fbpx

4 Ucapan yang Allah Cintai

Mana ada cinta sekuat dan sehebat cinta Allah kepada hambaNya? Cinta dari Allah terhadap hambaNya tidak seperti kisah percintaan dua orang manusia yang kerap kali bertepuk sebelah tangan. Jika kita mencintai manusia, ada kemungkinan bagi kita untuk mengalami patah hati. Namun tidak demikian halnya bila kita mempersembahkan cinta ini untuk Allah semata. Allah sendiri yang menjaminnya, kalau kita mengingat Allah, maka Allah akan tahu dan Dia akan balas mengingat hambaNya itu.

Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits qudsi yang artinya,

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.”

Demikian hebat dan kuatnya cara Allah membalas cinta dari seorang hamba untukNya. Allah senantiasa memberikan balasan yang lebih besar dari yang kita persembahkan untuk Allah. Ini seharusnya sanggup menyentil perasaan dan membuat kita malu betapa kita sering melupakan cintaNya karena kita terlena memperjuangkan cinta dari sesama hamba yang belum tentu membalas atas cinta kita.

Jika kita menyatakan cinta kepada orang lain dengan cara sering mengucapkan kata-kata romantis, sering memberi hadiah, sering melempar perhatian, hingga rela melakukan apapun untuk membuktikan perasaan kita kepadanya, maka apa yang harus kita lakukan untuk membuktikan bahwa kita mencintai Allah jauh lebih besar dari perasaan kita terhadap sesama manusia?

Allah berfirman dalam surah  Al-Baqarah ayat 152 yang artinya, “Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.”

Salah satu caranya adalah dengan selalu mengingat Allah (dzikrullah). Mengingat Allah bisa kita lakukan dengan amalan apa saja. Sholat, membaca Al-Qur’an, mengaji, berdakwah, bersedekah, berpuasa, berzakat, membantu orangtua, berdoa, bekerja, belajar, dan semua pekerjaan lainnya dalam rangka meraih ridho Allah. Namun, ada sebuah perkara yang paling Allah cintai sebagai cara untuk mengingatNya, yakni empat ucapan dzikir. Apa sajakah itu?

“Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub RA berkata: Rasulullah SAW bersabda, ‘Ucapan yang paling dicintai oleh Allah ada empat hal yaitu, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa  ilaha illallah, wallahu akbar. Keempat kalimat ini boleh dimulai sesuai yang ia kehendaki.” (HR. Imam Muslim).

Pembaca yang budiman, apakah keempat kalimat tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir itu terdengar asing di telinga kita? Tentu tidak, bukan? Ya. Keempat kalimat dzikir tersebut sering kita ucapkan minimal ketika selesai sholat. Ketika kita hanya menunaikan sholat wajib lima waktu, berarti dalam sehari semalam kita telah berdzikir kepada Allah sebanyak lima kali. Itu belumlah termasuk ketika kita mendirikan sholat sunah, seperti sholat Dhuha, sholat qobliyah ba’diyah, sholat malam, kebiasaan berdzikir dalam keadaan apapun.

Mengapa keempat kalimat tersebut menjadi amalan yang amat dicintai Allah? Karena keempat kalimat tersebut mengandung makna menyucikan, memuji, bersyukur, mentauhidkan, dan mengagungkan Allah.

Kalimat subhanallah atau yang biasa disebut dengan kalimat tasbih berarti Maha Suci Allah. Kalimat ini memiliki makna bahwa Allah Maha suci dari segala sifat-sifat buruk dan segala kekurangan yang dimiliki oleh manusia.   Allah-lah satu-satunya Zat yang Maha Sempurna.

Dalam bahasa Arab, kalimat subhanallah terdiri atas dua kata, yaitu subhâna dan Allâh. Kata subhâna berasal dari kata sabaha-yasbahu yang artinya menjauh. Kata sabaha-yasbahu juga dikaitkan dengan kata berenang karena orang yang sedang berenang itu sedang menjauh dari satu titik ke titik lain dan dengan pengertian tersebut maka makna kata tersebut berkembang menjadi suci. Kalimat tasbih ini kita ucapkan ketika kita mendapatkan keadaan yang buruk atau melihat ada sesuatu yang bertentangan dengan sifat Allah.

Nah, masih banyak di luar sana yang keliru dan tertukar mengaplikasikan kalimat tasbih ini dengan kalimat ma syaa Allah.

Kebalikann dari kalimat subhanallah, kalimat ma syaa Allah  diucapkan ketika kita melihat, mendengar atau mendapati sebuah ciptaan Allah yang indah dan mengagumkan. Tujuan dari diucapkannya kalimat ini adalah untuk menghindari dampak buruk yang akan menimpa sesuatu yang dipuji itu, misalnya karena penyakit hati seperti hasad.

Kalimat ma syaa Allah ini bisa diterjemahkan ke dalam dua makna. Pertama, inilah yang diinginkan oleh Allah. Kedua, apa yang dikehendaki Allah, maka itulah yang terjadi. Dengan mengucapkan kalimat ma syaa Allah ini, kita menyadari bahwa hal yang menakjubkan tersebut terjadi atas kehendak Allah.

Selanjutnya kita beralih kepada kalimat tahmid, yakni alhamdulillah. Kalimat tahmid ini mengandung makna memuji Allah dan bersyukur atas segala yang Allah berikan kepada kita.  Ketika Allah memberikan kita kebahagiaan, maka wajib kita mengucapkan Alhamdulillah. Pun ketika Allah memberikan kita musibah, wajib pula kita mengucapkan Alhamdulillah karena melalui musibah itu Allah sedang menguji keimanan kita dan hendak mengangkat derajat kita ke level yang lebih tinggi lagi. Mendapatkan musibah memang akan membuat hati kita sedih, namun ingatlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Tugas kita cukup menerima takdir Allah dengan tawakal dan berhuznudzon kepadaNya bahwa ada selalu ada hikmah di balik musibah.

Yang ketiga adalah kalimat tahlil, Laa ilaha Illallah. Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah bersabda, “Dzikir yang paling afdhal adalah Laa ilaha Illallah. Dan doa yang paling afdhal adalah Alhamdulillah”. (HR.Tirmidzi)

Kalimat  laa ilaha Illallah merupakan syi’ar dan inti utama dari agama Islam. Kalimat tahlil merupakan pengakuan seorang hamba bahwa tak ada tuhan selain Allah. Dengan mengucapkan kalimat tahlil ini, seorang hamba mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta dan di dalam hidupnya berasal dari kekuasaan Allah. Tiada zat yang mampu menyaingi kekuatan Allah. Seorang yang berikrar dengan kalimat ini berarti telah menjadikan Allah sebagai tujuan utama dalam perjalanan hidupnya.

Berikrar dengan kalimat tahlil ini berarti menjadikan seseorang memeluk agama Islam. Namun, kalimat tahlil ini menuntut orang tersebut untuk meyakini makna kalimat tahlil ini di dalam hati, benak dan pikirannya serta membuktikannya dalam setiap perilakunya di kehidupan sehari-hari. Orang yang berikrar dengan kalimat laa ilaha Illallah ini akan mendapatkan hak-haknya sekaligus wajib menjalankan kewajibannya sebagai umat Islam.

Kalimat tahlil inilah yang akan menyelamatkan kita di hari akhir nanti.

Abu Hurairah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang beruntung dengan syafa’at (pertolongan)-mu kelak?” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku kira belum ada orang yang bertanya kepada tentang hal semacam ini sebelumnya. Manusia yang paling beruntung apada hari kiamat adalah seseorang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) dengan hati yang penuh keikhlasan.” (HR. Bukhari)

Terakhir, kalimat takbir Allahu Akbar yang bermakna Allah Maha Besar.  Kalimat yang diucapkan di setiap gerakan sholat ini memiliki makna bahwa Allah-lah yang paling besar kekuasaannya, paling besar kekuatannya, dan paling besar keagungannya. Tiada yang dapat menandingi dan menyaingi kekuasaan, kekuatan, dan keagungan Allah.

Kalimat takbir ini juga memberikan dampak kepada mereka yang sering mengucapkannya, seperti memberikan semangat dan keberanian karena Allah dengan segala kebesarannya mendampingi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari; memberikan efek ketenangan pada jiwa kita karena kita memiliki Allah yang Maha Besar yang sanggup menyelesaikan semua permasalahan hidup kita; dan membuat kita lebih bersyukur atas segala pertolongan, kemudahan hidup, anugerah, berkah, dan Rahmat yang Allah berikan kepada kita.

Pembaca yang budiman, keempat kalimat tauhid ini merupakan amalan yang ringan namun memberikan dampak yang besar dalam kehidupan kita. Jika kita benar-benar meresapi makna keempat kalimat tauhid ini, maka kita akan senantiasa berusaha menghindari ucapan dan perilaku yang dapat menodai dzikir yang kita amalkan. Ganjaran yang Allah sediakan untuk hambaNya yang gemar berdzikir adalah akan diampuni dosa-mereka.

Rasulullah bersabda, “Di muka bumi ini, setiap kali seseorang membaca kalimat laa ilaaha illallaah, Allaahu Akbar, Subhaanallah, Alhamdulillaah, dan Laa haula walaa quwwata illaa billaah, maka dosa-dosanya dilebur meskupun lebih banyak dari buih di laut.”

Ma syaa Allah.. Betapa indahnya balasan yang Allah berikan kepada hambaNya yang Istiqomah berdzikir. Semoga kita termasuk ke dalam golongan tersebut. Aamiin aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

Nah, itulah keempat ucapan yang sangat Allah cintai dan ternyata, mengamalkan keempatnya akan membuahkan banyak kebaikan bagi pengamalnya. Sekarang, tahukah kalian apa saja empat ucapan yang disukai oleh sesama manusia? Hayo.. kalian pasti sudah tahu kan ya.. Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk bersama-sama mencari tahu jawabannya di  artikel selanjutnya ya.

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL