fbpx

Hikmah Dari Zakat

Seperti yang telah kita ketahui bersama, zakat menurut bahasa berarti bersih, suci, berkembang, berkah. Sedangkan menurut istilah, zakat ialah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam (Muzaki) untuk kemudian diberikan kepada yang berhak atau yang disebut dengan mustahiq zakat.  Zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mal, selalu melibatkan dua pihak yang berkenaan dengan strata sosial, yakni dari mereka yang sedang Allah beri kecukupan rezeki kepada mereka yang sedang Allah titipkan sedikit rezeki.

Penyerahan harta dalam hitungan tertentu yang terbalut oleh makanan yang bernama zakat tentu akan sangat berarti dan bermanfaat bagi yang menerima karena dalam Islam yang berhak mendapatkan zakat hanyalah orang-orang tertentu saja, yakni yang tergolong ke dalam delapan asnaf zakat seperti fakir, miskin, Ibnu Sabil, muallaf, Amil Zakat, riqob (hamba sahaya), gharim (orang yang terlilit hutang), dan fii Sabilillah. Namun, apakah penyelenggaraan ibadah zakat hanya berkisar pada harta yang dizakatkan untuk mereka bisa menolong perekonomian kedelapan asnaf tersebut?

Ternyata hikmah diselenggarakannya ibadah zakat tidak hanya sekadar menolong perekonomian mereka. Ada banyak manfaat, hikmah, dan pelajaran yang bisa kita ambil dari rukun Islam yang keempat ini.


Zakat; Wujud Syukur Seorang Hamba

Mengapa zakat dikatakan sebagai bentuk syukur dan cara seorang berterima kasih kepada Allah? Hal ini didasari oleh sifat Maha Kasih dan Maha Penyayang Allah terhadap hambaNya. Allah memberikan harta, fasilitas hidup, kesehatan, kelancaran usaha serta usaha, keberkahan serta kerukunan keluarga kepada seorang hamba tanpa syarat apapun. Untuk itu sudah sepatutnya seorang hamba bersyukur dan berterima kasih kepada Allah dengan cara membagi sebagian rezeki yang telah ia terima kepada hamba lain yang membutuhkan. Para penerima manfaat diharapkan mampu merasakan kebahagiaan sebagaimana kebahagiaan yang para muzakki rasakan.

Selain itu, rasa syukur yang wajib ditanamkan di hati setiap Muslim juga akan Allah balas dengan kenikmatan yang berkali lipat dari sebelumnya. Untuk itu, tidak ada istilah zakat atau bersedekah dapat mengurangi harta atau bahkan membuat seseorang jatuh miskin. Hal ini sejalan dengan firman surah Ibrahim ayat 7 Allah yang artinya, “Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Membersihkan Harta dari yang Bukan Hak Kita

Allah berfirman dalam surah Adz-Dzariyat ayat 19 yang artinya, “Dan Pada Harta-Harta Mereka Ada Hak Untuk Orang Miskin Yang Meminta Dan Orang Miskin Yang Tidak Mendapat Bagian.”

Dari ayat tersebut kita tahu bahwa dalam harta kita, terdapat harta yang menjadi hak milik orang lain. Ketika seseorang meminta agar rezekinya Allah turunkan dari langit, Allah mengabulkan doa tersebut, tapi bisa jadi Allah tidak menurunkannya langsung kepada hambaNya yang telah berdoa. Allah menurunkannya dan menitipkannya melalui hambaNya yang lain. Nah apa hikmah dari hal tersebut? Hikmahnya adalah Allah ingin menguji kedua hamba tersebut. Hamba yang berdoa agar Allah turunkan rezekinya itu Allah uji kesabarannya; apakah ia mau bersabar dan terus yakin bahwa Allah akan mengabulkan doanya atau tidak. Kedua, Allah juga sedang menguji hambaNya yang Dia berikan harta berlebih yang sejatinya Allah sedang menitipkan rezeki saudaranya yang lain dalam hartanya tersebut apakah hamba ini amanah dan menjalankan perintah Allah dalam surah Adz-Dzariyat lewat zakat atau tidak.

Bukankah Allah sudah menetapkan bahwa tidak ada satupun makhluk Allah di muka bumi ini yang luput dari ujian dari Allah? Bukankah seluruh ujian dari Allah sifatnya untuk mengangkat derajat kita di hadapan Allah? Semoga kita terus masuk ke dalam golongan hamba Allah yang amanah.. aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

Mengikis Akhlak Buruk

Bagaimana bisa menunaikan zakat dapat membuang akhlak buruk yang ada pada seorang hamba? Tentu bisa.

Seperti yang telah dijelaskan di awal, zakat adalah proses membagi harta sesuai dengan prosedur kepada mereka yang tergolong ke dalam delapan asnaf zakat. Zakat yang termasuk ke dalam sedekah ini dapat melembutkan hati karena di dalam kegiatan tersebut ada kesadaran diri dari para Muzakki bahwa di luar sana ada yang hidupnya jauh lebih menderita dengan keadaan yang serba sulit. Di sinilah diharapkan muncul benih-benih rasa syukur terhadap karunia yang Allah berikan kepadanya dan pada akhirnya kau terus untuk berbagi kebahagiaan kepada mereka yang belum mampu.

Juga, kepada mereka yang tergolong mustahiq zakat, pembagian zakat ini diharapkan mampu membuat mereka percaya bahwa Allah tidak membiarkan mereka hidup terlunta-lunta dan yakin pertolongan Allah sangat dekat dengan mereka melalui perantara para Muzakki. Pada akhirnya, sifat saling tolong menolong dan saling menghargai akan terpupuk dari rutinitas zakat ini.

Zakat Sebagai Penyucian Harta dan Jiwa Seorang Hamba

Rutin menunaikan zakat dan bersedekah akan menghindarkan kita dari sifat tamak, pelit, cinta dunia, berlebihan dalam menjaga hal dan membelanjakan slharta ke hal yang tidak penting. Orang yang enggan mengeluarkan zakat padahal sudah jatuh nishab dan haul pada harta yang dimilikinya, dipastikan memiliki sifat-sifat buruk tersebut. Percaya atau tidak, harta yang enggan dizakatkan tersebut akan tetap Allah ambil dengan paksa, baik dalam jumlah yang sama dengan jumah yang harus ia zakatkan atau bahkan lebih besar. Sangat mudah bagi Allah untuk memaksa seorang hambaNya untuk mengeluarkan harta yang seharusnya ia zakatkan. Bisa berupa barangnya yang hilang atau rusak, kesehatan yang terganggu, keluarga tidak rukun atau segala macam kesulitan hidup yang didera oleh mereka yang enggan berzakat. Nadzubillah min dzalik. Semoga kita tidak termasuk golongan tersebut.

Zakat Dapat Menolong Syiar Agama Islam

Zakat yang salurkan kepada salah satu asnaf zakat, yakni orang yang berjuang di jalan Allah atau fii Sabilillah. Salah satu yang termasuk ke dalam fii Sabillah adalah para da’i yang berjuang mensyiarkan Islam ke seluruh penjuru dunia agar semakin banyak yang berada dalam naungan Ilahi. Dana zakat tersebut akan digunakan para da’i untuk menyokong semua keperluan yang dibutuhkan selama berdakwah.

Membantu Muallaf

Muallaf juga menjadi sasaran pembagian dana zakat yang telah dihimpun. Pasalnya, tak semua dari mereka yang telah meraih hidayah Islam diterima dengan baik oleh keluarganya. Bahkan ada di antara mereka yang awalnya berasal dari keluarga terpandang dan berkecukupan, sejak memutuskan menjadi seorang muallaf, semua fasilitasnya diambil oleh keluarganya. Di sinilah peran umat Muslim untuk mengamalkan perintah Rasulullah untuk saling menolong terhadap sesama terlebih saudara seiman. Dengan zakat, kita bisa memberi rasa aman dan kenyamanan hidup kepada para muallaf sampai mereka mampu mandiri.

Menghapus Kesenjangan Sosial

Tidak dapat dipungkiri, pembagian dana zakat yang rutin pada mereka yang membutuhkan dapat membantu perekonomian warga yang kurang mampu. Para Muzakki berjuang untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk berzakat, para amil zakat berjuang menghimpun dana zakat, dan para mustahiq berjuang memperbaiki perekonomian mereka dengan mengelola dana zakat yang mereka terima sebaik mungkin. Dengan kerjasama di semua lini masyarakat inilah kita berharap zakat perlahan mampu menghapus kesenjangan sosial dan mengentaskan kemiskinan. Bukankah setiap kemiskinan di tengah kehidupan kita yang berkecukupan juga menjadi tanggung jawab kita?

Setiap amalan yang Allah perintahkan untuk hambanya lakukan pasti ada hikmah dan manfaat di dalamnya. Seperti zakat, penyelenggaraan zakat yidak hanya bermanfaat bagi mustahiq saja, tetapi para muzaaki yang telah mengeluarkan zakatnya tersebut pun mendapatkan banyak manfaat. Masihkah kita enggan dan menahan rezeki orang lain yang ada dalam harta yang Allah titipkan pada kita?

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL