fbpx

Pengungsi Lombok Utara Rayakan Hari Jadi Indonesia ke-73

 

MAINews, NTB – Seperti 73 tahun silam, pengibaran bendera merah putih penanda kemerdekaan Republik Indonesia ini juga dikibarkan pada hari Jum’at.

Ada hal yang sungguh berbeda di Lombok Utara, tepatnya di Dusun Terengan Tanak Ampar, Desa Pemenang. Mereka yang masih berduka atas musibah gempa bumi itu menyempatkan diri di pengungsian untuk melaksanakan upacara memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

Peringatan yang sangat sederhana, penampilan ala kadarnya, pasukan pengibar bendera mengenakan celana pendek karena hanya itu yang tersisa. Saat gempa 7.0 SR mengguncang Lombok Utara, sedikit yang tersisa dari puing-puing bangunan yang runtuh. Mereka masih belum berani untuk pulang ke rumah masing-masing. Sehingga apa yang ada, itulah yang dimanfaatkan. Akan tetapi upacara tetap berjalan dengan hikmat dan khusyuk.

“Merdeka… !!!” Pekik sang inspektur upacara dalam menyampaikan amanah upacara.

Hadi namanya, pemuda ini didapuk untuk menjadi pembina upacara. Dia menyampaikan kepada warga di pengungsian, bahwa apa yang terjadi saat ini di Lombok hampir sama dengan apa yang dirasakan oleh pahlawan kita yang telah gugur. Upacara kemerdekaan ini tidak lain merupakan awal kebangkitan mereka yang dalam beberapa minggu diguncang habis-habisan oleh gempa yang berskala besar.

“Saudara-saudaraku, 73 tahun yang lalu para pejuang kita, berjuang dengan sepenuh jiwa untuk merebut kemerdekaan. Tepat di hari ini, di hari yang sama, hari Jum’at, 73 tahun yang lalu mereka memproklamirkan negara ini sebagai negara yang merdeka. Maka dari itu, kita tunjukkan pada dunia bahwa kami, masyarakat Lombok pada umumnya, masyarakat Lombok Utara khususnya, bahwa kita mampu bangkit dari musibah ini sebagaimana para pejuang bangkit merebut kemerdekan,” seru Hadi.

Upacara seluruh warga pengungsi di dusun tersebut. Setelah upacara usai, untuk menyemarakkan hari kemerdekaan, dilanjutkan dengan berbagai perlombaan.

Sr: (Syafii/MAI)
Editor: Riana
RELATED ARTIKEL