Oleh: Ustad Fahruroji, MA
Ketika kita mendengar atau berbicara bisnis, asumsinya pada kegiatan bisnis yang dilakukan antara dua orang atau lebih atau antara satu entitas dengan entitas lain dalam rangka untuk memperoleh barang atau jasa dengan imbalan uang dalam jumlah tertentu. Siapapun yang melakukan bisnis ingin memperoleh keuntungan materi yang besar serta terhindar dari kerugian. Nah, untuk memperoleh keuntungan yang besar ini, segala kemampuan dikerahkan, harta dibelanjakan, waktu dimanfaatkan secara optimal, tenaga dikeluarkan dan apapun dilakukan agar keuntungan yang besar diperoleh. Sebaliknya, agar terhindar dari kerugian maka bisnis dilakukan dengan sangat perhitungan dan kehati-hatian.
Sebenarnya ada bisnis lain yang nilai keuntungannya tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ada di dunia ini, yaitu bisnis dengan Allah, di mana balasannya adalah surga dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya yang oleh Nabi dijelaskan bahwa kenikmatannya tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati. Lantas bagaimana cara berbisnis dengan Allah? Berbisnis dengan Allah bermodalkan keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya serta keikhlasan semata-mata mengharap keridhoan Allah SWT dan balasan pahala dari ibadah dan amal saleh yang dikerjakan. Dengan melakukan amal saleh maka seseorang telah berbisnis dengan Allah dan akan disempurnakan pahalanya serta akan ditambah karunia-Nya. Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan bahwa melakukan amal saleh merupakan bisnis dengan Allah yang menguntungkan dan tidak akan merugi, seperti firman Allah dalam QS. Fathir ayat 29-30:
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ(30)
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
Jika berbisnis dengan sesama manusia saja semangatnya tinggi, maka berbisnis dengan Allah harus lebih tinggi semangatnya, tidak malas-malasan, dan tidak pas-pasan. Segala karunia yang Allah berikan kepada kita dipergunakan untuk menambah amal saleh untuk meraih kehidupan akhirat yang lebih baik dan kekal dengan tetap tidak melupakan bagian kehidupan kita di dunia ini, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Qashash ayat 77: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.