fbpx

MAI Dirikan Pabrik Sampah, Pendapatan Pemulung Meningkat 

MAINews, Wonosobo – Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation bekerjasama dengan BMT Marhamah Wonosobo meresmikan pabrik pengolahan sampah untuk pemulung di Jl. Lingkar Selatan Km 5, Desa Wonosobo pada Kamis, (6/7/2017). Program tersebut merupakan implementasi rencana yang sebelumnya pernah diungkapkan dalam Public Ekspos 2017, Januari silam.

Baca: Public Expose 2017: MAI Foundation Ingin Meningkatkan Pendapatan Pemulung

Dalam pemanfaatannya,  pabrik menyediakan mesin giling yang berfungsi sebagai pencacah sampah menjadi bagian kecil. Setelahnya, sampah tersebut akan dijual ke pabrik pengolahan sampah plastik secara kiloan. Setelah program berjalan, 27 orang penerima manfaat yang merupakan pemulung dari daerah dekat lokasi pabrik dapat menjual hasil pulungannya dengan harga lebih tinggi dari harga sebelumnya saat mereka menjual ke pengepul.

Terbukti, dari sebelum bergabung, pemulung mendapatkan upah sekitar 1,2 juta rupiah perbulan. Namun, ketika pemulung sudah menyetorkan hasil pulungannya ke bank sampah BMT Marhamah, mereka mendapat penghasilan sekitar 2 juta rupiah per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 800.000,-

Hadir dalam acara Iwan Rudiyana selaku Pengurus MAI Foundation, Abdul Ghofur selaku Direktur MAI Foundation, Urip Widodo selaku Ketua Pemberdayaan Pemulung Wonosobo, Perwakilan Bank Mandiri Wonosobo, pejabat setempat dan beberapa staf pelaksana MAI Foundation.

Iwan Rudiyana dari Pengurus MAI Foundation menyampaikan bahwa peresmian merupakan langkah awal usaha untuk lebih maju. Diharapkan ke depannya bisa dibuat model sehingga bisa diaplikasikan di daerah lainnya.

Dari Pemberdayaan Pemulung Wonosobo, Urip Widodo mengucapkan terima kasih kepada MAI Foundation yang sudah membantu pemulung dengan mengadakan bank sampah yang lebih dekat lokasinya. Sehingga para pemulung bisa memulung 2 sampai 3 kali.

Sementara mengenai kebermanfaat Program Pemulung Naik Kelas, Sudarto, (56 tahun) mengungkap sehari bapak asal Margorejo itu bisa menghasilkan pendapatan sekitar 40-70 ribu rupiah.

“Alhamdulillah, bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari juga,” pungkasnya.

Abdul Ghofur pun berharap agar dengan adanya pabrik pengolahan sampah ini para pemulung dapat meningkatkan pendapatan sehingga bisa menyekolahkan anak-anaknya.  (MAI Foundation/Riana)

RELATED ARTIKEL