fbpx

Atasi Ketimpangan Sosial Dengan Fundraiser

 

MAINews, Depok – “Bagi sebagian orang, profesi sebagai fundraiser atau amil masih dianggap belum menjadi pilihan. Namun berdasarkan pengalaman saya yang menekuni bidang ini selama 14 tahun, Amil bukan lagi menjadi alternatif profesi tapi menjadi malah pilihan,” ungkap Abdul Ghofur, Direktur Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation dalam acara talkshow interaktif yang digelar Minggu, (29/04/2018). Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian Gebyar Ekonomi Syariah (GES) yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SEBI.

Ketimpangan ekonomi Indonesia ada di peringkat 4 di dunia. Bahkan menurut survey, satu orang terkaya di Indonesia bisa memiliki kekayaan seratus juta penduduk miskin di Indonesia. Kata Ghofur, kondisi tersebut menunjukkan ketimpangan yang begitu lebar.

Untuk hal itu, Ghofur menawarkan sebuah solusi. Yaitu menjadi amil atau fundraiser.

Di dunia mengenal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal Sustainable Development Goals. Sebanyak 17 program telah dikukuhkan oleh PBB. Program tersebut menjadi acuan lembaga-lembaga termasuk lembaga zakat dalam menggulirkan program-program sosial kemanusiaan demi kemaslahatan umat.

“Bagi setiap orang, mencari dana itu susah. Tapi bagi seorang fundraiser, mencari uang itu bisa melalui proposal,” ungkap Ghofur.

Pesan Ghofur, jika ingin mengajukan dana ke sebuah lembaga atau perusahaan, berpatokanlah pada SDG’s.

Selain Abdul Ghofur, talkshow interaktif yang diikuti oleh kurang lebih 200 peserta itu diisi oleh Tata Taufik Nugraha, B.Eng yang menjabat sebagai Direktur Operation/Cofounder PT. Svarga Reka Information dan Rudi Irawan yang menjabat sebagai Direktur Program Laznas BSM.

RELATED ARTIKEL