Hukum sholat dan doa pada malam nisfu sya’ban
Terdapat banyak riwayat terkait keutamaan nisfu Sya’ban antara lain :
Hadits Pertama:
قال ابن ماجة ÙÙŠ سننه: ØØ¯Ø«Ù†Ø§ Ø§Ù„ØØ³Ù† بن عليّ الخلاّل: ØØ¯Ù‘ثنا عبد الرزاق أنبأنا ابن أبي سبرةَ ØŒ عن إبراهيم بن Ù…ØÙ…د، عن معاويةَ بن٠عبد٠الله بن Ø¬Ø¹ÙØ±ØŒ عن أبيه، عن علي٠بن أبي طالب قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا كانت ليلة٠النص٠من شعبان، Ùقوموا ليلها وصوموا نهارها. ÙØ¥Ù†Ù‘ الله ينْزل٠Ùيها لغروب الشمس إلى سماء الدنيا Ùيقول: ألا Ù…ÙÙ† Ù…Ø³ØªØºÙØ±Ù لي ÙØ£ØºÙرَ له ألا مسترْزÙÙ‚ÙŒ ÙØ£Ø±Ù’زÙÙ‚ÙŽÙ‡ ألا مبتلى ÙØ£Ø¹Ø§ÙÙŠÙŽÙ‡ ألا كذا، ألا كذا، ألا كذا، ØØªÙ‰ يطلعَ Ø§Ù„ÙØ¬Ø±Ù .”
Berkata Ibnu Majah: Haddatsana (telah menyampaikan hadits kepada kami) Hasan ibn Ali al Khallal, haddatsana Abdurrazaq, haddatsana Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim ibn Muhammad, dari Muawiyah ibn Abdillah ibn Ja’far, dari ayahnya, dari ali ibn Abi Thalib, Rasulullah Saw. bersabda: “jika datang malam nisfu Sya’ban, maka bangunlah pada malamnya dan berpuasalah pada siangnya, maka sesunggguhnya Allah turun pada malam itu sejak terbenam matahari ke langit dunia lalu berfirman: adakah yang meminta ampun kepadaku maka akan aku ampuni, adakah yang minta rizki kepadaku maka akan aku karuniai rizki, adakah yang mendapat bala’ maka aku akan selamatkan ia, adakah begini, adakah begitu, hingga terbit fajar.”
Hadits Kedua :
قال ابن ماجه: ØØ¯Ø«Ù†Ø§ عَبْدَة٠بْن٠عبد٠الله Ø§Ù„Ø®ÙØ²Ø§Ø¹Ùيّ٠و Ù…ØÙ…د٠بن٠عبد٠المَلÙÙƒÙ ØŒ أبو بكر قالا : ثنا يزيد٠بن٠هارونَ : أنبأنا ØÙŽØ¬Ø§Ø¬ÙŒ عن ÙŠØÙŠÙ‰ بن٠أبي كثير عن عروة عن عائشة قالت : Ùَقدْت٠النبيَّ صلى الله عليه وسلم ذات Ù„ÙŠÙ„Ø©Ù ÙØ®Ø±Ø¬Ù’ت٠أطلبÙÙ‡ ÙØ¥Ø°Ø§ هو بالبقيع، Ø±Ø§ÙØ¹ÙŒ رأسَه إلى السماء. Ùقال ” يا عائشة٠أكنت تخاÙين أن ÙŠØÙŠÙ الله عليك ورسولÙه؟” قالت ØŒ قدْ قلتÙ: وما بي ذالك. ولكنيّ٠ظننْت أنك أتيتَ بعضَ نسائÙÙƒ. Ùقال: ” إن الله تعالى ينزل ليلةَ النص٠من شعبانَ إلى السماء الدنيا ÙÙŠØºÙØ± لأكثر من عدد شَعَر٠غَنَم٠الكلب٠.”
Berkata Ibnu Majah: Haddatsana (telah menyampaikan hadits kepada kami) Abdah ibn Abdullah al Khuza’i dan Muhammad ibn Abdul Malik Abubakar, keduanya berkata: haddatsana Yazid ibn Harun, anba-ana (telah memberitahukan kepada kami) Hajjaj, dari Yahya ibn Abi Katsir, dari Urwah, ari Aisyah,beliau berkata: “saya kehilangan Rasulullah Saw. suatu malam, maka akupun keluar mencarinya, tiba-tiba beliau ada di Baqi’, mengangkat kepalanya ke langit lalu berkata: “apakah engkau khawatir Allah memisahkan dirimu dari RasulNya? Lalu Aisyah menjawab: “tadinya saya mau mengatakan itu, namun apa salahnya? Namun saya mengira, engkau telah mendatangi sebagian isteri-isterimu”, lalu Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT. turun pada malam nisfu Sya’ban ke langit dunia, maka Ia mengampuni lebih dari jumlah bulu kambing (Bani) Kalib.”
Hadits Ketiga:
قال ابن ماجه :ØØ¯Ù‘ثنا راشد٠ابن٠سعيد٠بن٠راشد٠الرّمليّ٠، ØØ¯Ù‘ثنا الوليد٠عن ابن٠لَهÙيْعَةَ عن الضَّØÙ‘َاك٠بن٠أَيْمنَ عن الضَّØÙ‘َاك٠بن عبد الرّØÙ…Ù† Ø¨Ù†Ù Ø¹ÙŽØ±Ù’Ø²ÙŽØ¨ÙØŒ عن أبي موسى الأشعريّ عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إنّ اللهَ Ù„ÙŽÙŠÙŽØ·Ù‘Ù„ÙØ¹Ù ÙÙŠ ليلة النص٠من شعبان ÙÙŠØºÙØ± لجميع خَلْقÙه٠إلاّ لمشْرك٠أو Ù…ÙØ´ÙŽØ§ØÙÙ†Ù..
Berkata Ibnu Majah: Haddatsana Rasyid Ibn Said ibn Rasyid Arramli, haddatsana al walid, dari Ibnu Luhai’ah, dari al Dhahhak ibn Aiman, dari al Dhahhak ibn Abdirrahman ibn ‘Azrab, dari Abu Musa al Asy’ari, dari Rasulullah SAW., beliau bersabda: “sesungguhnya Allah SWT. melihat pada malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua makhluknya (manusia) kecuali orang yang musyrik dan pendendam. [5]
Hadits ke-4
قال ابن ØØ¨Ø§Ù†: أخبرنا Ù…ØÙ…د٠بن٠العاÙÙŠ العابد Ø¨ÙØµÙŽÙŠÙ’دَا وابن قتيبة وغيره. قالوا: ØØ¯Ù‘ثنا هشام بن٠خالد الأزرق، قال: ØØ¯Ù‘ثنا أبو Ø®Ùليد عتبة٠بن٠ØÙ…ّاد، عن الأوزاعي، وابن ثوبان عن أبيه عن مكØÙˆÙ„ عن مالك بن٠يخامر عن معاذ بن جبل عن النبيّ صلى الله عليه وسلم قال: يطّلع الله إلى خلقه ÙÙŠ ليلة النص٠من شعبان ÙÙŠØºÙØ± لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاØÙ†.
Berkata Ibnu Hibban: telah menyampaikan berita kepada kami Muhammad ibn Al ‘Afi al ‘Abid di Shaida dan Ibnu Qutaibah dll, mereka berkata: Telah menyampaikan hadits kepada kami Hisyam ibn Khalid al Azraq, ia berkata: Abu Khulaid Utbah ibn Hammad, dari Awza’I dan Ibn Tsauban dari ayahnya dari Makhul dari Malik ibn Yukhamir dari Mu’adz ibn Jabal dari Rasulullah Saw., beliau bersabda: Allah SWT. melihat kepada makhluknya pada malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua makhluknya kecuali orang yang musyrik dan pendendam.
Hadits ke-5
قال الطبري: أخبرنا علي بن Ù…ØÙ…د بن عمر أخبرنا عبد الرØÙ…Ù† بن أبي ØØ§ØªÙ…ØŒ أخبرني عو٠بن الربيع بن Ø±ÙˆØ Ø¹Ù† ابن ØØ±Ø¨ ( وهو Ù…ØÙ…د ) عن الأØÙˆØµ بن ØÙƒÙŠÙ… عن المهاصر بن ØØ¨ÙŠØ¨ عن أبي ثعلبة Ø§Ù„ØØ´Ù†ÙŠ: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: يطلع الله إلى خلقه ÙÙŠ ليلة النص٠من شعبان ÙÙŠØºÙØ± للمؤمنين ويملي Ù„Ù„ÙƒØ§ÙØ±ÙŠÙ† ويذر أهل الØÙ‚د Ù„ØÙ‚دهم – أو أهل الضغائن.
Berkata Thobari: Akhbarona (telah menyampaikan berita kepada kami) Ali ibn Muhammad ibn Umar, akhbarona Abdurrahman Ibn Abi Hatim, akhbaroni Auf ibn al Rabi’ ib Ruh dari Ibn Harb (yaitu Muhammad), dari al Ahwash ibn Hakim dari al Mushaahir ibn Habib, dari Abi Tsa’labah al Khusyani, sesunggguhnya Rasulullah Saw. bersabda: Allah SWT. melihat kepada makhluknya pada malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua orang yang beriman, dan meninggalkan orang-orang yang kafir serta para pendendam dengan rasa dendamnya.
Hadits ke-6
قال Ø£ØÙ…د: ØØ¯Ø«Ù†Ø§ ØØ³Ù†ØŒ ØØ¯Ø«Ù†Ø§ ابن٠لهيعة، ØØ¯Ø«Ù†Ø§ ØÙŠÙŠÙ‘٠بن٠عبد الله، عن أبي عبد الرØÙ…Ù† الØÙبÙÙ„Ùيّ عن عبد الله بن عمرو، أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: يطّلع الله عز وجل إلى خلقه ليلة النص٠من شعبان، ÙÙŠØºÙØ± لعباده إلا لاثنين: مشاØÙ†ØŒ ÙˆÙ‚Ø§ØªÙ„Ù Ø§Ù„Ù†ÙØ³Ù.
Berkata Ahmad: haddatsana (telah menyampaikan hadits kepada kami) Hasan, haddatsana Ibnu Luhai’ah, haddatsana Huyay Ibnu Abdillah, dari Abu Abdirrahman Al Hubuli dari Abdullah ibn Amr, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: Allah SWT. melihat kepada makhluknya pada malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua hambanya kecuali 2 orang, pendendam dan orang yang mati bunuh diri.
Hadits ke-7
قال الطبري: أخبرنا عبيد الله بن Ø£ØÙ…د بن علي، قال: ثنا عبد الله بن Ù…ØÙ…د بن زياد، قال: ثنا يونس بن عبد الأعلى، قال: أخبرنا عبد الله بن وهب، قال: أخبرني عمرو بن Ø§Ù„ØØ§Ø±Ø« عن عبد الملك بن عبد الملك عن مصعب بن أبي ذئب عن القاسم بن Ù…ØÙ…د عن أبيه أو عن عمه عن جده أبي بكر قال: إن الله تبارك وتعالى ينزل إلى سماء الدنيا ليلة النص٠من شعبان ÙÙŠØºÙØ± Ùيها لكل بشر ما خلا ÙƒØ§ÙØ±Ø§ أو رجلا ÙÙŠ قلبه Ø´ØÙ†Ø§Ø¡.
Berkata Thobari: Akhbarona (telah menyampaikan berita kepada kami) Abdullah ibn Ahmad ibn Ali, ia berkata: tsana (telah menyampaikan hadits kepada kami) Abdullah ibn Muhammad ibn Ziyad, ia berkata: tsana Yunus ibn Abdul A’la, akhbarona Abdullah ibn Wahb, ia berkata: akhbaroni Amr ibn al Harits, dari Abdul Malik ib Abdul Malik, dari Mus’ab ibn Abi Dzi’b, dari al Qasim ibn Muhammad dari ayahnya, atau dari pamannya dari kakeknya Abu Bakar, ia berkata: Allah SWT. turun pada malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua manusia kecuali orang yang kafir atau laki-laki yang dihatinya terdapat rasa dendam.
Hadits ke-8
قال البزار: ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا Ø£ÙŽØÙ’مَد٠بْن٠مَنْصÙÙˆØ±ÙØŒ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبÙÙˆ ØµÙŽØ§Ù„ÙØÙ Ø§Ù„Ù’ØÙŽØ±Ù‘َانÙيّ٠يَعْنÙÙŠ عَبْدَ الْغَÙَّار٠بْنَ Ø¯ÙŽØ§ÙˆÙØ¯ÙŽØŒ قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْد٠الله٠بْن٠لَهÙيعَةَ، عَنْ عَبْد٠الرَّØÙ’مَن٠بْن٠زÙيَاد٠بْن٠أَنْعَمَ، عَنْ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽØ©ÙŽ Ø¨Ù’Ù†Ù Ù†ÙØ³ÙŽÙŠÙ‘ÙØŒ عَنْ ÙƒÙŽØ«ÙÙŠØ±Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ù…ÙØ±Ù‘َةَ، عَنْ عَوْÙ٠رَضÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْه٠, قَالَ: قَالَ رَسÙول٠الله٠صلى الله عليه وسلم: ÙŠÙŽØ·Ù‘ÙŽÙ„ÙØ¹Ù اللَّه٠تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى خَلْقÙه٠لَيْلَةَ Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙØµÙ’ÙÙ Ù…Ùنْ شَعْبَانَ، ÙَيَغْÙÙØ±Ù Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ ÙƒÙلّÙÙ‡Ùمْ Ø¥Ùلاَّ Ù„ÙÙ…ÙØ´Ù’رÙك٠أَوْ Ù…ÙØ´ÙŽØ§ØÙÙ†Ù.
Berkata al Bazzar: Haddatsana (telah menyampaikan hadits kepada kami) Ahmad ibn Mansur, ia berkata: akhbarona (telah memberitakan kepada kami) Abu Shalih Al Hurroni, yaitu Abdul Ghaffar ibn Daud, ia berkata: akhbarona Abdullah ibn Lahi’ah, dari Abdurrahman ibn Ziyad ibn An’am, dari Ubadah ibn Nusai, dari Katsir ibn Murroh dari Auf r.a., ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Allah SWT. melihat kepada makhluknya pada malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua orang yang beriman, dan meninggalkan orang yang musyrik dan pendendam.
Namun riwayat-riwayat diatas, hampir semuanya memiliki kelemahan (dhoif). Kelemahannya antara lain :
- Sanadnya terputus, seperti pada hadits ke-2,3 dan 4.
- Terdapat periwayat yang dhoif, dan ini terjadi pada 8 hadits diatas, kecuali hadits ke-4. Periwayat yang lemah tersebut adalah: Ibnu Abi Sabroh, al Hajjaj ibn Abi Arthooh, Al-Ahwash ibn Hakim, Abdul Malik ibn Abdul Malik, Abdurrahman ibn An’am, dan Abdullah ibn Lahii’ah. 2 periwayat terakhir, sebagian ulama’ menilainya tidak dhoif, bahkan Abdurrahman ibn An’am dinilai oleh pengarang Taqrib sebagai Shoduuq (jujur), dan termasuk periwayat dalam kitab hadits yang enam.
- Terdapat periwayat yang tidak dikenal, yaitu Abdurrahman ibnu ’Azrab, ayah Dhahhak.
Namun dari 8 hadits diatas, hadits ke-6 memiliki sanad yang paling kuat, karena ’illah (kelemahan) nya hanya pada Abdullah ibnu Lahii’ah, menurut sebagian ulama’ tergolong ”layyinul hadits”. Atas dasar ini, Al-Albani menilainya tergolong hadits Hasan, mengingat perawi lainnya (selain Ibnu Lahii’ah) tergolong tsiqaat. Hadits yang kuat selanjutnya adalah hadits ke-8, karena ’illahnya hanya pada Ibnu Lahii’ah (sebagaimana hadits ke-6) dan Abdurrahman ibn An’am yang dinilai oleh sebagian ulama’ tergolong shoduuq (jujur). Dengan demikian, hadits ke-8 juga tergolong Hasan.
Dengan kenyataan diatas, dapat disimpulkan lebih lanjut, bahwa hadits-hadits tentang Nisfu Sya’ban tergolong layak untuk dijadikan hujjah (landasan) dengan alasan:
Namun demikian, adanya sejumlah hadits yang layak dijadikan hujjah (landasan) tentang keutamaan nisfu Sya’ban, bukan berarti ritual ibadah yang biasa dilakukan oleh umat Islam pada malam nisfu Sya’ban, berupa pembacaan surah Yasin 3 kali secara berjamaah dan berdoa bersama termasuk yang dianjurkan, karena cara beribadah hendaknya mengacu pada dalil yang jelas (sharih). Hadits-hadits keutamaan nisfu Sya’ban hanya menjelaskan bahwa pada malam itu Allah SWT. membuka pintu ampunanNya bagi hamba-hambaNya yang memohon ampun pada malam nisfu Syaban. Untuk itu, yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam pada malam nisfu Sya’ban adalah memperbanyak shalat sunat yang telah dianjurkan (seperti witir dan tahajjud), dan tidak ada shalat sunat khusus malam nisfu Sya’ban, sebagaimana yang disebutkan oleh Nawawi dalam kitab Al-Majmu’. Bahkan Nawawi menilai apa yang disebutkan oleh Imam Ghazali tentang adanya shalat sunat nisfu Sya’ban adalah bid’ah munkarah. Disamping itu, dianjurkan juga memperbanyak membaca Al-Qur’an, tanpa mengkhususkan surah Yasin atau surah dan ayat tertentu lainnya. Dianjurkan juga memperbanyak istighfar dan doa serta bertaubat kepada Allah SWT. Wallahu a’lam. |