fbpx

Iwan Setiawan, Generasi Relawan Yang Berusaha Menciptakan Generasi Relawan

Profile, Iwan Setiawan, RelawanLahir di Bogor, 18 Agustus 1974, generasi ketiga dari keluarga relawan, Iwan Setiawan kini aktif di CIBER (Club Ilmiah Bina Remaja). Sejak 2011, ia beserta rekannya yaitu Dr. Rudiansyah membina anak-anak kelas XII yang memiliki rangking 1-3 di 13 sekolah di Bogor Barat. Mereka diberi bimbingan tiap minggu sebanyak tiga kali selama 6 bulan setiap tahun dengan target lolos fakultas kedokteran negeri dan menyediakan biaya penuh sampai lulus kedokteran.

Lelaki yang memiliki hobi naik gunung dan travelling ini juga pendiri yayasan yang fokus bergerak pada pembinaan pemuda dan pelajar dengan wadah Markazul Qur’an Boarding School. Targetnya adalah para pemuda atau pelajar yang bergabung agar bisa hafal Al Quran dalam 3 tahun sehingga mereka siap dikembalikan ke tengah masyarakat sebagai agen perubahan.

Selama kurun waktu menjadi seorang relawan, banyak hal yang telah dilakukan. Beberapa organisasi dan aktivitas terkait sosial kemasyarakatan pernah digelutinya. Salah satunya adalah pernah bergabung di Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) Kab. Bogor, aktif di Posko Penanggulangan Bencana (P2B) Kab. Bogor, Rentek (Volunteer Taman Nasional Halimun Salak), dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Dari sekian banyak organisasi yang pernah digeluti, pria yang memiliki 3 orang anak itu mengaku pernah bertugas di Padang Sago, Sumatera Barat sewaktu gempa Tandike. Iwan bersama tim membuat sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Ia juga pernah bertugas di Cangkringan, Jogjakarta, saat Gunung Merapi Meletus; sebagai koordinator lapangan dapur umum saat terjadi gempa Purwabakti, Lereng Pegunungan Halimun; sebagai tim advance saat terjadi gempa di Pidie Jaya.

Dari sekian aktivitas, hal yang paling menantang yang pernah Iwan alami adalah sewaktu mengadakan aksi di Padang Sago. Perkampungannya terisolir dan berada di pedalaman perkebunan kelapa, jalannya yang hancur serta berlumpur hitam membuat tim jadi bahu membahu dengan masyarakat untuk mendatangkan bahan material yang diantar dari kota ke kecamatan. Karena saat aksi tersebut bertepatan dengan Idul Qurban, Iwan di dapuk menjadi penjagal beberapa ekor sapi. Aksi tersebut sebagai bagian dari Tim Khoeru Ummat Nusantara.

Karena lahir dari keluarga relawan, Iwan pun melakukan hal yang sama terhadap ketiga anaknya. Sedari kecil, mereka dididik untuk menjadi relawan yang sesungguhnya.  Meski dalam merekrut relawan memiliki kendala seperti kurangnya rasa ikhlas dan jiwa sosial dan memilih mundur teratur karena tuntutan hidup, namun bagi Iwan, ia akan tetap berusaha melakukan perekrutan relawan.

“Regenerasi itu harus terus berjalan untuk menemukan kader yang tepat dan tangguh,” ungkapnya.

Untuk itulah, Iwan berharap agar anak bangsa Indonesia segera bergabung menjadi relawan. Karena dengan membantu orang lain itu akan melahirkan rasa bahagia terlebih lagi ketika tujuan yang citia-citakan tercapai. (MAI Foundation/Riana)

 

RELATED ARTIKEL