fbpx

Relawan Kebencanaan itu Harus Kuat Mental

 

MAINews, Palu – Gempa bumi yang mengakibatkan terjadinya tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, Jumat, (28/9/2018) mengundang banyak perhatian semua pihak seperti lembaga ZISWAF seperti Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation yang bergerak juga dalam bidang kemanusiaan.

MAI Foundation memberangkatkan beberapa tim relawan sebagai respon cepat bencana. Terhitung, sudah empat (4) kali MAI mengirimkan tim untuk membantu proses evakuasi sampai mengadakan program-program pemulihan gempa tsunami.

Abdul Hadi selaku Koordinator Relawan MAI mengatakan yang menjadi relawan kebencanaan itu harus kuat mental. Melihat korban dan kondisi daerah terdampak secara langsung memang tidak mudah sehingga relawan yang datang itu harus dibekali fisik dan mental yang kuat.

“Kami pernah mengunjungi wilayah Balaroa yang semua bangunan itu rata tanah. Begitu memasuki wilayah tersebut, kami mencium bau busuk menyengat yang ternyata berasal dari jenazah manusia yang tertimbun tanah dan tidak bisa dievakuasi warga maupun tim Basarnas,” cerita Hadi.

Jangan sampai, kata Hadi, relawan datang ke sana mau membantu malah shock, mentalnya belum siap sehingga menyebabkan stress dan gangguan mental lainnya.

Misalnya ketika mendampingi anak penyintas gempa. Emosi dan trauma tentu dirasakan oleh mereka. Kata Hadi, ketika memasuki daerah terdampak, maka seharusnya psikis kita harus pelan-pelan masuk.

“Ingat bahwa misi utama di sana adalah penyelamatan. Maka sebisa mungkin bertahan dalam segala situasi dan kondisi. Mental juga bisa diperkuat dengan selalu mengingat Allah,” ungkap Hadi.

 

 

RELATED ARTIKEL