fbpx

MAI Foundation Tambah Tim Bencana Gempa Palu, Inilah Aksi Mereka di Hari Pertama

 

MAINews, Makassar – Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation kembali mengirimkan Tim Unit Respon Bencana ke lokasi terdampak gempa Palu dan Donggala, Kamis, (4/10/2018). Mereka berangkat dari Jakarta pukul 08.40 WIB dan tiba di Bandara Sultan Hasanudin Makassar 2 jam kemudian.

Sesampainya mereka di Makassar, tim yang terdiri dari 5 orang itu segera melakukan koordinasi dengan Bank Mandiri Region X Makassar yang merupakan mitra kerja MAI untuk merumuskan berbagai kegiatan di keesokan hari.

Jumat, (5/10/2018), sambil menunggu kepastian keberangkatan menuju lokasi terdampak di Palu, tim respon yang dikoordinatori oleh Abdul Hadi melakukan beberapa aksi sosial kemanusiaan di Makassar.

Abdul Hadi membagi tim menjadi 2 bagian. Tim pertama bertugas menghadiri rapat koordinasi dengan Forum Zakat (FOZ) di Markas Institut Zakat Indonesia (IZI) Makassar. MAI Foundation adalah anggota aktif FOZ.

Hasilnya, tim pertama mengunjungi korban bencana gempa yang berlokasi di Asrama Haji, Kel. Sudiang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar.

Ribuan korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala Sulawesi Tengah telah mengungsi di Asrama Haji Makassar. Para pengungsi merasa trauma dengan kejadian gempa yang melanda kampung mereka.

Dari wawancara tim MAI Foundation, pengungsi yang berada di Asrama Haji banyak yang berasal dari Pulau Jawa (transmigran) seperti Solo, Jogjakarta, dll. Kebanyakan pengungsi hanya transit sambil menunggu sanak keluarga menjemput untuk pulang ke kampung halaman di Jawa.

Sementara itu, tim kedua bertugas mencari dan membeli kelengkapan posko pengungsian.

Berdasarkan informasi, ternyata pengungsi korban bencana tidak hanya di Asrama Haji saja, namun ada juga di beberapa daerah lainnya seperti di daerah Antang.

“Ya, jadi kami pun pergi ke lokasi pengungsian lain di Perumahan Griya Praja Indah Kelurahan Antang Kec. Manggala Kota Makassar. Kami mendapat informasi bahwa daerah tersebut banyak pengungsi yang bantuan logistiknya kurang,” ujar Abdul Hadi.

Jelas Hadi, kurangnya logistik tersebut bisa dikarenakan faktor akses yang terlalu jauh sehingga tidak terinformasi kepada rekan lembaga kemanusiaan yang lain.

Di Antang, MAI Foundation memberikan bantuan logistik, terutama jajanan untuk anak-anak. MAI juga mengadakan trauma healing berupa konseling, psychological aid dengan cara lebih banyak mendengarkan mereka bercerita dan tidak banyak bertanya, memberikan mereka kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka, unek-unek mereka untuk mengurangi rasa takut, stres atau trauma, mengajak anak-anak membaca surat-surat pendek dan berbagi makanan ringan. Tidak sedikit pengungsi di sana yang umurnya masih usia sekolah dasar.

Di lain tempat, tim MAI Foundation melakukan drop barang-barang logistik ke tempat Perusahaan Ekspedisi Pak Haji Supardi untuk bisa diantarkan besok pagi ke Palu.

RELATED ARTIKEL