fbpx

Sedekah Entaskan Kekufuran

Sumber: http://www.lampost.co

Kekufuran adalah bentuk ketidaksyukuran kehidupan atas apa yang ada di dalam kehidupan. Kekufuran timbul dari suatu kondisi hati yang tidak pernah mampu melihat sisi positif kehidupan, ia hanya mampu melihat sisi negatif kehidupan. Selalu merasa kurang akan apa yang telah Allah berikan kepadanya, merasa menjadi korban dalam kehidupan. Padahal mungkin diluar sana masih banyak orang lain yang hidup dibawah kondisinya saat ini.

Selain itu kekufuran akan timbul dari sebuah kondisi serba keterbatasan akan akses kehidupan. Banyak manusia yang tidak memiliki akses pada kehidupan yang layak menjadi hilang keseimbangan hati dan akalnya. Banyak manusia yang karena kondisi keterbatasan ini menjadi tidak dapat melihat sisi positif kehidupan. Akhirnya dengan sendirinya ia akan terperangkap dalam kondisi terpuruk dan tersakiti dalam kehidupan. Salah satu bentuk keterbatasan yang paling sensitif dalam aspek kehidupan kita adalah keterbatasan akan ekonomi.

Banyak manusia yang berawal dari keterbatasan ekonomi, menjadi manusia yang tidak mampu melihat peluang dalam hidupnya, akhirnya melakukan banyak aktivitas tercela dalam hidupnya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak akhirnya manusia yang terpaksa menjadi tidak baik hanya untuk bertahan hidup layak. Sementara disisi lain kehidupan banyak manusia berlimpah harta membuang secara percuma harta yang justru sangat dibutuhkan oleh yang membutuhkan.

Inilah sirkulasi awal munculnya tindak kriminal dalam kehidupan masyarakat. Banyak diantara mereka yang akhirnya berujung kepada kekufuran yang diawali oleh sebatas pemenuhan kebutuhan kehidupan. Tidak sedikit manusia yang rela melakukan apapun termasuk menjual agama mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan. Hal ini sangat menyedihkan, dapat terjadi di Negara kaya raya, dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berlimpah.

Berasal dari keterbatasan ekonomi, menjadi rela untuk melakukan tindakan tercela, bahkan berujung pada kekufuran terhadap sebuah keyakinan. Hal ini tidak akan terjadi jika harta mampu beredar tidak hanya pada orang-orang yang memiliki akses kehidupan. Hal ini tidak terjadi jika banyak manusia yang mau berbagi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Hal ini tidak terjadi jika banyak akses ekonomi disebarluaskan.

Jika berbagi menjadi budaya, maka dengan sendirinya akan terbentuk kestabilan kehidupan masyarakat. Secara otomatis akan hilang banyak tindakan kriminal dalam kehidupan masyarakat pada akhirnya akan terbentuk kehidupan masyarakat yang tentram dan damai. Untuk menjadi masyarakat bahkan negara yang aman dan tentram cukup redakan tindakan kriminal dengan mau berbagi akses kehidupan kepada mereka yang membutuhkan.

Berbagi ini bisa kita lakukan dengan cara sedekah atau waqaf. Sebenarnya banyak alat untuk berbagi, namun sedekah adalah alat berbagi yang paling fleksibel dan waqaf adalah alat berbagi yang mampu memberikan manfaat berkelanjutan untuk mereka yang membutuhkan. Berbagilah, jika kita ingin meredam tindakan tercela dalam kehidupan masyarakat, karena pada dasarnya mereka tidak ingin melakukan tindakan tercela itu namun karena kondisi maka mereka terpaksa melakukan banyak tindakan tercela hingga berujung pada kekufuran.

Sebagaimana terdapat hadits yang menjelaskan begitu efektif berbagi dijadikan alat untuk meredam tindakan kriminal di dalam masyarakat. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, “Saya akan bersedekah”. Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri. Maka orang yang bersedekah itu berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri.” Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah secara diam-diam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang pezina.” Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya.” Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah.” (Kanzul).

Begitu besar anfaat dari bersedekah hinga memutuskan tindak tercela di masyarakat. Ayo berzakat dan berinfak. (yas/hal).

RELATED ARTIKEL