fbpx

Penyebab Dengki (Hasad)

Dengki atau hasad merupakan salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Dikatakan dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda bahwa dengki akan menghanguskan segala kebaikan seperti api membakar kayu kering. Dengki berbeda dengan itu meskipun memiliki akar permasalahan yang sama. Jika iri hanya sebatas sebuah perasaan tidak nyaman melihat orang lain mendapatkan anugerah yang tidak kita miliki, maka dengki lebih jauh dan lebih berbahaya lagi. Dengki selalu menuntut seseorang untuk berusaha menghancurkan kebahagiaan orang lain dan bahkan merebutnya. Bahkan, kedengkian yang bercokol di hati seseorang dapat membuat keimanannya hilang.  Rasulullah bersabda, Abu Hurairah RA meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Dalam rongga dada seorang hamba tidak berhimpun iman dan kedengkian.” (HR. Abu Asy – Syaikh)

 

Dengki merupakan sumber ketidakbahagiaan bagi seseorang yang menderitanya. Bagi pendengki,  sangat sulit bagi dirinya untuk merasa bahagia karena ia kerap membanding-bandingkan keadaannya dengan orang lain. Pendengki selalu merasa dan memikirkan tentang persaingan. Ia selalu ingin berada di atas para saingannya. Ketika ada temannya yang terlihat lebih sukses, ia tak menyukainya karena kesuksesan temannya merupakan siksaan baginya. Ia pun ingin juga mendapatkan kesuksesan itu tanpa mau tahu perjuangan dan kerja keras apa saja yang sudah dilakukan temannya itu. Ia hanya mau mendapatkan hasilnya tanpa mau repot berusaha. Akhirnya, ia lantas menyalah-nyalahkan Allahbkarena menurutnya Allah tidak adil dan sebagai untuk meluapkan ketidaksukaannya terhadap kesuksesan temannya itu, ia memulai aksinya untuk menghancurkan kebahagiaan temannya itu. Meluncurkan fitnah, sengaja merusak barang yang dimiliki temannya (bila penyebab kedengkiannya adalah barang yang baru dimiliki temannya), memprovokasi teman-teman yang lain agar menjauhi orang tersebut, dan sebagainya menjadi halal untuk dilakukan pendengki. Ia akan merasa bahagia hanya apabila ia sanggup menghancurkan kebahagiaan orang lain.

Kisah tentang kedengkian yang pertama kali terjadi adalah kedengkian salah seorang putra Nabi Adam, Qabil yang berujung pada terbunuhnya Habil di tangan saudaranya itu. Kisah pilu ini terekam jelas dalam surah Al-Maidah ayat 27-37 yang artinya,

Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, “Aku pasti membunuhmu!” Habil berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.”

Sungguh, kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam.”

Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosaku (dosa karena membunuhku) dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”

Hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah (Habil). Jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.

Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu, jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.

Terlepas dari apa penyebab Qabil tega menghabisi nyawa Habil, dari kisah ini kita memahami satu hal, yakni penyebab dari kedengkian yang dialami oleh Qabil adalah perasaan tidak ingin tersaingi dan dikalahkan oleh orang lain, sekalipun oleh saudara kandungnya sendiri.

Selain karena perasaan tak ingin disaingi dan dikalahkan, ternyata ada beberapa perkara yang menyebabkan timbulnya penyakit dengki dalam hati seseorang. Semua perkara tersebut mengarah pada ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol hawa nafsunya. Tak hanya itu, parahnya, orang yang mendengki adalah mereka yang selalu memperturutkan urusan dunia dalam kehidupannya.

  1. Ketidakmampuan Mengenali Diri Sendiri

Orang yang kerapkali merasa iri bahkan dengki, merupakan mereka yang tidak mengenal dirinya sendiri. Ia hanya memandang pencapaian dan kesuksesan orang lain tanpa ia tahu bagaimana perjuangan orang tersebut untuk mendapatkannya. Dikatakan pendengki adalah mereka yang tidak mengenal dirinya sendiri karena ia hanya mau memiliki dan mendapat kesuksesan orang tersebut tanpa mengetahui apakah dirinya sanggup melakukan usaha yang sama keras dengan orang lain.

Bukankah Allah akan mengubah nasib seseorang jika seseorang itu mau berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri? Bukankah itu artinya manusia dituntut untuk berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik?

  1. Ketidakmampuan Bersyukur dan Ikhlas

Dengkuu erat kaitannya dengan bagaimana seseorang menerima dirinya sendiri dan segala sesuatu yang telah Allah tetapkan kepadanya. Jika ia mampu bersyukur, ikhlas, dan merenungkan apa hikmah di balik semuanya terjadi dalam hidupnya, mustahil kedengkian menghinggapinya. Sebaliknya, hilangnya rasa syukur dan ikhlas dari seseorang akan membuat orang tersebut tidak pernah merasa puas dan selalu mengharap mendapatkan lebih. Ketika ia sedang didera oleh perasaan yang selalu kurang dan di saat yang bersamaan ada orang yang mendapatkan rezeki lebih, maka syaitan akan menghasut pikirannya dan timbullah rasa dengki di hatinya.

  1. Kegagalan Menerima Takdir

Dengki itu laiknya api yang membakar kayu kering dengan sangat cepat. Kedengkian menghalangi seseorang dari kemampuan berpikir jernih. Sejatinya, ketika Allah memberikan suatu rezeki kepada seseorang, di saat yang bersamaan Allah juga memberikan rezeki kepada kita dalam bentuk yang berbeda. Inilah kesadaran yang harus dibangun dan dipupuk dalam kehidupan sehari-hari. Kuncinya adalah berlatih untuk terus menerima apapun yang telah ditetapkan Allah dan juga menyadari bahwa Allah-lah sebaik-baiknya pengatur urusan hambaNya.

  1. Terlalu Mencintai Dunia

Dunia dan segala isinya merupakan perhiasan bagi kehidupan seorang manusia. Manusia kerap lalai bahwa dunia hanyalah sebatas fasilitas dan media untuk mempersiapkan kehidupan abadi di akhirat kelak. Tak jarang, manusia terlena dengan buaian gemerlap dunia dan tak segan juga mendapatkannya dengan cara haram. Menempatkan dunia di atas kebutuhan akhiratnya akan membuat seseorang tidak pernah puas dan ingin menguasai apapun yang dimiliki orang lain.

  1. Kesombongan

Adalah tabiat manusia apabila ia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain, ia akan memamerkannya. Ia haus dan membutuhkan pengakuan dari orang lain bahwa ia bisa dan mampu berada di titik hidup yang lebih tinggi dengan kerja kerasnya sendiri. Ia lupa bahwa di balik pencapaiannya tersebut ada Allah yang memungkinkan semuanya terjadi. Ketika ada orang yang mampu melebihi pencapaiannya, sontak ia merasa tersaingi dan timbulkah keinginan untuk tidak dikalahkan oleh orang lain. Maka, segala cara ia halalkan untuk mengungguli orang tersebut.

Bagaimana? Apakah di antara kelima penyebab dengki itu pernah kita rasakan? Atau bahkan sekarang sedang kita alami? Kalau jawabannya adalah iya, marilah kita segera memohon ampunan Allah dan bertaubat karena kita sedang membumihanguskan semua amalan baik kita. Bukankah kita tidak ingin semua amalan baik yang telah susah payah kita kumpulkan selama ini hangus terbakar begitu saja dan hanya meninggalkan asap penyesalan?

Penulis,
(Dessy)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL