Palu, Sulawesi Tengah – Harga berbagai jenis bahan bangunan di Palu, Sulawesi Tengah, melonjak pascagempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018.
Di sejumlah toko penjual bahan bangunan di Palu, Selasa, (23/10/2018), semen yang sebelumnya hanya dijual pedagang Rp60.000/zak, kini bergerak naik menjadi Rp65.000/kg.Sama halnya bahan bangunan tripleks ukuran 4 mili yang sebelumnya Rp90.000/lembar, naik menjadi Rp110.000/lembar dan seng gelombang dari Rp47.000/lembar menjadi Rp55.000/lembar.
Kenaikan harga bahan bangunan, menurut Rahamuddin, seorang pedagang karena stok kurang dan permintaan meningkat. Selain itu biaya angkutan juga naik pascagempa.
“Kami terpaksa ikut menyesuaikan harga,” kata dia.
Namun, katanya, kalau kondisi sudah kembali normal, harga dipastikan turun lagi.
“Ya ini hanya karena kondisi Kota Palu yang baru saja diterjang bencana gempa dan tsunami,” tambahnya.
Selama ini, kata dia, bahan-bahan bangunan yang diperdagangkan di Palu didatangkan dari Makassar dan Surabaya.
Sejumlah warga meminta pemerintah untuk mestabilkan harga mengingat kondisi ekonomi masyarakat di Palu dan juga beberapa daerah terdampak bencana alam di Sulteng masih terpuruk.
Bahan bangunan, salah satu kebutuhan yang banyak diperlukan masyarakat untuk membangun kembali rumah mereka yang hancur diterjang gempa dan tsunami.
“Kami berharap pemerintah untuk menstabilkan harga bahan bangunan di pasaran yang mengalami kenaikan cukup tajam itu,” kata Yulius, warga Palu Barat.
Ia mengaku rumahnya mengalami rusak berat akibat gempa dan untuk membangun kembali butuh dana cukup besar untuk membeli berbagai kebutuhan bahan bangunan. Sementara, harga bahan bangunan di pasaran, semuanya naik.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Berti. Ia mendesak pemerintah untuk melakukan intervensi pasar agar pedagang tidak seenaknya menaikkan harga, apalagi dalam situasi ekonomi masyarakat yang terpuruk karena gempa dan tsunami.