MAINews, Bogor – Untuk mewujudkan pengelolaan lembaga amil zakat yang sehat sebagai pondasi yang kuat dalam rangka mencapai visi dan misi lembaga yang modern, terpercaya dan rahmatan lil ‘alamin, Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang diadakan di Bumi Katulampa, Bogor, 24-25 November 2018.
Kegiatan ini dihadiri oleh 54 orang yang terdiri dari Pembina MAI Foundation, Para Pengurus MAI Foundation, Staff Pelaksana baik Pusat maupun Kantor Wilayah, Perwakilan Bapekis Pusat, Tamu Undangan serta beberapa orang relawan aktif MAI Foundation.
Dalam sambutannya, Ketua Umum MAI Foundation mempertanyakan perihal tujuan MAI selama 5 (lima) tahun ke depan. Menurut Tedi, itu semua tergantung dengan kejelian MAI dalam melihat situasi.
“Ini bisa dilihat di bidang penghimpunan dan penyaluran yang trend tiap tahunnya terus naik,” ungkap Tedi.
Dunia mengalami perubahan yang sangat cepat. Apalagi ketika terjadinya pergantian fungsi manusia oleh robot yang telah diadopsi beberapa negara maju seperti Jepang dan Amerika. Meskipun begitu, di dunia filantropi, di antara perubahan itu ada yang bersifat tetap seperti syariat agama Islam.
“Kita bisa menggunakan digital teknologi semaksimal mungkin seperti pembukuan menggunakan sistem, ziswaf menggunakan QR code dll, namun semua kemudahan yang diusung itu harus sesuai dengan syariat Islam,” jelas Tedi.
Dalam hal menjalankan amanah yang telah dipercayakan para muzakki, Tedi meminta semua amil agar memiliki sifat yang konsisten seperti sidik, amanah, fatonah dan tabligh.
“Sidik itu artinya jujur. Amanah itu menyangkut kredibilitas MAI yang accountable dan trusted, fatonah yang itu visi dan misi harus direncanakan serta fatonah yaitu menyampaikan secara professional dan mengomunikasika program dengan baik,” pungkas Tedi.
Jika semua sudah diterapkan, kata Tedi, kemampuan tersebut merupakan dasar pasti agar ekspansi berjalan lancar.