fbpx

Membalas Kebaikan Dengan Kebaikan

Dalam tatanan Bahasa Indonesia, kita mengenal peribahasa yang Air Susu Dibalas Air Tuba yang artinya kebaikan dibalas dengan kejahatan. Peribahasa tersebut menggambarkan tindakan seseorang yang tak tahu membalas Budi kebaikan orang yang telah menolongnya. Alih-alih membalasnya dengan kebaikan yang sama, ia justru malah mempersembahkan keburukan bagi orang yang telah berbuat baik padanya. Tentu ini merupakan sebuah perkara yang banyak terjadi di sekitar kita meskipun tidak boleh kita anggap wajar.

Namun, air susu dibalas dengan air tuba tidak berlaku dalam konsep berbuat baik dalam Islam. Segala bentuk amalan baik akan selalu kembali ke kehidupan pulang kepada pengamalnya dalam bentuk kebaikan pula selama perbuatan tersebut disandarkan kepada Allah. Mengapa segala sesuatu yang kita lakukan harus selalu disandarkan kepada Allah?

Allah adalah satu-satunya Zat yang berhak memberi balasan kepada mereka yang melakukan sebuah perbuatan. Allah pula satu-satunya Zat yang Maha Mengetahui, Melihat, serta Mendengar apapun yang dilakukan oleh seorang hamba pun ketika niat tersebut tersembunyi di dalam hati dan benaknya. Hanya Allah yang mampu memberikan balasan yang setimpal  dengan apa yang telah dilakukan hambaNya berdasarkan perhitungan yang sangat adil. Tidak ada mampu memberikan keadilan selain Allah. Dengan alasan tersebutlah wajib bagi kita melakukan sesuatu hanya karena Allah semata.

Melakukan kebaikan kepada sesama dengan niat hanya kepada Allah akan mendatangkan kebaikan pula bagi hamba tersebut. Pernahkah Anda mendengar bahwa ketika kita menolong orang lain sebenarnya kita sedang menolong diri sendiri? Tentu kita sering mendengar atau membacanya bukan?

Sebenarnya, yang terjadi adalah ketika kita mendapatkan kebaikan dari siapapun, kapanpun, dan dalam bentuk apapun, sejatinya Allah sedang membalas amal kebaikan yang kita perbuat tempo hari. Allah membalas dengan cara apa saja. Bisa saja setiap hal yang sedang kita urus atau jalani menjadi mudah padahal sebelumnya berjalan begitu pelik. Atau, bukan tidak mungkin, yang sebelumnya rezeki kita begitu sulit menjadi begitu deras lantaran kita berani menyedekahkan uang kita yang semakin menipis itu kepada orang lain yang sama butuhnya seperti kita. Belum lagi penyakit yang sudah lama menggerogoti tubuh perlahan atau mendadak dinyatakan sembuh oleh dokter. Bisa jadi sembuhnya kita dari penyakit itu berasal dari berkah sedekah yang kita keluarkan.

Semua kebaikan, kemudahan, kelancaran, kesembuhan, dan perkara baik lainnya yang terjadi di dalam hidup kita tidak serta merta terjadi begitu saja. Semua itu adalah salah satu contoh cara Allah membalas usaha kita dalam membumikan amalan sholeh sehari-hari. Ingat, hanya Allah Zat yang Maha Mendengar, Melihat, Mengetahui, Adil, Kaya, Pengasih, dan Penyayang yang mampu membalas semua perbuatan kita tanpa ada yang terlewat, baik amal sholeh maupun amal buruk.

Kita juga bisa menjadi perantara Allah dalam memberikan balasan kebaikan atas amal sholeh yang orang lain lakukan kepada kita. Caranya adalah dengan selalu mengingat kebaikan orang terhadap kita dan melupakan semua kebaikan kita terhadap orang lain. Jangan pernah kita menghitung perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain. Sebaliknya, selalulah ingat dan hitung berapa kali orang lain berbuat baik kepada kita. Tujuannya adalah agar kita tidak melupakan Budi pekerti orang lain terhadap kita dan kita bisa membalasnya bahkan dengan hal yang lebih baik. Jangan sampai kita menjelma pribadi yang diungkapkan oleh peribahasa di atas.

Kita bisa memulainya dengan contoh yang paling kecil dan sederhana. Ketika salah satu tetangga kita memberi semangkuk makanan. Maka kembalikanlah mangkuk tersebut dengan hidangan lain di esok hari. Jika ada teman yang membantu pekerjaan Anda, maka di waktu luang yang Anda miliki, bantulah kembali teman tersebut. Banyak cara untuk kembali membantu kebaikan teman atau orang di sekeliling kita.

Jangan Lupa Doakan Orang Lain

Mendoakan kebaikan bagi orang lain juga merupakan amalan sholeh yang dianjurkan Islam. Dalam Islam, orang yang diam-diam mendoakan kebaikan bagi orang lain, maka doa itu akan Allah kabulkan pula untuk orang yang mendoakan.

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim)

Hakikat doa, selain bentuk pasrahnya seorang hamba terhadap Allah yang Maha Kuasa, juga merupakan sebuah perkara yang menyadarkan setiap hamba betapa kita ini lemah di hadapan Allah. Pun ketika kita menjelma menjadi pribadi yang sukses, bukan berarti kita hebat dan berhasil. Setiap kesuksesan kita menandakan adanya doa-doa yang orang lain panjatkan secara diam-diam kepada Allah demi kebaikan kita. Tanpa doa, seluruh usaha yang kita anggap hebat itu sia-sia belaka. Tak ada kesuksesan dan keberhasilan tanpa dibarengi oleh doa. Kita tak pernah tahu munajat siapa yang pada akhirnya Allah kabulkan. Kita tak pernah betul-betul tahu siapa saja yang tulus mendoakan kebaikan kita. Untuk itulah, sudah seharusnya kita wajib mendoakan kebaikan bagi orang lain di sekitar kita. Toh, kita tidak merugi sama sekali ketika mendoakan kebaikan orang lain, bukan? Justru, kita juga ikut memanen doa-doa baik yang kita untaikan kepada Allah.

Membalas kebaikan seseorang dengan kebaikan pula berarti kita telah berusaha membuktikan bahwa kita adalah pribadi yang beriman. Orang yang beriman merupakan mereka yang pandai bersyukur dan tahu caranya berterima kasih. Orang yang bersyukur berarti tidak melupakan nikmat, berkah, serta Rahmat yang Allah turunkan kepadanya. Cara bersyukur dan berterima kasih seorang hamba yang beriman diaplikasikan saah satunya melalui memberikan atau mengusahakan kebaikan bagi orang lain yang telah berbuat baik kepadanya atau meneruskan kebaikan yang ia terima kepada orang lain. Tentu, rasa syukur dan ungkapan terima kasih ya tulus dari seorang hamba akan menyebabkan langgengnya kebaikan bagi dirinya.

Kebaikan-kebaikan yang terus bertambah dan terjadi di dalam hidup kita menandakan bahwa hidup kita dilingkupi oleh keberkahan yang berasal dari Allah. Bertambahnya kebaikan terhadap seseorang menandakan kualitas keimanan dan ketaqwaan orang tersebut. Setiap kebaikan yang dibalas oleh kebaikan lainnya akan membuat semakin banyak orang yang turut merasakan kebaikan tersebut. Akhirnya, segala macam perbuatan baik akan terus membumi dan berumur panjang.

Pembaca yang budiman, tidak pantas bagi kita bersikap sombong dengan cara selalu melupakan kebaikan orang lain terhadap kita. Jangan pula kita menjadi orang yang tidak tahu diri hanya dengan cara terus mengingat-ingat apa saja kebaikan yang telah kita perbuat terhadap orang lain. Teruslah membumi dan merendahkan hatimu dengan selalu melandaskan segala amal baik hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Setiap hati yang sudah penuh dengan keyakinan terhadap Allah, akan senantiasa menjaga dirinya untuk tidak melangit.

Penulis,
(Dessy Husnul)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL