Hidup adalah proses mengembara dengan setiap fase kehidupan yang ada.Terkadang mudah namun terkadang sulit. Berkelana untuk setiap nafas yang Allah beri dengan segenap kemampuan diri, berjalan kadang dalam gelap terlunta-lunta sendiri, kadang dalam terang menyendiri, kadang ramai dengan riuh nafas manusia.
Hidup ini tentang bagaimana kita memahami semuanya dengan bijak, karena bagi seorang muslim kehidupan ini sebuah kenikmatan, menjadi makhluk paling sempurna diantara makhluk ciptaan-Nya yang lain, memiliki kesempatan untuk memilih dalam kehidupan, meraih pahala untuk setiap fase kehidupan, dalam kondisi buruk maka ada pahala sabar disana, dalam kondisi baik maka ada pahala syukur disana.
Namun terkadang manusia hanya melihat semua sisi kehidupan dari satu sudut pandang saja. Ia melihat hanya dari kondisi terburuk dan menakutkan saja, jika hidup ini sebegitu menakutkan kenapa Allah izinkan diri ini lahir kedunia ini. Padahal Allah lebih dekat dengan kita makhluknya melebihi kedekatan seorang ibu kepada anaknya. Tidak mungkin seorang ibu akan membiarkan anaknya masuk kedalam ruang gelap yang menakutkan. Jadi, tidak mungkin Allah biarkan kita menderita dalam hidup ini jika memang hidup ini penuh dengan penderitaan.
Untuk mengubah hidup kita, maka kita harus merubah alur berpikir kita. Kita jangan selalu melihat dunia ini dari sisi gelap saja. Padahal pasti ketika ada gelap, maka akan ada terang, jika ada pagi maka ada malam, jika ada langit maka ada bumi, jika ada kesulitan maka ada kemudahan, jika ada gelap percayalah maka pasti ada terang. Begitupun dengan kehidupan, tak selamanya gelap pasti akan ada masanya terang, tidak selamanya hidup kita berada dalam kesulitan percayalah suatu saat akan ada kemudahan.
Kunci dari memunculkan titik terang atau kemudahan hidup adalah dengan berbaik sangka pada setiap takdir Allah. Kita harus mampu melihat terang dalam gelap, harus mampu melihat kemudahan hidup dalam setiap kesulitan-kesulitan hidup kita. Yakinlah setiap manusia didunia ini pasti punya kesulitan dalam hidupnya, namun ada yang tidak berlarut dalam kesedihan karena meratapi takdir buruk dan langsung bangkit kembali untuk meraih hak masa depan yang lebih baik dan ada pula yang berlarut-larut dalam kesedihan dan melihat semua sisi kehidupan ini kejam bagi hidupnya.
Dalam Islam kita diwajibkan untuk ber-husnudzan atau berbaik sangka kepada Allah, hal ini adalah alat bagi hidup kita agar selalu bahagia dengan semua yang telah Allah takdirkan untuk hidup kita. Allah maha mengetahui, bahkan Allah dapat mengetahui debu hitam diatas batu hitam didalam hutan yang sangat gelap, bagaimana dengan kita yang secara logika memiliki postur tubuh yang lebih besar dari hanya sebuah butiran debu. Sungguh Allah sangat mengetahui kita, apa yang baik dan apa yang buruk untuk kehidupan kita.
Segala yang terjadi saat ini adalah sesuatu yang telah Allah takdirkan memang harus terjadi jauh sebelum kita lahir kebumi, dan apa yang terjadi dalam kehidupan kita adalah sudah pasti yang terbaik. Allah tidak akan mungkin membiarkan kita terus-menerus berada dalam sisi gelap dunia, Allah telah berjanji bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Allah ulang perkataan itu sebanyak 2 kali dalam Al-qur’an surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6. Allah ingin kita mampu melihat terang dalam gelap, karena sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.
Dalam hidup ini tidak ada yang mampu merubah hidup kita, kecuali diri kita sendiri. Orang lain disekitar hanya mampu memberikan dukungan, mereka hanya bisa berkata-kata namun hanya kitalah yang mengeksekusi keputusan dalam setiap fase kehidupan kita. Dalam setiap keputusan hidup, maka berpegang teguhlah pada Allah, agar Allah tunjukkan kepada kita jalan keluar dan kemudahan-kemudahan dalam hidup, jangan pernah lupa agar selalu berbaik sangka kepada Allah, sehingga mampu melihat terang dalam gelap, mampu melihat solusi dalam setiap masalah kehidupan kita. (yas).