fbpx

Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation dalam 5th Southeast Asia International Islamic Philanthrophy Conference, Melaka, Malaysia

Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation hadir dalam konferensi 5th Southeast Asia International Islamic Philanthrophy (SEAIIPC) 2017 di Hotel Avillion, Melaka, Malaysia, pada 14-16 Februari 2017. Southeast Asia International Islamic Philanthrophy (SEAIIPC) merupakan acara gabungan tahunan yang diprakarsai oleh Center for Islamic Philantrophy and Social Finance (CIPSF-UiTM), Institut Manajemen Zakat (IMZ) Jakarta dan Institut Kajian Zakat (IKaZ-UiTM).

Konferensi tersebut merupakan kelanjutan acara tahun lalu yang diadakan di Hotel Golden Flower, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.  Tahun 2017, konferensi tersebut  mengambil tema ‘Pemberdayaan dan Sinergi Filantropi Islam serta Keuangan Sosial di Asia Tenggara’.

MAI Foundation yang merupakan lembaga yang berfungsi menghimpun, mengelola dan mendistribusikan dana Zakat, Infaq, Sodaqoh, Wakaf dan dana sosial lainnya dari masyarakat kepada mereka yang membutuhkan merasa terpanggil mengikutinya. Pasalnya, selain forum yang membahas isu-isu tentang zakat, wakaf, keuangan mikro syariah, pada konferensi tersebut, MAI Foundation berkesempatan mempublikasikan papernya dalam  platform yang disediakan untuk dipresentasikan dalam International Journal of Islamic Philanthrophy. 

Dari sekian hal penting lainnya, sebagai pembicara hadir Tn Hj Husin Ali, CEO Lembaga Zakat Selangor, Asst Prof Dr Sukree Langputeh, Deputy Rektor Fatoni University,  Pattani, Thailand. Sementara dari Indonesia hadir Ir Nana Mintarti, Komisioner BAZNAS Pusat, Indonesia.  Ada pula Prof Dato’ Dr Mohammad Alias (Hon. Fellow CIPSF) dan sejumlah praktisi, pegiat, peneliti serta peminat kajian filantropi Islam juga turut hadir untuk berdiskusi dan mengkaji sejumlah isu yang berkembang dinamis di dunia filantropi Islam.

Sebagai perwakilan, Devi Widya Putri Inggraini bagian Corsec mengungkapkan perasaan bangga karena bisa mewakili MAI Foundation. “Saya bangga bisa mewakili MAI Foundation untuk presentasi apalagi dikenalin masalah wakaf uang dalam program Al Bayan. Banyak akademisi dan peserta lain yang mengapresiasi ide tersebut apalagi (idenya) diinisiasi dari Buruh Migran Indonesia yang kerja di Hong Kong,” ketiknya via Whatsapp, (16/2).

Tak hanya akademisi yang mengapresiasi presentasi, bahkan menurutnya, moderator konferensi SEAIIPC 2017 yakni Prof. Dr. Fuadah Johari pun turut memuji Devi. “It was a nice presentation,” ungkapnya. (MAI Foundation/Riana)

Baca Juga: MAI Foundation Dukung Piagam Kesepahaman dalam Konferensi Zakat Nasional

RELATED ARTIKEL