fbpx

Peristiwa Isra Miraj

Kamis 11 Maret 2021 atau yang bertepatan dengan tanggal 27 Rajab 1442 Merupakan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Isra Mi’raj merupakan sebuah peristiwa penting bagi Umat Islam karena untuk pertama kalinya syariah sholat diturunkan kepada umat Nabi Muhammad melalui perjalanan spiritual tersebut.

Dalam bahasa Arab, Isra artinya perjalanan di malam hari. Pada malam itu, Rasulullah melakukan perjalanan didampingi oleh malaikat Jibril dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem Palestina. Allah berfirman dalam surah Al-Isra ayat 1 yang artinya, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha, sebuah langit tertinggi tempat di mana Arasy Allah terletak. Allah berfirman dalam surah An-Najm ayat 13-18 yang artinya, “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.”

Kedua perjalanan yang sangat panjang ini hanya ditempuh dalam waktu singkat karena Nabi Muhammad mengendarai buroq, yakni sebuah kendaraan super cepat. Perjalanan spiritual ini terjadi dengan melibatkan fisik dan rohani Rasulullah. Tak ada yang melaksanakan perjalanan spiritual ini selain Nabi Muhammad, baik sebelum maupun sesudahnya karena peristiwa ini adalah hiburan yang khusus Allah berikan hanya kepada Nabi Muhammad. Mengapa demikian? Apa yang telah menimpa Nabi Muhammad sehingga Allah perlu menghiburnya?

Isra Mi’raj terjadi setelah Rasulullah berduka atas wafatnya dua orang yang sangat berperan penting dalam dakwah Nabi Muhammad mensyiarkan Islam di kota Makkah. Kedua orang tersebut merupakan pendukung dan pembela Rasulullah yang selalu berada di garis depan. Sepeninggalnya dua orang ini, Rasulullah sangat sedih dan mengalami berbagai tekanan dari kaum kafir Quraisy yang mengetahui dua pembela beliau telah tiada. Siapa saja kedua orang yang sangat Rasulullah sayangi itu?

Pertama, ia adalah Siti Khadijah. Beliau adalah istri, ibu dari anak-anak Nabi, pendukung, pendamping hidup sejati Nabi Muhammad. Wafatnya Siti Khadijah sangat mengguncang perasaan Rasulullah. Tak berselang lama, paman beliau, Abu Thalib juga Allah wafatkan. Nabi Muhammad sangat sedih dengan kepergian dua sosok yang sangat berjasa dalam mensyiarkan dakwah Islam di tahun-tahun awal kenabian Rasulullah.

Momen wafatnya dua sosok yang sangat disegani oleh kalangan masyarakat Makkah seolah sudah ditunggu oleh kaum kafir Quraisy. Setelah kepergian keduanya, Nabi Mau habis-habisan dihimpit ruang geraknya dan sangat dipersulit untuk berdakwah. Akhirnya beliau pun hijrah ke Thaif. Di sana pun beliau tak juga mendapatkan sambutan hangat dari penduduknya. Setibanya di sana, Nabi Muhammad dilempari batu hingga kaki beliau berdarah.

Sungguh, di tahun tersebut, merupakan tahun kesedihan atau yang disebut dengan amul huzn yang sangat berat untuk Rasulullah. Untuk menghibur Rasulullah dari masa berkabungnya ini, Allah menghadiahi sebuah perjalanan menakjubkan bagi beliau, yakni Isra Mi’raj. Di dalam perjalanan spiritual tersebut, Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaanNya dengan memperjalankan Nabi Muhammad ke Masjidil Aqsa di Palestina dengan begitu cepat padahal jaraknya sangat jauh. Di sanalah Rasulullah mengimami sholat para nabi yang lain. Setelah mengimami ruh para nabi, malaikat Jibril membawa dan menawari Rasulullah dengan dua gelas yang masing-masing berisi susu dan khamar. Langsung saja Rasulullah memilih susu untuk diminumnya. Malaikat Jibril berkata, “Sungguh engkau telah memilih kesucian.” Susu merupakan perlambang kebaikan, kesucian, kebaikan, dan kemurnian sedangkan sebaliknya, khamar adalah lambang dari kehancuran, keburukan, dan semua hal yang berkenaan dengan kejahatan.

Setelah itu, Rasulullah naik ke sidhratul muntaha, di mana di sana Rasulullah bertemu dengan Allah, melihat surga dan neraka, serta menerima perintah untuk mendirikan sholat. Di beberapa lapis langit, Rasulullah bertemu dengan beberapa orang nabi yang masing-masing adalah Nabi Adam, Nabi Isa dan Nabi Yahya, Nabi Yusuf, Nabi Idris, Nabi Harun, Nabi Musa, dan terakhir Nabi Ibrahim.  Setelah bertemu Nabi Ibrahim, Rasulullah naik menuju Sidhratul Muntaha dan di sanalah Allah memberi beliau wahyu dan memerintahkan beliau untuk mendirikan sholat sehari semalam.

Setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad turun dan bertemu Nabi Musa. Nabi Musa bertanya, “Apa yang diwajibkan Rabbmu terhadap umatmu?”

Rasulullah menjawab, “Sholat 50 kali.”

Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israel dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka.”

Rasulullah pun kembali kepada Allah dan memohon untuk diberikan keringanan bagi umatnya. Allah mengabulkan permintaan tersebut dan Rasulullah kembali turun dan bertemu Nabi Musa. Nabi Musa pun menyuruh Rasulullah kembali menghadap Allah untuk mendapatkan keringanan dan Rasulullah menurutinya. Kejadian ini berlangsung hingga berulang kali sampai Allah berfirman,

“Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban sholat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap sholat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali sholat sama dengan 50 kali sholat. Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat untuknya satu kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya, maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan. Barangsiapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali. Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekan.”

Setelah Wlakh berfirman demikian, Rasulullah kembali turun dan Nabi Musa menyuruh Rasulullah kembali meminta keringanan kepada Allah. Namun, Rasulullah menolaknya dengan mengatakan, “Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa malu kepadaNya.”

Maka sejak saat itulah inilah lima waktu disyariatkan kepada umat Nabi Muhammad hingga hari kiamat nanti.

Hikmah Isra Mi’raj

Melalui peristiwa Isra Mi’raj ini banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita ambil. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Tak ada luka dan duka yang abadi bersemayam di kehidupan seorang hamba. Rasulullah mengalami kesedihan yang luar biasa lantaran dua orang yang sangat beliau cintai dan sayangi pergi meninggalkannya. Begitu Siti Khodijah dan Abu Thalib wafat, kaum kafir Quraisy langsung bergerak dengan membatasi ruang gerak dakwah Rasulullah dan berindak semena-mena. Penderitaan beliau rupanya masih berlanjut, ketika Rasulullah memutuskan untuk berdakwah di kota Thaif, penduduknya pun langsung mengusir beliau dan melempari beliau dengan batu. Hebatnya, Rasulullah tak memohon azab dan mendoakan sesuatu yang buruk untuk ditimpakan kepada penduduk yang telah melukainya. Untuk mengusir kesedihan hamba terkasihNya ini, Allah menghiburnya dengan mempersiapkan sebuah perjalanan yang sangat penting bagi perjalanan dakwah Islam. Sebagai hamba yang meletakkan keyakinannya hanya kepada Allah semata, sudah seharusnya kita meyakini dan bersabar bahwa musibah yang sedang bertamu di kehidupan kita hanyalah sesaat. Semakin sulit dan pelik sebuah masalah, maka semakin dekat kita dengan  hiburan, hadiah, dan jalan keluar yang Allah sediakan.
  1. Lewat perjalanan spiritual ini, Allah menegaskan dan menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang fitrah dan suci. Semua perintah dan larangan yang Allah tetapkan adalah semata-mata bertujuan untuk menjauhkan umat manusia dari keburukan dunia akhirat. Ini dilambangkan oleh peristiwa Rasulullah lebih memilih susu ketimbang menegak khamar.
  2. Dengan Rasulullah mengimami sholat ruh para nabi, maka hal ini menegaskan bahwa beliau adalah pemimpin para nabi.
  3. Kita harus menjaga kesucian Masjidil Aqsa. Di tempat inilah Rasulullah langsung naik menuju sidhratul Muntaha. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat pertama bagi umat Islam. Untuk itu kita harus menjaganya dari cengkeraman penjajah Yahudi yang hendak menghancurkannya.
  4. Allah hendak memperbaharui fase menyebarkan Islam. Bagi mereka yang imannya tidak kuat, mereka akan sangat sulit menerima peristiwa ini. Bagi mereka yang betul-betul beriman kepada Allah, dengan adanya peristiwa ini akan semakin meneguhkan keimanan dna ketaqwaan mereka. Peristiwa Isra Mi’raj ini dijadikan sebagai sebuah cara untuk menyeleksi mana orang yang benar-benar beriman dan mana yang tidak kuat imannya hingga akhirnya mereka murtad.
  5. Isra Mi’raj menunjukkan betapa pentingnya mendirikan sholat karena Allah sendiri yang mewahyukan perintah tersebut kepada Rasulullah, bukan melalui perantara Malaikat Jibril sebagaimana biasanya.
  6. Keberanian Rasulullah dalam menyampaikan peristiwa Isra Mi’raj di tengah kafir Quraisy yang membencinya. Rasulullah tak pernah gentar menyampaikan kebenaran meskipun olokan dan caci maki terus ditujukan kepada beliau.
  7. Allah hendak menunjukkan bahwa keimanan Abu Bakar sangat kuat hingga sangat meyakini peristiwa Isra Mi’raj.
  8. Rasulullah memberi peringatan kepada umatnya siksaan neraka dan perkara apa saja yang dapat menyebabkan siksa neraka.
  9. Masjidil Aqsa mendapat perhatian dari para sahabat Nabi yang saat itu sednag berada di bawah kekaisaran Romawi. Kelak, pada kekhalifahan Umar bin Khattab-lah, Masjidil Aqsa bisa dibebaskan.
Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL