fbpx

Akhlak Akhir Tahun

Kita semua tahu bahwa 2020 menjadi tahun yang ajaib dan mengesankan bagi jutaan rakyat Indonesia bahkan dunia. Di tahun ini terjadi sebuah wabah besar yang dialami seluruh penduduk bumi, jangkauannya melebihi epidemi, ia bernama pandemi Covid-19. Untuk merangkum momen yang terjadi di sepanjang 2020, ada sebuah meme unik yang sempat trending di twitter dan viral di instagram. Bunyinya seperti ini, “2020: Januari, Februari, Pandemi, Desember..” Ini merupakan guyonan cerdas menyinggung momen yang dilalui jutaan umat manusia di dunia selama 2020. Kita hanya merasakan aktivitas normal pada Januari, lalu Februari, sisanya kehidupan normal tersebut diusik oleh tamu besar bernama pandemi yang terjadi sejak Maret 2020 lalu bahkan hingga hari ini di Desember 2020 pandemi Covid-19 pun tak kunjung usai.  Karenanya dalam meme tersebut Maret tidak disebut dalam urutan bulan setelah Januari dan Februari tapi diganti dengan nama ‘Pandemi’ yang mewakili kejadian awal pandemi Covid-19 masuk ke Indoneisa. Bohong jika kita simpulkan perjalanan 2020 tidak terasa, tiba-tiba kita sudah sampai di penghujung akhir tahun saja, tidak lama kita menginjak tahun baru 2021. Segala momentum selama pandemi awal tahun 2020 hingga Desember ini terekam jelas dalam memori dan mengisahkan luka, duka, sekaligus, kesan dan kenangan terdalam bagi jutaan penduduk bumi. Luka dan duka yang tergores sebab mengalami kejadian tidak diharapkan seperti terpapar virus Covid-19 atau bahkan keluarga tercintanya meninggal dunia sebab berjuang melawan ganasnya virus tersebut. Momen menyenangkan dan mengesankan pun dialami, misalnya dengan banyaknya kesempatan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga tercinta di rumah selama masa karantina atau pembatasan aktivitas sosial berskala besar; atau yang kita kenal dengan istilah populer PSBB, yang menyebabkan gencarnya WFH (Work From Home), Kuliah Online, Sekolah Daring, sehingga kita mungkin berkesempatan menghabiskan waktu untuk diri kita sendiri dengan melakukan hobi yang disukai. Misalnya seperti bersepeda, olahraga, berkebun, membaca buku, menyiram tanaman, memasak, dan banyak bentuk kegemaran lain yang sesuai dengan passion  kita.

Segala kenangan tentang pandemi Covid-19 sejak 9 bulan lalu kita lalui bahkan sampai hari ini yang belum terdengar kapan usainya, berhasil memendekkan jarak waktu sehingga kita hampir sampai di penghujung tahun. Tinggal menghitung hari, kalender Desember akan menginjak angka 31 kemudian berakhirlah 2020 dengan segala hiruk-pikuknya dan terbitlah 2021. Tentu banyak harapan yang kita simpan di depan kening menyambut pembukaan 2021 nanti. Salah satu yang terpenting bagi sebagian besar umat manusia di dunia tentu agar keadaan pandemi Covid-19 ini lekas usai dan membaik. Sebab banyak rindu yang tertahan dalam celengan dan hanya temu yang dapat menjadi obat penawarnya, juga rencana-rencana hidup yang tertunda di 2020 yang ingin segera diwujudkan. Sebelum harapan-harapan itu kita catat dalam To Do List, ada baiknya kita sibuk mempersiapkan diri melepas akhir tahun ini. Menutup 2020 apa hal yang perlu disiapkan? Apakah baju yang baru guna menyambut tahun yang baru? Pacar baru atau status baru? Ataukah dengan mempersiapkan pribadi yang baru? Kita akan sama-sama merangkum dan membahas singkat tentang hal-hal yang harus dipersiapkan pada akhir tahun.

Sebagai umat Islam, tentu salah satu yang dijunjung tinggi dari seseorang ialah imannya, ilmunya, lalu amalnya, atau akhlaq. Jelang akhir tahun akan ada perayaan meriah yang diselebrasi oleh milyaran penduduk dunia. Dia adalah perayaan tahun baru Masehi. Ini rutin terjadi tiap 31 Desember setiap tahunnya dalam rangka menyambut tahun yang baru, hidup yang baru. Jika umat Islam dikenal dengan keindahan budi pekerti dan luhurnya akhlaq (adab), maka bagaimana akhlaq seorang muslim mempersiapkan akhir tahun?  Kita lihat doa Rasulullah SAW mempersiapkan berakhirnya dan bergantinya tahun. Berikut ini. Ini adalah doa Rasulullah yang ia panjatkan di penghujung habisnya tahun Hijriyah namun akan baik juga kita amalkan pada pergantian tahun Masehi. Membaca doa dan berharap banyak kebaikan pada Tuhan dalam rangka menyambut masa yang baru lebihbaik dari pada ikut berhura-hura dan berpesta-pora menghamburkan uang seperti kebanyakan manusia yang memiliki tradisi perayaan akhir tahun. Marilah sama-sama kita simak doa Rasulullah SAW berikut yang dicantumkan oleh Sayid Utsman bin Yahya dalam karyanya Maslakul Akhyar,

“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena Kemurahan-Mu sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya, aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku.”

Memanjatkan doa pada Allah adalah akhlaq yang baik lagi terpuji yang dapat ditunaikan muslim beriman ketika menuju penghujung tahun. Meminta ampunan Allah dan bersyukur atas segala pemberian-Nya sampai hari ini. Amalan ini jauh lebih baik daripada turut serta mengikuti kebiasaan dan tradisi kebanyakan manusia lain yang merayakan akhir tahun dengan berpesta. Mengapa? Pertama, tahun baru Masehi bukanlah tahun baru umat Islam yang perlu diagung-agungkan. Satu-satunya tahun baru Islam ialah tahun baru Hijriyah setiap tanggal 1 Muharram, dan hari raya yang wajib dibesar-besarkan umat Islam untuk diperingati hanyalah Iedul Adha dan Iedul fitri. Selain itu, jika kita mengikuti tata cara orang kafir, musyrik, dan nasrani dengan berpesta menyambut akhir tahun maka kita termasuk dalam golongan kaum tersebut. Pandangan ini ditegaskan dengan hadits riwayat Abu Daud no. 4031, dishahihkan oleh Al Albani yang berbunyi,

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”

 

Anas bin Malik mengatakan,

“Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi SAW tiba di madinah, beliau mengatakan, ‘Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah mengganti bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari idul Fithri dan Idul Adha’.”

Allah juga melarang kita menghadiri atau mengikuti perayaan hari raya orang musyrik, seperti firman-Nya,

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan kepalsuan, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang)yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS: Al-Furqan : 72).

Juga larangan menghambur-hamburkan harta dalam firman Allah pada QS: Al-Isra’ : 26-27) yang berbunyi,

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.”

          Allah dan Rasul-Nya sudah dengan tegas melarang kita mengikuti kebiasaan orang musyrik dan nasrani lewat firman Allah dalam Quran dan kebiasaan Rasulullah dalam kutipan haditsnya. Sungguh Allah dan Rasul-Nya hanya memerintahkan, jika mengandung kebaikan di dalamnya dan hanya akan melarang jika hal itu mengandung keburukan bagi hamba-Nya. Larangan merayakan tahun baru di momen akhir tahun memiliki banyak madharat, yakni sebuah perbuatan yang sia-sia, tidak bermanfaat, tindakan boros, mubadzir, dan penghamburan harta, sedangkan harta itu dapat dialihkan untuk infaq, zakat, dan sedekah pada orang lain yang lebih berhak menerimanya. Kerugian lain ialah perayaan akhur tahun merupakan salah satu cerminan tradisi nonmuslim (kafir, nasrani, dan musyrikin) yang tentu akan mengikis akidah dan keimanan jika kita melebur di dalamnya. Jika senantiasa dilakukan, tentu amalan ini dapat mengeruhkan hati kita, dan membuat kita jauh dari rahmat Allah.

Akhir tahun bukan hal yang mesti melulu dibesar-besarkan, terlebih tahun tersebut bukan merupakan peringatan tahun milik Umat Islam. Alangkah baiknya, kita menjauhkan diri dari kebiasaan dan tradisi perayaan pergantian tahun dengan memperbanyak istighfar dan muhasabah diri, lalu memanjatkan doa pada Allah sebagai bentuk syukur atas segala nikmat dan memohon diberikan kebaikan, keberkahan, dan ampunan dalam setiap aktivitas kita, baik dari tahun yang telah lewat, atau tahun baru yang akan datang. Akhlaq muslim di akhir tahun tentu akhlaq mahmudah yang terkandung kebaikan di dalamnya. Tidak mengganggu orang lain dengan berpesta, memilih berdiam diri untuk berdoa dan bermuhasabah, demi mempersiapkan diri menjadi pribadi dengan cerminan akhlaq yang lebih baik lagi.

Yuk Sedekah akhir tahun melalui www.maiberbagi.or.id

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL