri kita yang selalu berperilaku lemah lembut kepada orangtua.

Merawat Orangtua

” Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya sudah renta atau salah seorang dari keduanya namun tidak dapat membuatnya masuk surga.” (HR. Muslim)

Seiring dengan bertumbuhnya seorang anak menjadi dewasa, orangtua juga akan menua. Dulu, ketika kita masih kecil, segala urusan dan kebutuhan hidup kita dicukupi dan diurus oleh kedua orangtua karena kita belum mampu melakukannya. Sekarang, ketika kita sudah dewasa, giliran kita mengurus semua kebutuhan orangtua kita karena mereka sudah menua dan tentu tak cukup kuat seperti dahulu.

Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi seperti yang Rasulullah katakan dalam hadits tersebut; merugi karena melalaikan orangtua.

Menjaga Nama Baik Orangtua

Anak adalah cerminan orangtua dan orangtua adalah cerminan anak. Pepatah itu bagai dua mata koin yang tidak bisa dipisahkan. Memang seperti itu kenyataannya. Bukankah kita tidak asing lagi dengan fenomena dalam masyarakat apabila ada seorang anak yang perilakunya buruk langsung disangkutpautkan kepada orangtuanya dengan pertanyaan, “Orangtuanya ke mana? Angga diajarin sama orangtuanya ya?”

Untuk itulah kita harus menjaga nama baik keduanya dengan cara terus dan selalu menanamkan norma-norma kebaikan dalam diri kita. Terus berbuat baik, bertutur kata yang halus kepada semua orang. Senantiasa mengamalkan ajaran agama serta nasihat orang tua tentunya akan membanggakan serta mengharumkan nama orangtua di masyarakat luas.

Mencari Ridho Orangtua

“Ridho Allah itu tergantung ridho kedua orang tua dan murka Allah juga tergantung kepada murka kedua orangtua.” (HR. Tirmidzi).

Ridho atau restu orang tua sangat kita perlukan dalam menjalani kehidupan atau menetapkan sebuau keputusan. Restu orangtua dapat memberi kelancara dan keberkahan dalam setiap keputusan yang kita ambil karena di dalam ridho orangtua tersebut terdapat ridho Allah.

Untuk mendapatkan ridho atau restu dari orangtua, kita sebagai anak haruslah terus mengusahakan yang terbaik dan menyenangkan hati orangtua. Jangan sampai kita menjadi anak durhaka yang menggores dan melukai hati keduanya dengan perilaku atau ucapan kita.  Ingat, perkataan orangtua adalah doa yang langsung naik diijabah tanpa hijab. Oleh karena itulah, kita harus benar-benar menjaga hati orangtua agar apa yang terucap untuk kita berupa untaian doa.

Bagaimana Jika Orangtua Sudah Meninggal?

Selain mengirim doa untuk orangtua yang sudah meninggal, kita bisa mengirimkan banyak pahala untuk keduanya dengan cara bersedekah atas nama orangtua. Amalan ini sesuai dengan hadits Rasulullah yang artinya,

“Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma: Bahwasanya
Sa’ad bin ‘Ubadah –saudara Bani Sa’idah– ditinggal mati oleh ibunya, sedangkan ia tidak berada bersamanya, maka ia bertanya, “Wahai Rasûlullâh! Sesungguhnya ibuku meninggal dunia, dan aku sedang tidak bersamanya. Apakah bermanfaat baginya apabila aku menyedekahkan sesuatu atas namanya?” Beliau menjawab, “Ya.” Dia berkata, “Sesungguhnya aku menjadikan engkau saksi bahwa kebun(ku) yang berbuah itu menjadi sedekah atas nama ibuku.” (HR. Bukhari)

Nah, dari beberapa amalan tersebut, manakah yang belum kita persembahkan kepada orangtua?

Penulis,
DHQ

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL