fbpx

Agar Do’a Lebih Cepat Terkabul

 

Siapapun yang sudah mengikrarkan diri dengan lafadz laa illaha illallah, maka ia telah menjadi umat Islam yang wajib meyakini Allah dalam hati dan membuktikan keimanannya dalam setiap perbuatannya. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah berarti meyakini, mempercayai, dan mengakui bahwa tiada kekuatan dan kekuasaan selain kekuatan dan kekuasaan milik Allah. Dampaknya adalah orang tersebut harus memasrahkan dirinya kepada Allah. Pasrah terhadap segala keputusan Allah tidak berarti ia tak melakukan apa-apa. Orang tersebut diwajibkan berusaha, namun hanya Allah yang berhak memberikan hasil akhirnya.

Ada pepatah yang mengatakan, usaha tanpa doa itu sombong dan doa tanpa usaha itu bohong. Dari pepatah itu kita tahu bahwa usaha dan doa bukanlah sebuah pilihan. Keduanya satu paket yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam. Allah mewajibkan hambanya untuk berusaha, setelah berusaha, manusia pun butuh berdoa kepada Allah agar apapun yang telah diupayakannya berjalan sesuai dengan keinginan hamba tersebut.

Islam mengajarkan bahwa setiap aktivitas sehari-hari umatnya harus selalu diawali dengan membaca doa. Mulai dari bangun tidur, masuk ke kamar mandi, keluar kamar mandi, memakai pakaian, bercermin, mau makan, sesudah makan, mau bepergian, hingga mau tidur pun semua ada doanya. Kalau ada aktivitas yang tidak ada doa khususnya, seperti hendak menulis, membaca, rapat, atau lainnya, kita diajarkan untuk membaca basmalah. Semua aktivitas harus diawali dan diakhiri dengan berdoa. Ini menunjukkan bahwa Allah sangat memperhatikan keselamatan, kesehatan, dan keamanan hambaNya. Dengan berdoa, seorang hamba akan terus dijaga oleh Allah. Allah tak akan membiarkan syaitan ikut masuk ke dalam aktivitas hambaNya yang berdoa tadi. Allah juga jauhkan orang-orang yang hendak berniat buruk kepadanya.

Allah sangat menyukai hamba yang sering berdoa memohon kepadaNya. Seorang hamba yang bersimpuh khusyuk berdoa dan memohon kepada Allah menjadi tanda bahwa hamba tersebut tunduk, takluk, dan sadar bahwa hanya Allah-lah yang mampu mengabulkan dan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Untuk itu teruslah kita berdoa memohon apa saja kepada Allah selama apa yang kita minta adalah sesuatu yang baik.

Ada beberapa cara yang dapat kita amalkan sebagai ikhtiar kita membujuk merayu Allah agar doa kita segera dikabulkan.

Memanfaatkan Waktu Mustajab

“Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta-Ku, Aku beri, dan siapa yang minta ampunan pasti Aku ampuni.” (HR. Muslim)

Dalam hadits tersebut, Rasulullah menjelaskan bahwa sepertiga malam terakhir adalah waktu yang mustajab untuk berdoa karena rahmat Allah turun ke bumi. Untuk itulah kita dianjurkan untuk mendirikan sholat tahajjud di waktu itu. Namun, apakah waktu mustajab untuk berdoa hanya di sepertiga malam? Tentu tidak.

Waktu mustajab untuk berdoa terletak pada setelah mendirikan sholat wajib lima waktu, antara azan dan iqomah, saat sujud dalam sholat, hari Jum’at, ketika azan berkumandang, ketika hujan turun, hari Arafah, ketika berbuka puasa, dan ketika meminum air zamzam.

Memuji Allah dan Bershalawat kepada Nabi

“Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.” (HR Ahmad)

Berdoa kepada Allah pun ada adabnya. Jangan tiba-tiba kita langsung meminta kepada Allah. Pujilah Allah terlebih dahulu. Memuji Allah dapat kita lakukan dengan cara berdzikir dengan kalimat tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Kemudia, bershalawat kepada nabi.

Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan

“Dari Jabir ra, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam.” (HR. Muslim)

Kiblat merupakan arah yang dituju oleh seluruh umat Islam di dunia. Ketika kita mendirikan sholat, maka sholat (inti dari sholat juga berdoa)  kita akan mengarah ke kiblat. Beberapa perawi hadits meriwayatkan bahwa Rasulullah berdoa ke arah kiblat dalam beberapa kesempatan. Menghadap kiblat ketika berdoa bukan sebuah keharusan, melainkan sebuah anjuran. Ketika kita tahu di mana arah kiblat, maka sangat dianjurkan untuk langsung menghadapkan diri ke kiblat.

Juga, adab selanjutnya adalah mengangkat tangan (sambil menghadap kiblat) ketika berdoa. Ini merupakan simbol bahwa kita benar-benar meminta kepada Allah.

Khusyuk

Adab selanjutnya adalah kita harus benar-benar khusyuk, tidak tergoda dan terganggu oleh hal lain. Ingat, yang kita mintai pertolongan bukan lagi sesama hamba, melainkan Allah yang Maha Kuasa. Jika pada saat kita bertemu dengan pimpinan perusahaan saja kita benar-benar khusyuk mendengarkan pembicaraannya, bagaimana bisa kita tidak fokus saat berdoa kepada Zat yang menciptakan pimpinan perusahaan tersebut?

Berdoa juga memerlukan keikhlasan dan sikap rendah hati. Untuk itu kita benar-benar harus menghilangkan dan menghindari sikap sombong dalam hati kita. Berdoa berarti mengajukan permohonan dan permintaan dengan amat sangat, bagaimana bisa dia kita dikabulkan kalau masih ada setitik kesombongan dalam hati kita? Apa yang bisa kita sombongkan di hadapan Allah yang Maha Kuasa?

Bersuara Halus, Lembut, dan Lirih

Adab selanjutnya adalah menghaluskan suara ketika kita berdoa kepada Allah. Rasulullah bersabda,

“Wahai para sahabat, sesungguhnya Zat yang kalian seru (Allah) tidak tuli dan tidak ghaib. Zat (Allah) yang kalian panggil ada di antara kalian dengan leher hewan tunggangan kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksud dari hadits tersebut adalah Allah itu dekat dengan hambaNya. Berdoa tidak perlu dengan cara berteriak seperti kita meneriaki orang yang jaraknya jauh dari kita.

Bahkan dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 55 dijelaskan, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Membersihkan dan Menyucikan Diri

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri.” (QS al-Baqarah [2]: 222).

Ketika kita hendak berdoa atau mendirikan sholat, kita wajib membersihkan diri dengan cara berwudhu atau bertayamum. Namun apakah itu cukup?

Berwudhu atau bertayamum hanya membersihkan bagian tubuh yang terlihat saja. Ada yang jauh lebih urgent untuk dibersihkan, yakni apa yang mengalir dalam tubuh kita. Jangan sampai tubuh kita memakan makanan yang berbahan dasar dan cara mendapatkannya haram. Doa seseorang yang mengonsumsi makanan yang haram akan tertolak karena ia melanggar perintah Allah dan pelanggaran itu menjelma menjadi darah dan daging orang tersebut.

Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah”. Apa jawaban Rasulullah SAW, “Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya.” (HR At-Thabrani).

***

Itulah beberapa cara yang dapat kita ikhtiarkan agar doa kita dikabulkan oleh Allah. Namun, apabila kita sudah melaksanakan amalan tersebutdan doa kita tak kunjung terkabul, maka bersabarlah dan kita perlu mengetahui satu hal penting. Adakalanya Allah tak langsung mengambulkan doa kita.  Dalam hadits, Rasulullah menjelaskan tiga cara Allah mengabulkan doa-doa hambaNya.

Hadits yang pertama berbunyi,

Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan satu doa, melainkan pasti Allah memberikannya kepadanya, atau Allah menghindarkannya dari kejelekan yang sebanding dengan doanya, selama ia tidak mendoakan dosa atau memutuskan silaturahim.” Lalu seseorang berkata, “Kalau begitu, kita akan memperbanyak doa.” Beliau bersabda, “Allah lebih banyak memberi (dari apa yang kalian minta).” (HR. Tirmidzi)

Hadits yang kedua berbunyi,

Diriwayatkan juga oleh Al-Hakim dari Abu Sa’id, dan ia menambahkan, “Atau Allah menyimpan untuknya berupa pahala yang sebanding dengan doa tersebut.” [HR. Ahmad)

Dari kedua hadits tersebut, Rasulullah menjelaskan bahwa ada tiga cara Allah mengabulkan doa para hambaNya. Yang pertama, Allah langsung mengabulkan doa tersebut. Kedua, Allah menukar doa tersebut dengan menghindarkannya dari musibah yang setara dengan doa hambaNya. Terakhir, Allah simpan doa hambaNya dan Allah menggantinya dengan pahala yang sebanding dengan doa tersebut.

Apapun itu, doa kita tak ada yang Allah abaikan. Allah memeluk semua doa yang kita panjatkan kepadaNya. Namun, urusan masa depan hanya Allah yang tahu. Karena hanya Allah yang mengetahui apa yang paling pas untuk hambaNya, maka Allah hanya memberikan yang terbaik untuk hamba tersebut. Tugas kita hanyalah terus bersyukur atas segala takdir yang Allah tetapkan kepada kita, betapapun pahit dan pedihnya untuk dihadapi. Selalu ada hikmah di balik semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Kita tinggal berdoa, meminta, memohon kepada Allah, Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL