fbpx

Karena Tidak Setiap Benih Akan Tumbuh

Membaca sekilas judul tulisan ini sepertinya akan lantas mengarahkan imajinasi kita pada eksposisi bagaimana cara merawat tanaman dengan baik dan benar. Mungkin saja judul serupa ini dapat pula kita temukan pada wajah tabloid Trubus atau spesialisasi media cetak lain yang khusus membahas tanaman. Di dalamnya akan dipaparkan tahapan menanam sesuai dengan karakter dan variannya karena berbeda jenis tanaman akan berbeda pula penanganannya. Ada karakter tanaman yang baik diletakkan persis di bawah sinar matahari pagi agar daunnya mengalami proses fotosintesis dengan baik dan klorofil yang dihasilkan akan maksimal pula. Namun sebaliknya, ada jenis tanaman yang bentuk treatment penanganannya justru harus disembunyikan dari sinar matahari dan tidak disiram dengan air dalam kadar yang berlebih agar proses pertumbuhannya sempurna. Jika perlakuan terhadap tanaman tidak sesuai dengan karakter dan jenisnya maka yang terjadi adalah pertumbuhan yang tidak maksimal bahkan gagal sebab tidak setiap benih akan tumbuh.

Tunggu dulu, apakah tulisan ini memang khusus membahas cara penanganan tanaman? Tentu bukan. ‘Tidak Setiap Benih Akan Tumbuh’ hanya analogi yang mudah saja untuk menggambarkan kebaikan yang dihasilkan dari amalan terpuji yang dicintai Allah. Namun ternyata tidak semua amalan terpuji tersebut akan maksimal menuai hasil dari ‘benih yang ditanam’ sebab tata cara dan penerapannya yang tidak sesuai hukum dan rukun yang berlaku. ‘Benih’ yang kita maksudkan ini bernama sedekah jariyah.

Satu dari sekian banyak bentuk amalan yang dicintai Allah ialah sedekah jariyah. Kita tentu mengingat hadits yang seringkali dilantunkan tentang tiga amalan yang tidak akan terputus dari jasad anak cucu Adam yang telah wafat ialah ilmu yang bermanfaat, doa anak yang soleh, dan sedekah jariyah. Betapa sedekah jariyah terkategorikan dalam amalan istimewa yang dikhususkan Allah tidak lenyap dan musnah meski jasad seorang hamba telah wafat. Tandanya ada kandungan kebaikan yang luar biasa dalam amalan sedekah tersebut. Mari kita kuatkan pandangan ini dengan firman Allah dalam Quran QS : Al-Baqarah : 267 berikut,

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya.”

Juga dalam hadits Rasulullah SAW ditegaskan bahwa sedekah dapat menghapuskan dosa bagi muslimin dan muslimat, “Sedekah itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana air itu memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi)

Dari kutipan ayat Quran tersebut dijelaskan tentang perintah menafkahkan sebagian hasil dari usaha kita (infaq dan sedekah dari hasil bekerja) yang baik-baik. Kita bukan saja diperintahkana bersedekah tetapi juga memilih yang terbaik dari yang kita miliki jika kita termasuk dalam golongan orang-orang beriman. Ada kriteria tambahan dalam bersedekah yang tidak sekadar memberi secukup dan seikhlasnya saja tapi haruslah dalam bentuk yang baik dan dengan nilai terbaik pula. Sejatinya sedekah yang baik itulah yang akan bersaksi di hadapan Allah. Menyinggung tentang sedekah terbaik untuk Allah kita jadi teringat kisah anak Adam yakni Kabil dan Habil. Mereka berdua adalah anak kandung Adam yang diperintahkan Allah saat itu tuk bersedekah dari hasil pekerjaan yang mereka peroleh. Kabil yang dikenal dengan sifat iri hati, dengki lagi kikir menafkahkan harta terburuknya dari hasil usahanya berbeda dengan saudaranya, Habil. Ia menafkahkan sedekah dalam bentuk sebaik-baiknya hasil usaha karena ia tahu harta yang dikeluarkannya adalah perintah Allah, Tuhannya, maka is berikah harta terbaik yang dimiliki guna bernilai tinggi dihadapan Allah. Lalu sedekah siapakah yang diterima Allah? Tentu saja sedekah yang dinafkahkan oleh Habil, yakni sedekah yang terbaik, yang sebesar-besar jumlah dan sebagus-bagusnya kualitas.

Urgensi sedekah pun diserukan oleh Rasulullah SAW bahwa sedekah adalah amalan yang dapat menghapus dosa seperti air yang memadamkan api. Bagaimana mungkin kita sebagai mukmin tidak tergiur iming-iming yang dijanjikan Allah dan RasulNya sedangkan Allah ialah Tuhan Yang Maha Menepati janji dan Rasulullah sebaik-baiknya manusia pilihan Allah? Maka yakinilah bahwa di dalam amalan sedekah jariyah ada banyak kebaikan dan keistimewaan. Ia dapat menghapuskan dosa, mengayakan harta dan jiwa dalam kacamata Allah, menghidupkan hati yang lapang, menyejahterakan ekonomi umat, serta sedekah dapat menyuburkan benih-benih aset kita di surga. Kembali lagi pada pembahasan menarik, lantas mengapa ‘tidak semua benih akan tumbuh?’

Ada beberapa hal sebab benih-benih aset yang kita tanam tidak semua akan tumbuh yakni yang paling pertama ialah karena niat. Tentu kita pernah mendengar hadits ‘Arba’in yang berbunyi “Innamal a’maalu binniyat, wa innamal likullim ri immanawaa….” yang artinya “Sesungguhnya segala amal itu bergantung pada niatnya dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya….”

Jika sedekah yang kita keluarkan diniatkan agar harta benda kita berlipat ganda saja maka Allah akan berikan demikian. Mungkin saja buah dari sedekah kita akan membuat kita semakin kaya dan berlimpah harta tapi sebatas demikian. Harta berlimpah tanpa ada keberkahan di dalamnya dan hati tetap merasa sempit, merasa sulit dan gelisah. Jika sedekah kita diniatkan agar Allah rido, Allah menerima amalan kita, Allah mencintai kita, lalu kita berharap sedekah itu menjadi sebuah keberkahan yang membersihkan harta dan jiwa kita serta mampu menyejahterakan makhluk lain maka buah kebaikan yang berlipatganda yang bahkan balasannya melimpah tanpa kita duga, di luar terkaan indera manusia, itu adalah sebuah keniscayaan. Kita hanya perlu meyakini bahwa sedekah ialah amalan yang disukai Allah yang terkandung banyak kebaikan di dalamnya. Jika hanya mengharap agar Allah rido saja maka balasan yang kita terima adalah segala hal yang bahkan tidak pernah kita bayangkan sebab balasan Allah adalah bentuk keajaiban di luar nalar manusia. Jika dengan bersedekah tujuan kita hanya tentang Allah, hanya berpusat pada ini mau Allah dan Allah suka maka ‘benih-benih sedekah dari yang kita tanam tersebut akan tumbuh’ menjadi rezeki yang senantiasa terus mengalir deras dari segala pintu yang tidak kita sangka, hati menjadi tenang dan hidup, masalah dan beban hidup seperti mudah dan terangkat, keluarga dan lingkungan terdekat kita merasakan dampak kebahagiaan dan kesejahteraan, pahala jariyah yang terus mengalir bahkan ketika kita wafat, serta balasan yang indah yakni aset akhirat yang tidak mampu terbayangkan berapa banyaknya. Kita lihat janji Allah berikut, “Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak.” (QS: Al-Baqarah : 245)

Bukankah Allah ialah hakim Yang Maha Adil?

Seperti halnya tanaman dalam paragraf awal yang tadi kita bahas, sedekah pun harus dirawat agar benihnya dapat tumbuh dengan baik dan berkembang maksimal dan kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh banyak pihak. Lalu bagaimana cara agar benih sedekah yang kita tanam dapat tumbuh? Rasulullah SAW pernah berpesan kepada kita umatnya tentang nasehat mengenai jumlah dua orang lebih baik dari seorang, tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang lebih baik dari tiga orang untuk menegaskan pada umat Islam untuk sebaiknya menunaikan ibadah dan amalan lain dengan berjamaah. Jamaah dalam ungkapan ini dapat dimaknai sebagai lembaga, yayasan, komunitas, perkumpulan muslim yang sama-sama berharap rida Allah dan berupaya menunaikan syariat Islam yang satu diantaranya ialah amalan sedekah. Rasulullah juga berpesan dalam hadits lain agar muslim senantiasa hidup bersama saudaranya karena sesungguhnya serigala hanya memakan domba yang terpisah dari kelompoknya. Sekuat itu nasehat tentang muslim yang harus hidup bersama-sama di bawah naungan lembaga dan badan karena sepenting itulah fungsi sistem yang mengatur. Dengan melalui lembaga yang mengatur, seperti badan amil zakat, infaq, sedekah, dan wakaf maka sedekah jariyah akan terjamin untuk terpelihara selalu karena sudah ada sistem dan sumber daya terpercaya yang mengurus agar pahalanya dapat mengalir terus dari benih yang kita tanam tadi. Sedekah jariyah yang semakin dirawat dengan baik maka akan semakin besar kemanfaatannya dan semakin besar pula pahalanya. Inilah upaya yang dapat kita tunaikan demi menjaga benih-benih yang kita tanam agar tumbuh subur dengan mengalir deras manfaat dan kebaikan seperti harapan kita, dan tentu seperti yang Allah ridai.

Yuk Sedekah melalui www.maiberbagi.or.id

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL