fbpx

Empat Kata Ajaib Dalam Kehidupan Sosial

 

Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi dengan sesamanya. Dalam berinteraksi, manusia diatur oleh norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Tujuannya adalah agar perilaku dan ucapannya terkontrol dengan baik sehingga menimbulkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar.

Norma-norma yang berlaku di masyarakat berisi tentang adab-adab bagaimana bergaul dengan sesama. Adab diperlukan dalam setiap pergaulan manusia karena pada dasarnya manusia menyukai kehidupan yang damai, tenang, dan suka dengan tindakan serta tutur kata yang halus. Salah satu adab yang sangat penting untuk terus dilestarikan pengamalannya adalah mengucapkan empat kata ajaib dalam masyarakat, yakni maaf, tolong, terima kasih, dan permisi.

Maaf, tolong, terima kasih, dan permisi memang empat kata yang sangat sederhana, namun memiliki dampak yang sangat besar tidak hanya terhadap penuturnya, tetapi juga kepada kawan tuturnya. Mengucapkan keempat kata sederhana itu pada tempatnya yang tepat, akan menunjukkan bahwa penuturnya merupakan orang yang beradab. Mengapa? Karena dengan mengucapkan keempat kata ini, sebenarnya si penutur sedang menghormati lawan tuturnya.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian merendah hingga tidak ada seorang pun meremehkan orang lain dan bersikap sombong kepada orang lain.” (HR. Muslim).

Dalam hadits tersebut Rasulullah menyuruh umatnya untuk bisa saling menghargai orang lain dengan cara tidak bersikap sombong, tidak meremehkan orang kain, dan selalu menjaga kerendahan hati. Sikap saling menghargai sesama akan mengeratkan hubungan satu sama lain. Sebaliknya, orang yang tidak mau menghargai orang lain  akan membuat orang lain enggan menjalin sebuah hubungan pertemanan dengan orang tersebut bahkan tali persaudaraan bisa putus karena sikap tercela ini.

Saking menghargai sesama bisa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dengan mengaplikasikan penggunaan empat kata ajaib tersebut, yakni permisi, maaf, tolong, dan terima kasih.

Pertama, Membudayakan Makna dari Kata Permisi.

Kata permisi bisa dimaknai kita meminta izin kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Contoh kecil, seorang anak hendak main ke luar rumah, ia wajib meminta izin kepada orangtuanya di rumah. Pun ketika kita hendak meminjam sebuah barang milik orang lain, wajib bagi kita untuk meminta izin atau permisi terlebih dahulu kepada pemiliknya. Yang sering terjadi adalah ketika seorang anak hendak main atau seseorang hendak meminjam sebuah benda, maka mereka akan meminta izin sembari melakukan kegiatan tersebut tanpa menunggu persetujuan orang yang dimintai izin.  Hendaknya kita jangan pergi dahulu dan jangan menggunakan barang tersebut sebelum mendapat izin dari pemiliknya.

Selain menyoal tentang perizinan, kita juga harus ingat untuk meminta izin dan salam sebelum masuk ke rumah orang lain karena rumah adalah tempat yang sangat privasi bagi seseorang. Allah sendiri yang mengajarkan langsung kepada kita dalam firmanNya dalam surah An-Nur ayat 27 yang artinya,

“Hai, orang orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat.”

Kata permisi juga termasuk salah satu adab yang harus diamalkan ketika kita sedang berjalan melewati sebuah perkumpulan. Berkenaan dengan perkara ini, mari kita lihat nasihat Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû’ah Rasâil al-Imâm al-Ghazâli yang berisi,

“Adab duduk di pinggir jalan, yakni: Menundukkan pandangan mata, membantu orang yang teraniaya, menolong orang yang mengalami kesusahan, membantu yang lemah, memberi petunjuk kepada orang tersesat, menjawab salam, memberi kepada orang yang meminta-minta, tidak banyak menengok kesana-kemari, amar ma’ruf nahi mungkar serta halus dan lembut, jika menentang maka secara tegas dan keras, tidak mendengarkan keterangan seorang pemfitnah kecuali ada bukti, tidak memata-matai, tidak berprasangka kepada seseorang kecuali dengan prasangka baik.”

Nah, poin keenam dalam nasihat tersebut, salah satu adab tersebut dijelaskan bahwa ketika kita sedang duduk-duduk di pinggir jalan, maka wajib bagi kita untuk menjawab salam dari orang yang berjalan melewati kita. Adab dalam Islam mengajarkan bahwa orang yang berjalan wajib mengucapkan salam kepada orang yang sedang duduk-duduk di pinggir jalanan yang kita lewati.

Nah, salam yang dimaksud di sini adalah lafadz assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakaatuh yang artinya semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan kepadamu/kalian.   Salam ini merupakan sebuah doa yang apabila diucapkan oleh si pejalan maka ia mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang ia temui dibtengah perjalanannya.  Namun, biasanya karena kita hidup di tengah masyarakat yang menganut berbagai macam agama, kita terbiasa dan boleh mengucapkan kata, “permisi” ketika melewati sekumpulan warga di pinggir jalan yang kita lalui.

Mengucapkan salam atau permisi ketika melewati sekumpulan orang di pinggir jalan berarti kita menghormati orang tersebut. Orang yang menerima salam dan permisi dari kita juga akan senang karena merasa dianggap ada dan dihargai.

Kedua, Meminta Maaf

Islam mengajarkan umatnya untuk memaafkan kesalahan orang lain terhadapnya terlebih dahulu sebelum orang tersebut meminta maaf. Allah berfirman dalam surah An-Nur ayat 22 yang artinya,

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Perbuatan memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita merupakan sebuah amalan yang dapat membuat Allah mencintai hambanya. Seseorang dapat dikatakan sudah memaafkan kesalahan orang lain terhadapnya ketika ia sudah melupakan rasa sakit hati dan luka yang ditimbulkan oleh orang lain. Sebagai manusia biasa sikap tersebut sulit dilakukan namun bayangkan saja ampunan dari Allah yang akan kita dapatkan tatkala kita memaafkan kesalahan orang lain.

Namun, sebagai manusia beradab dan beragama, ketika kita melakukan kesalahan dan menyakiti hati orang lain hendaknya kita menyesali perbuatan tersebut dan jangan segan untuk meminta maaf kepada orang yang telah kita sakiti itu. Meminta maaf tidak akan menjatuhkan martabat dan harga diri seseorang. Justru sebaliknya. Berani meminta maaf terlebih dahulu merupakan sebuah tindakan yang sangat berkelas karena kita bertanggung jawab penuh atas segala tindakan kita.

Meminta maaf dengan baik tidak hanya cukup hanya sekadar mengucapkan kata, “maaf.” Lebih dari itu, kata maaf haruslah bisa membuat seseorang menyadari dan menyesali perbuatannya sehingga ia dapat memperbaiki diri agar tidak mengulanginya lagi.

Ketiga, Membiasakan Mengucapkan Kata Tolong

Islam mengajarkan umatnya untuk saling menolong dalam kebaikan sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 2 yang artinya, ”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat.”

Tolong menolong dalam kebaikan juga harus dilakukan dengan cara yang baik yaitu dengan cara mengatakan, “tolong”. Kata tolong seringkali diabaikan terutama ketika hendak meminta orang yang lebih muda untuk melakukan sesuatu. Entah karena memang tidak biasa mengucapkan kata tolong atau karena merasa tidak perlu mengucapkan kata tolong kepada orang yang lebih muda.

Kepada siapapun kita hendak meminta seseorang melakukan sesuatu, wajib bagi kita untuk mendahului permintaan kita dengan kata, “tolong”. Ini akan menunjukkan kepada orang lain bahwa kita tidak meremehkannya dan benar-benar membutuhkan pertolongannya, bukan hendak menyuruhnya.

Keempat, Berterimakasihlah Atas Segala Pemberian

 Ketika Allah ingin memberikan pertolongan dan atau sesuatu kepada seorang hamba, maka Allah akan memberikannya melalui perantara orang lain. Untuk itu wajib bagi kita ketika menerima bantuan atau sebuah pemberian untuk berterima kasih dan bersyukur. Berterima kasih juga merupakan sebuah bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap seseorang yang terlah berbuat baik terhadap kita.

Rasulullah bersabda, “Tidak dikatakan bersyukur pada Allah, siapa yang tidak tahu berterima kasih kepada sesama manusia.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud; shahih)

Alih-alih mengucapkan terima kasih,  dalam Islam, kita diajarkan untuk membalas kebaikan seorang muslim terhadap kita dengan sebuah doa. Rasulullah bersabda,  “Barangsiapa diperlakukan baik oleh orang lain kemudian ia berkata kepadanya ‘jazaakallah khairan’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka ia telah memujinya dengan setinggi-tingginya.” (HR. Tirmidzi)

Itulah keempat kata ajaib dalam masyarakat yang harus kita junjung dan budayakan. Keempatnya bukan kata yang terlalu berat untuk diucapkan, namun memang membutuhkan pembiasaan. Ucapan-ucapan yang baik akan selalu menghasilkan sesuatu yang baik pula. Setiap kali kita menghormati orang lain, maka penghormatan itu akan kembali untuk kita. Dengan begitu, kehidupan kita sebagai makhluk sosial akan dapat berlangsung dengan nyaman dan damai.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL