Di era modern ini, di mana suami dan istri sama-sama terjun dalam dunia kerja telah menjadi lumrah, dinamika rumah tangga mengalami perubahan signifikan. Tanggung jawab dan tekanan pekerjaan sering kali membayangi hubungan, membuat pasangan suami istri harus berjuang keras untuk menjaga harmoni dan kehangatan di antara mereka. Oleh karena itu, menumbuhkan kasih sayang dan saling menghargai menjadi esensial untuk menjaga keseimbangan hubungan, tidak hanya untuk kebahagiaan bersama tetapi juga untuk pengasuhan anak yang sering terabaikan.
Menumbuhkan Kasih Sayang dalam Hubungan
Kasih sayang dalam hubungan suami istri bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh atau dibiarkan begitu saja. Dalam pemikiran filsuf seperti Aristoteles, kasih sayang adalah bentuk tertinggi dari persahabatan (philia), yang ditandai dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Aristoteles percaya bahwa dalam suatu hubungan, kedua belah pihak harus saling memperlakukan satu sama lain dengan baik dan berusaha untuk saling memahami.
Dalam Islam, kasih sayang (rahmah) dan cinta (mawaddah) adalah fondasi dari hubungan suami istri yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Ayat ini menegaskan pentingnya kasih sayang sebagai ikatan spiritual yang kuat dalam pernikahan.
Saling Menghargai sebagai Landasan Hubungan
Saling menghargai dalam hubungan suami istri yang keduanya bekerja memerlukan kesadaran bahwa kedua belah pihak berkontribusi secara signifikan dalam kehidupan bersama, baik di ranah publik maupun domestik. Menurut teori “Recognition” dari filsuf Jerman Axel Honneth, pengakuan adalah kebutuhan manusia yang mendasar dan saling menghargai adalah bentuk pengakuan terhadap eksistensi dan usaha pasangan. Penghargaan ini harus melampaui sekadar apresiasi atas pekerjaan, tetapi juga mencakup pengakuan terhadap peran masing-masing dalam rumah tangga dan pengasuhan anak.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian kepada keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengajarkan bahwa kebaikan dan penghargaan terhadap keluarga, terutama pasangan, adalah cerminan dari keimanan dan karakter seorang Muslim.
Jangan Lupakan Peran dan Kewajiban sebagai Suami/Istri
Dalam kesibukan menjalani pekerjaan sehari-hari, sangat mudah bagi pasangan suami istri untuk terjebak dalam rutinitas yang melelahkan dan melupakan peran serta kewajiban mereka dalam rumah tangga. Seorang suami tidak hanya bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pemimpin dan pelindung keluarga. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa: 34)
Demikian pula, seorang istri memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga, mendidik anak-anak, serta mendukung suami. Rasulullah SAW menekankan pentingnya peran istri dalam haditsnya:
“Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya itu.” (HR. Bukhari)
Kesadaran akan peran dan kewajiban ini harus tetap dijaga, sehingga baik suami maupun istri dapat saling melengkapi dan mendukung, serta menciptakan rumah tangga yang harmonis dan penuh berkah.
Pastikan Kasih Sayang yang Cukup untuk Anak
Kasih sayang adalah elemen penting dalam pengasuhan anak yang tak boleh terabaikan, bahkan dalam kesibukan bekerja. Anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian dari orang tua untuk berkembang secara emosional dan spiritual. Islam sendiri mengajarkan pada kita bahwa anak adalah amanah yang harus dirawat dengan penuh kasih sayang. Dalam Surat Al-Anfal ayat 27 & 28:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
Namun, dalam dunia kerja yang sibuk, sering kali waktu dan perhatian yang diberikan kepada anak menjadi terbatas. Untuk memastikan anak tetap mendapatkan kasih sayang yang cukup, berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
- Prioritaskan Waktu Bersama: Meski sibuk, tetapkan waktu khusus setiap hari untuk bersama anak, seperti berbicara tentang hari mereka atau sekadar bermain bersama.
- Hadir secara Emosional: Saat bersama anak, hadir secara penuh dengan memberikan perhatian dan mendengarkan mereka tanpa gangguan.
- Pentingnya Kualitas daripada Kuantitas: Fokus pada kualitas interaksi dengan anak, seperti memberikan pujian yang tulus dan menunjukkan kasih sayang secara konsisten.
- Libatkan Anak dalam Kegiatan Keluarga: Ajak anak berpartisipasi dalam kegiatan keluarga untuk membangun ikatan yang lebih kuat.
- Gunakan Teknologi untuk Tetap Terhubung: Ketika tidak bisa bersama secara fisik, manfaatkan teknologi seperti video call untuk tetap terhubung dan menunjukkan perhatian.
Dengan memastikan anak mendapatkan kasih sayang yang cukup, orang tua tidak hanya mendukung perkembangan mereka secara optimal, tetapi juga membangun hubungan yang kokoh dan penuh kehangatan, meski dalam kesibukan bekerja.
Penutup
Menjaga kasih sayang dan saling menghargai dalam hubungan suami istri yang bekerja memerlukan usaha yang lebih besar, terutama dalam dunia yang serba cepat ini. Dengan mengedepankan nilai-nilai kasih sayang, penghargaan, dan pengasuhan yang seimbang, pasangan dapat membangun rumah tangga yang harmonis dan sejahtera. Sebagai penutup, kutipan dari Rumi mungkin bisa menjadi refleksi:
“Apapun yang kamu cari, carilah dalam dirimu sendiri.”
Kebahagiaan dan keharmonisan dalam rumah tangga, terutama bagi pasangan yang sama-sama bekerja, pada akhirnya adalah cerminan dari apa yang mereka tanam dan rawat bersama.
Mari bergabung menjadi teman kebaikan MAI dan raih keberkahan penuh melalui sedekah di www.maiberbagi.or.id atau melalui Livin Sukha di menu Zakat dan Donasi, kemudian pilih Donasi MAI. Makin dermawan insyaAllah makin selamat dunia dan akhirat.
Penulis: Qodrat SQ