fbpx

Reaksi Dewi Lestari Ketika Mengenal PP Al Hidayah Lazuardi Madani

Perasaan Dewi Lestari (19) sangat bahagia dan bangga. Bagaimana tidak? Awalnya, gadis yatim yang sedari kecil tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya itu tak menyangka akhirnya bisa melanjutkan kuliah dengan biaya gratis. “Jangankan untuk kuliah, lulus SMK saja itu sudah sangat membahagiakan,” tutur Dewi.

Berawal almarhum ayahnya yang melakukan poligami, Dewi yang masih berumur 2 bulan itu ditinggal pergi oleh ibunya. Dewi sendiri sebenarnya 5 bersaudara. Ia merupakan anak bungsu. Sayangnya, malang menghujani mereka. Kakaknya yang keempat meninggal dunia lantaran tidak ada yang mengurus mereka. Hingga suatu ketika, kakaknya tersebut memakan singkong yang ternyata beracun.

Tak lama setelah ibunya pergi, Dewi harus menerima kenyataan bahwa ayah yang ia harapkan kasih sayangnya itu telah menghadap Illahi. Dewi yang masih bayi itu dibawa ke Pekayon dan dirawat hingga neneknya tersebut menghadap Yang Maha Kuasa, atau sekitar Dewi berumur 7 tahun.

Selepas itu, gadis itu diasuh oleh mama tirinya yang menikah lagi dengan adik ayahnya (paman). Pamannya yang bekerja sebagai satpam di salah satu sekolah di Bekasi mengenalkan Dewi kepada sosok Sam Komarudin, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Lazuardi Madani, Bekasi.  Melalui sosok ayah dan umi (panggilan Sam Komarudin dan istri), akhinya Dewi dibimbing dengan penuh kasih sayang bersama teman-teman yang lainnya.

Sejak kelas 1 SMP, Dewi masuk pondok pesantren. Selama di pesantren, Dewi banyak belajar tentang penanaman ilmu agama seperti ilmu tauhid, ilmu fikih sosial, tafsir Al Quran dan kitab-kitab kuning (al hadits). Selain mendalami ilmu agama, di ponpes tersebut juga diajarkan keterampilan berupa menjahit, komputer, memasak, keorganisasian dan lain-lain. 

Dewi merupakan salah satu penerima manfaat dari program bina ilmu dari MAI Foundation. Sementara itu, MAI Foundation juga banyak memberikan bantuan untuk pondok pesantren Al Hidayah Lazuardi Madani dalam pembangunan ponpes dan untuk masyarakat sekitarnya seperti dalam pelayanan kesehatan gratis, pemberian sembako, bantuan bencana banjir, pelatihan, dan lain-lain.

“Kami semua di pesantren adalah yatim dhuafa. Semua biaya sekolah dan pesantren dibebaskan tanpa dipungut bayaran. Harapan saya agar MAI Foundation terus memerhatikan nasib kami di pesantren ini. Bantuan yang selama ini diberikan kepada kami terus dilanjutkan dan ditingkatkan,” ucap Dewi yang saat ini tengah menempuh kuliah semester 1, Fakultas Managemen, Universitas Azzahra, Jakarta.

 

Ada banyak kisah Dewi Lestari yang terbantu oleh para muzzaki yang memercayakan dana ZISWAF-nya disalurkan kepada Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation.

Salurkan bantuan Anda melalui Zakat MAI Foundation di no rekening: 070-000-009289-5 a.n Zakat BPZIS.

Teruslah ber-ZISWAF. Karena ZISWAF dari Anda, kebahagiaan tak akan terputus sampai di tangan Anda. (MAI Foundation/Riana)

Baca Juga Program Kami: BINA ILMU

 

 

 

RELATED ARTIKEL