Kita berada dalam sebuah perjalanan hidup yang begitu panjang, namun teramat singkat jika dihitung oleh tarikan nafas dan jejak langkah kaki. Di tengah hiruk pikuk dunia yang seringkali melupakan esensi keberadaan, setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ adalah seruan lembut untuk kembali menata hati, menghidupkan jiwa yang sering kali tertidur di balik kesibukan duniawi. Seberapa sadar kita akan momentum agung ini? Apakah kita benar-benar menyelami hikmah kelahiran Nabi yang telah membawa cahaya di tengah gelapnya peradaban?
Hikmah Kelahiran Cahaya Terang di Tengah Kegelapan
Lahirnya Rasulullah ﷺ bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan sebuah proklamasi spiritual yang mengubah wajah dunia selamanya. Firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
(Surat Al-Anbiya, 21:107)
Ayat ini memancarkan makna mendalam bahwa kelahiran Baginda Nabi adalah pancaran kasih sayang Allah untuk semesta. Dunia, yang kala itu dilanda kegelapan jahiliyah, diterangi oleh sosok yang membawa syariat sebagai petunjuk kehidupan. Kehadirannya adalah jawaban atas doa Nabi Ibrahim dan tanda bahwa bumi dan langit telah bersiap untuk menyambut wahyu Ilahi. Dari beliaulah kita belajar apa arti sesungguhnya dari cinta kepada Allah dan kasih sayang kepada sesama.
Peringatan Maulid: Jejak Iman dalam Keabadian
Maulid Nabi, lebih dari sekadar ritual tahunan, adalah momentum untuk merenungi kembali sosok beliau yang begitu luhur, penyampai risalah dengan kelembutan yang menggetarkan hati manusia. Bagi orang yang memperingatinya, Maulid menjadi sarana meresapi setiap hikmah yang mengalir dari kehidupan Nabi ﷺ.
Para ulama dan sahabat Nabi senantiasa memuji Maulid sebagai momen yang membawa keberkahan. Sebagaimana Ibn Hajar al-Haytami rahimahullah berkata:
“Menghidupkan perayaan Maulid Nabi dapat mendatangkan keberkahan dan rahmat dari Allah.”
Dalam perayaan ini, kita diingatkan kembali akan keutamaan meneladani beliau dalam segala aspek kehidupan. Rasulullah ﷺ adalah perwujudan akhlak mulia yang tiada duanya, sebagaimana disebut dalam hadits:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad)
Setiap kali kita memperingati Maulid Nabi, kita seolah sedang memupuk benih iman dan memperbarui janji kita untuk tetap berjalan di jalan yang lurus, jalan yang beliau tunjukkan.
Keutamaan dan Manfaat bagi yang Memperingatinya
Banyak yang bertanya, apakah memperingati Maulid membawa manfaat? Jawabannya, tentu! Peringatan Maulid adalah upaya untuk menyambung cinta dengan Rasulullah ﷺ, dan cinta ini adalah jalan menuju ridha Allah. Dalam hadits lain disebutkan:
“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bagi setiap jiwa yang memperingati Maulid dengan ikhlas, di sana terletak kebahagiaan tersendiri: mengenang sosok yang paling dicintai oleh Allah dan para malaikat. Dengan mengenang kelahiran beliau, kita menghidupkan kembali semangat untuk mengikuti sunnah dan menghayati risalah yang beliau bawa. Setiap lantunan shalawat yang terucap adalah doa yang terbang menggapai langit, membawa kesejukan di dalam hati dan mendatangkan syafaat di hari kelak.
Sebagaimana Imam Jalaluddin As-Suyuthi menyebutkan, orang yang merayakan Maulid akan menerima keberkahan di dunia dan akhirat. Dengan menghadirkan Rasulullah ﷺ dalam hati dan kehidupan kita, Allah akan menurunkan rahmat dan ampunan-Nya.
Menanam Cinta dan Menyulam Cahaya
Maulid Nabi adalah cermin bagi kita untuk merenung sejauh mana kita telah mengenal sosok yang menjadi panutan sejati. Adakah kita sekadar mengenal nama, ataukah cinta kita kepada beliau telah menyatu dalam jiwa dan raga? Meneladani Rasulullah ﷺ bukanlah sekadar mengenang, tetapi menyulam kembali benang-benang akhlak mulia dalam keseharian kita.
Sebagaimana para sahabat yang menjadikan cinta kepada Rasulullah sebagai nyawa kedua mereka, kita pun harus terus menyirami benih cinta ini dengan memperingati dan mengamalkan ajaran beliau. Sebagaimana Ibnu Abbas berkata:
“Cinta kepada Rasulullah adalah dasar keimanan yang mendalam.”
Dalam setiap Maulid, kita diundang untuk menanam kembali cinta tersebut, mengokohkannya, agar kelak ia tumbuh sebagai pohon keimanan yang rindang, menaungi kehidupan kita dari panasnya ujian dunia dan menyelamatkan kita dari pedihnya akhirat.
Maulid Nabi bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah napas kehidupan yang menyelamatkan jiwa dari kegelapan. Kita memperingati Maulid bukan karena rutinitas, tetapi karena cinta yang mendalam kepada Rasulullah ﷺ, yang membawa petunjuk dan jalan keselamatan. Mari kita teruskan warisan ini dengan meneladani beliau dalam setiap langkah, agar kita layak untuk bersama beliau di surga kelak.
Semoga kita menjadi umat yang tak hanya memperingati kelahiran Nabi, tapi juga menghidupkan ajarannya dalam setiap detak kehidupan. Cinta kepada Nabi ﷺ adalah jalan menuju cinta Ilahi, jalan yang tak hanya membimbing di dunia, tetapi menyelamatkan di akhirat.
Penulis: Qodrat SQ
Dalam momentum ini, Mandiri Amal Insani Foundation menawarkan program patungan masjid untuk pelosok negeri dan santunan yatim dhuafa kepada Anda. Kunjungi www.maiberbagi.or.id atau melalui Livin Sukha byMandiri di menu Zakat dan Donasi, kemudian pilih Donasi MAI. Sedekah dan Zakat semakin mudah, transparan, dan tepat sasaran.