Bagaimana kita menyikapi momen pertambahan usia? Momen pertambahan usia menjadi momen yang penting untuk sebagian orang. Banyak orang yang rela merogoh kocek yang dalam untuk merayakan momen ini. Apalagi jika usia itu menginjak angka tujuh belas yang dikenal dengan istilah sweet seventeen. Katanya di angka inilah seseorang mulai memasuki gerbang dari remaja menuju dewasa.
Tak jarang momen perayaan ulang tahun menjadi ajang pemborosan. Kue ulang tahun yang dilumuri ke wajah orang yang berulang tahun, tradisi nyeplokin dimana seseorang yang berulang tahun dilumuri telur mentah dan tepung. Padahal telur dan tepung yang dibuang-buang itu sangat berharga bagi seseorang yang sedang kelaparan. Dalam islam jika ada saudara sesama muslim yang berulang tahun maka ucapkanlah “Barakallah fii umrik”. Yang artinya semoga Allah memberkahi umurmu. Jika usia adalah angka yang bertambah setiap tahunnya maka umur adalah berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk berbuat kebaikan. Bisa jadi seseorang sudah berusia 30 tahun tetapi umurnya 5 tahun. Ada beberapa hal yang harus kita renungkan setiap tahunnya dalam momen pertambahan usia:
- Pada dasarnya usiamu bertambah tetapi waktu hidupmu semakin berkurang. Seharusnya hal ini menjadi bahan evaluasi untuk diri sendiri. Dihabiskan untuk apa saja usia yang telah dilewati. Apakah untuk hal-hal yang baik? Seperti beribadah, mengunjungi majelis-majelis ilmu atau membantu orang lain yang kesusahan. Atau sebaliknya digunakan untuk bermalas-malasan dan melakukan hal yang sia sia. Apakah jumlah usia yang bertambah diikuti juga dengan umur yang bertambah?
- Apakah usia yang bertambah diikuti dengan perilaku yang semakin dewasa. Banyak orang yang telah dewasa dalam segi usia tetapi belum tentu dewasa dalam berperilaku. Sebaliknya banyak orang yang berusia muda tetapi dapat berpikiran dan berperilaku dewasa dalam menghadapi suatu permasalahan.
- Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Selama seseorang masih bernafas, ia dapat terus merubah dirinya menjadi lebih baik. Perubahan itu tidak instan, butuh ikhtiar yang keras serta kesabaran untuk memperolehnya. Misal, jika sebelumnya membaca Al Qur’an masih bolong-bolong. Buatlah target untuk membaca Al-Qur’an setiap hari walaupun hanya satu halaman. Jika sudah konsisten membaca Al-Qur’an setiap hari, buat lagi target satu hari membaca setengah juz. Dan seterusnya buatlah target sehari membaca satu juz. Sehingga memiliki target satu bulan dapat mengkhatamkan Al Qur’an
Demikianlah manusia harus pandai mengatur waktu. Banyak manusia yang terlena dengan waktu luang. Tak heran Allah berfirman dalam Surah Al-Asr bahwa manusia adalah makhluk yang merugi kecuali yang beriman dan senantiasa berbuat kebaikan. Kita tidak pernah tahu apakah momen pertambahan usia yang kita alami saat ini akan terulang lagi di tahun yang akan datang. Oleh karena itu, selagi masih diberi nafas oleh Allah manfaatkan sebaik-baiknya untuk beramal sholeh. Kita tidak pernah tahu amalan apa yang akan menghantarkan kita ke syurga nanti. Boleh jadi amalan itu adalah amalan dianggap remeh. (hal).