fbpx

Pelajaran Mengenai Isra Mi’raj

 

Salah satu peristiwa besar yang oleh kaum Muslimin diperingati setiap bulan Rajab adalah peristiwa fenomenal sekaligus mukjizat yang disebut Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra’ berarti perjalanan Nabi SAW dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Al Quds, Palestina. Sementara itu, Mi’raj adalah dinaikannya Rasulullah menghadap Allah di sidratul muntaha, lapisan tertinggi langit sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh semua makhluk dalam semalam.

Peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada tahun ke-10 dari Nubuwah, ini pendapat al-Manshurfury. Menurut riwayat Ibnu Sa’d di dalam Thabaqat-nya, peristiwa ini terjadi 18 bulan sebelum hijrah. Peristiwa ini menunjukkan keagungan Rasul terpilih. Pada saat itu, umat Islam mengalami kekalahan dalam peperangan. Rasulullah merasa sedih atas banyaknya mujahid yang gugur. Rasulullah mengalami kesulitan dan penderitaan selama menjalankan dakwah. Apalagi setelah kehilangan Abu Thalib dan istri tercinta Khadijah binti Khuwailid. Maka Allah memberinya perjalanan dengan tujuan untuk menentramkan perasaan Nabi SAW karena nikmat yang dilimpahkan kepadanya sangatlah besar.

Peristiwa isra’ dan mi’raj diabadikan oleh Al-Qur’an dalam surah yang dinamakan dengan peristiwa tersebut yaitu surah Al-Isra’. Bahkan peristiwa inilah yang mengawali surat ini. Simaklah firman Allah:

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Isra’: 1).

Dalam beberapa riwayat, Rasuullah bahkan menjadi imam sholat bagi seluruh para nabi sebelumnya. Keagungan Rasul ini tentu menjadi kebanggaan dan kebahagian kita selaku umatnya dengan tetap mempertahankan dan memelihara kemuliaan tersebut dalam kehidupan kita. Untuk itu, tugas umat Islam di berbagai penjuru dunia agar menjaga dan mempertahankan tempat suci, agung nan bersejarah itu dari kaum Yahudi yang hendak merampasnya.

Sementara mengenai perintah shalat dari Allah tanpa melalui perantara. Karena shalat adalah salah satu cara agar lebih dekat dengan Allah. Dengan shalat, bisa mengubah hidup menjadi lebih berkah.

 

 

RELATED ARTIKEL