
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, manusia sering kali terjebak dalam rutinitas yang tak ada habisnya. Bangun pagi, bergegas bekerja, mengejar target, membangn relasi, lalu kembali ke rumah dalam keadaan lelah. Besoknya, siklus yg sama terulang lagi.
Dalam perjalanan itu, tanpa sadar kita mulai kehilangan sesuatu yang sangat penting, yakni kesadaran akan keberadaan Tuhan dalam hidup kita. Bukan berarti Tuhan tidak ada, tapi kita sendiri yang sering mengabaikan-Nya. Saat DIA selalu memberi kita rezeki dan nikmat setiap waktu, kita justru tak merasakan Peran-Nya itu.
Mengapa Tuhan Bisa ‘Menghilang’ dari Kehidupan Kita?
Banyak faktor yg mmbuat manusia menjauh dari Tuhan, di antaranya:
- Terlalu Sibuk dengan Dunia
Segalanya berputar di sekitar pekerjaan, karier, dan pencapaian materi. Akibatnya, kita sering lupa bahwa hidup bukan hanya tentang angka dan target, tetapi juga tentang ketenangan hati dan makna yang lebih dalam. - Mengejar Kebahagiaan yang Semu
Banyak orang berpikir bahwa kebahagiaan terletak pada kemewahan, hiburan, atau popularitas. Padahal, semakin kita mengejarnya, sering kali justru semakin terasa kosong. - Merasa Cukup Tanpa Tuhan
Ketika hidup terasa baik-baik saja, kita merasa tidak membutuhkan Tuhan. Doa mulai jarang terucap, hati semakin jauh dari-Nya. Namun, saat ujian datang, barulah kta tersadar bhw ada sesuatu yang hilang. - Logika yang Menyingkirkan Spiritualitas
Di era modern ini, banyak orang menganggap bahwa yang tidak terlihat atau tidak bisa diukur secara ilmiah dianggap tidak nyata. Padahal, ada banyak hal dalam hidup yang tidak bisa dijelaskan dengan angka, seperti cinta, ketulusan, dan tentunya keberadaan Tuhan dalam hati manusia.
Apa yang Terjadi Saat Tuhan Tidak Lagi Hadir?
Ketika Tuhan tidak lagi menjadi pusat kehidupan kita, dampaknya sangat terasa:
- Kehampaan Batin
Dunia bisa memberikan banyak hal, tetapi tidak bisa memberi ketenangan sejati. Jika hati jauh dari Tuhan, kebahagiaan pun terasa semu. - Kehilangan Arah dan Makna Hidup
Jika hidup hanya diisi dengan mengejar dunia, lama-kelamaan kita bisa bertanya: Untuk apa semua ini? Tanpa tujuan yang jelas, manusia mudah merasa lelah dan kehilangan arah. - Mudah Terpuruk Saat Ujian Datang
Saat menghadapi masalah, tanpa pegangan spiritual yang kuat, manusia cenderung stres, depresi, atau bahkan putus asa. Sebaliknya, jika hati terhubung dengan Tuhan, cobaan terasa lebih ringan karena kita tahu bahwa segalanya ada dalam kendali-Nya.
Kembali Menjadikan Tuhan sebagai Pusat Kehidupan
Ramadhan yang tak lama lagi datang akan menjadi pengingat. Bulan ini bukan sekadar bulan puasa, tetapi juga momen untuk membersihkan hati dan kembali kepada Tuhan.
- Ramadhan Mengajarkan Kita untuk Berhenti Sejenak
Dalam kesibukan sehari-hari, kita sering lupa untuk pause dan merenung. Ramadhan mengajarkan kita untuk berhenti sejenak dari rutinitas duniawi, menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang melalaikan agar kita bisa kembali fokus kepada Tuhan. - Mengembalikan Kesadaran akan Tuhan dalam Setiap Aktivitas
Puasa bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tapi juga soal kesadaran spiritual. Kita belajar bahwa dalam setiap detik kehidupan, ada Tuhan yang selalu mengawasi dan membimbing kita. - Melembutkan Hati dengan Ibadah dan Kebaikan
Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih banyak berdoa, membaca kitab suci, berbuat baik, dan bersedekah. Ini adalah cara agar hati kita kembali terhubung dengan Tuhan dan sesama manusia. - Momentum untuk Memulai Kembali
Ramadhan bukan hanya bulan ampunan, tetapi juga bulan transformasi. Setelah sebulan penuh mendekat kepada Tuhan, kita bisa menjadikannya titik awal untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan terarah.
Kembali kepada Tuhan adalah Jalan Kebahagiaan Sejati
Tuhan tidak pernah benar-benar pergi dari kehidupan kita. Kitalah yang sering kali menjauh karena terlalu sibuk dengan dunia. Namun, saat kita kembali kepada-Nya, kita akan menemukan ketenangan, makna, dan kebahagiaan sejati.
Allah berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Dan dalam hadits qudsi, Allah berjanji:
“Barang siapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Barang siapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan barang siapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Maka, di bulan yg penuh berkah ini, marilah kt kembali menghadirkan Tuhan dlm hati dan pikiran. Sebab, ketika Tuhan ada di dalam diri kita, hidup akan terasa lebih bermakna, lebih tenang, dan lebih indah. Yuk kita buktikan…
Penulis: Qodrat SQ
Mari berperan serta meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan dengan sedekah, infak, dan zakat Anda. Salurkan bantuan Anda melalui Mandiri Amal Insani di www.maiberbagi.or.id atau melalui aplikasi Livin Sukha pada menu Zakat dan Donasi , kemudian pilih Donasi MAI atau Zakat MAI. Kita akan wujudkan kebahagiaan bersama mereka.