Pada tanggal 9 Maret 2016 akan terjadi gerhana matahari total. Insyaa Allah, daerah di Indonesia yang akan dilintasi bayangan itu terdiri dari 10 provinsi, mulai dari Bengkulu, Sumatera Selatan, Babel, Kalbar, Kalteng ,Kalsel, Kaltim, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Gerhana matahari maupun gerhana bulan adalah salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala. Keduanya terjadi bukan karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi semata bagian dari sunnah kauniyah yang merupakan ayat-ayat Allah dalam alam semesta.
Disebutkan dalam hadits:
Dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra, berkata, “Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Saw, yaitu pada hari wafat Ibrahim (anaknya), maka orang-orang (pada saat itu) berkata: telah terjadi gerhana matahari karena Ibrahim wafat. Lalu Rasulullah Saw bersabda: sesungguhnya matahari dan bulan diantara dua tanda kekuasaan Allah, bukan karena meninggal atau lahir seseorang, apabila kalian melihat keduanya (gerhana matahari dan bulan) berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga terbuka (gerhana tersebut selesai)”. (HR. Muttafaq Alaih)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari )
Untuk itu kepada kita umat Islam yang mengetahui dan menyaksikan gerhana disunnahkan melakukan Shalat Gerhana secara berjamaah dan diikuti dengan khutbah.
Secara lengkapnya, ini adalah tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau Matahari terlebih dahulu.
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
3. Sebelum shalat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,
”Ash-shalatu jaami’ah.”
4. Berniat dalam hati:
Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa
Artinya : ” Aku niat (melaksanakan) shalat sunnah Gerhana Matahari dua rakaat karena Allah ta’ala
5. Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surah kembali
8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surah kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang dari pada surat kedua.
9. Setelah shalat disunahkan untuk berkhutbah