fbpx

Jambore Buruh Migran Indonesia 2018 Munculkan Kreativitas Wirausaha

 

MAINews, Yogyakarta – Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dakhiri membuka kegiatan Jambore Keluarga Migran Indonesia yang dilaksanakan di Desa Wisata Garongan, Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu, 4 Februari 2018. Acara bertema “Menggagas Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dari Hulu” sebenarnya dimulai dari Sabtu-Minggu, (3-5/2/2018).

Menteri Hanif menyambut baik acara para keluarga pekerja migran itu. Menurutnya, acara tersebut bisa menjadi wawasan yang baik untuk para keluarga dan buruh migran untuk mendorong kebijakan pemerintah. Jambore keluarga buruh migran, kata dia, bisa menghasilkan rumusan-rumusan yang nantinya bisa menjadi masukan pemerintah dalam mengambil kebijakan.

“Rumusan pokok-pokok pikiran ini nantinya bisa menjadi masukan pemerintah dalam memperbaiki tata kelola imigrasi dan perlindungan migran Indonesia di dalam dan luar negeri,” ujar Menteri Hanif di lokasi jambore.

Ketua Panitia Jambore Keluarga Migran Indonesia Nursalim mengatakan, awalnya peserta yang hadir sebanyak 853 orang. Namun siangnya bertambah hingga mencapai 1.300 peserta. Mereka datang dari seluruh Indonesia, seperti Jateng, DIY, Jabar, Jatim, Kalimantan, NTB, Lampung.

Selain itu, jambore diisi pula oleh kelas-kelas workshop. Kelas tersebut diantaranya ada kelas advokasi, kelas pemberdayaan, kerajinan tangan dan kuliner. Peserta bebas memilih sesuai dengan minat dan bakat yang ingin dikembangkan. Seperti di hari ketiga, Senin, (5/2/2018), hujan mengguyur membuat jalanan basah. Namun hal itu tak menyurutkan ratusan peserta jambore untuk meraih ide dan pengalaman.

Seperti yang dirasakan oleh Ganika Diristiani. Mantan PMI Hong Kong itu sekarang ingin mengajak teman-temannya sukses bersama. Ia tergabung dalam Rumah Kreatif Buruh Migran Perempuan Jawa Timur yang baru berdiri 2,5 bulan yang lalu. Ia berkeinginan memanfaatkan daur ulang sampah menjadi satu kreasi yang mahal.

“Kami kan pengalamannya minim. Makanya saya tertarik hadir karena ingin sekali belajar. Bisa sharing usaha bersama, membuka banyak jaringan. Kesempatan ini sangat baik,” ujarnya.

Atas dasar itulah, Rina, perempuan asal Kuningan Jawa Barat itu juga datang ke ajang tersebut. Pasca kepulangannya tahun 2016 lalu, ia mengaku ingin sekali belajar tentang wirausaha.

“Di sini kan, banyak teman Pekerja Migran yang sudah pulang duluan. Mereka berhasil membangun UMKM sendiri, wirausaha sendiri, bisa mengembangkan bakat dan minat sehingga mereka tidak kembali ke Hong Kong. Saya ingin mendapatkan ilmu dari mereka,” tuturnya.

 

 

RELATED ARTIKEL