fbpx

Sinergi UGM dan MAI Foundation Ciptakan Program untuk Tuna Netra

UGM, MAI Foundation, tuna netra, sinergi, pemberdayaanYOGYAKARTA – Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation bersama Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM) meluncurkan Program Pemberdayaan Ekonomi Tuna Netra dan Rehabilitas Rumah Sakit Jiwa di Temanggung, Januari 2017. Hadir dalam acara tersebut, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Fakultas Peternakan UGM, Bambang Suwigno PhD dan Generai Manager MAI Foundation, Abdul Ghofur.

Bambang mengungkapkan sektor peternakan menjadi salah satu sektor berperan dalam penyediaan pangan terutama protein hewani berupa telur, susu atau daging. Ia optimistis dapat menjadikan bisnis pada sektor peternakan dan menjadi salah satu bisnis yang dapat membawa kemandirian ekonomi pada pelakunya termasuk tunanetra. ”Hasil diskusi dan assessment lapangan memperlihatkan bahwa bisnis telur asin menjadi pilihan usaha masih mungkin dilakukan oleh para tunanetra,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, juga berlangsung pelatihan seputar bisnis telur asin untuk tunanetra dengan narasumber para ahli dari Fakultas Peternakan UGM, seperti Dr. Heru Sasongko dan Dr. Panjono.

Pada pertemuan awal tersebut diberikan materi tentang teknis seputar telur asin, mulai cara mengenali kualitas telur yang baik, bahan pemeraman telur, cara pemeraman, lama pemeraman, perebusan dan penyimpanan telur asin. Setelah itu, pada akhir acara diserahterimakan seperangkat alat untuk pembuatan telur asin kepada masing-masing peserta.

Salah satu penyandang tunanetra setempat, Budi menyatakan sangat berterima kasih atas kepedulian Fakultas Peternakan UGM dan MAI Foundation. Ia berharap usaha itu akan menjadi sarana mencapai kemandirian ekonomi keluarga. Harapannya akan ada tindak lanjut pendampingan sampai ia dan teman-temannya benar- benar mandiri.

Dekan Fakultas Peternakan, Prof Dr Ir Ali Agus DEA mendorong para pengelola program tidak segan turun ke lapangan datang ke rumah per rumah para palaku bisnis. Di samping itu, sebagai pembelajaran kemanusiaan sangat perlu melibatkan mahasiswa supaya mereka tahu kondisi sebenarnya di lapangan.

”Libatkan mahasiswa dan dampingi usaha tunanetra sampai mereka betul-betul mahir membuat telur asin yang dapat membuat mandiri,” tandasnya. Menurut Ali Agus, salah satu peluang pasar hasil produksi telur asin dengan menempatkan produk mereka di dalam Plaza Agro Fakultas Peternakan UGM.

 

RELATED ARTIKEL