Dalam kehidupan, kita sering menemui individu yang dikenal sebagai pribadi baik—dermawan, penuh empati, dan aktif membantu sesama. Mereka rajin berbuat kebaikan, terlibat dalam kegiatan sosial, dan menebar manfaat di mana-mana. Namun, meski dikenal sebagai orang baik, apa jadinya bila amal kebaikan kita itu tak diterima Tuhan Semesta Alam. Yuk kita bahas!
Syahadat: Pintu Gerbang Iman dan Amal yang Diterima
Syahadat merupakan fondasi utama dalam Islam, yang menjadi pengakuan iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Tanpa syahadat, seseorang tidak dianggap sebagai Muslim, meskipun ia menjalani berbagai amal kebaikan. Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Ayat ini menegaskan bahwa keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah syarat utama agar amal seseorang diterima. Meskipun seorang individu dikenal baik dan dermawan, jika ia tidak mendasari kebaikannya dengan keimanan, maka amal tersebut tidak akan diterima di sisi Allah di akhirat. Syahadat adalah pintu gerbang menuju penerimaan seluruh amal dan kebaikan.
Ibadah Wajib: Pondasi Utama dalam Beribadah
Ibadah wajib seperti shalat, zakat, puasa, dan haji adalah kewajiban yang harus dipenuhi setiap Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits qudsi:
“ Tidak ada sesuatu yang paling Aku cintai yang dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku selain apa yang telah Aku wajibkan kepadanya…” (HR. Bukhari)
Hadits ini menegaskan bahwa kewajiban-kewajiban agama lebih dicintai oleh Allah dibandingkan ibadah sunnah. Ibadah wajib adalah tiang agama, dan merupakan jalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan, jika seseorang meninggalkan ibadah wajib, amal-amal sunnah yang ia lakukan menjadi tidak bernilai.
Rajin Beribadah Namun Tidak Shalat: Apakah Cukup?
Shalat merupakan tiang agama dan ibadah wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perjanjian antara kami dan mereka adalah salat, maka barang siapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir .” (HR. Tirmidzi)
Seseorang yang rajin melakukan ibadah sunnah seperti puasa sunnah, bersedekah, atau berzikir namun tidak menunaikan shalat, ibadahnya tidak dianggap sempurna. Shalat adalah dasar yang mendukung seluruh amal lainnya, dan tanpanya, ibadah sunnah akan kehilangan esensinya.
Rajin Bersedekah Namun Tidak Berzakat: Apakah Sama?
Sedekah adalah amalan mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam, namun tidak dapat menggantikan zakat yang merupakan kewajiban. Allah SWT berfirman:
“ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103)
Zakat adalah rukun Islam yang kelima dan menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Meskipun seseorang rajin bersedekah, jika ia tidak menunaikan zakat, maka kebaikan yang ia lakukan belum memenuhi standar kewajiban yang ditetapkan oleh Allah. Zakat membersihkan harta dan merupakan bentuk kepatuhan terhadap perintah Allah, sedangkan sedekah adalah tambahan yang melengkapi.
Ibadah Sunnah: Pelengkap, Bukan Pengganti
Ibadah sunnah seperti puasa sunnah, shalat tahajud, atau sedekah tambahan adalah bentuk-bentuk amalan yang dianjurkan dalam Islam. Namun, sunnah tidak dapat menggantikan kewajiban. Imam Ghazali rahimahullah dalam Ihya Ulumuddin mengumpamakan ibadah sunnah tanpa memenuhi kewajiban seperti membangun rumah tanpa fondasi. Tanpa fondasi, rumah itu tidak akan kokoh.
Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah menegaskan bahwa ibadah sunnah tidak bisa menutupi kelalaian dalam melaksanakan kewajiban. Beliau berkata:
“Sesungguhnya kewajiban-kewajiban lebih agung kedudukannya daripada ibadah sunnah. Barang siapa yang menyibukkan diri dengan ibadah sunnah sementara dia meninggalkan kewajiban, maka dia berada dalam kesalahan. ”
Konklusi
Menunaikan kewajiban agama seperti syahadat, shalat, dan zakat adalah fondasi yang kokoh bagi seorang Muslim. Kebaikan tanpa keimanan hanya akan bernilai di dunia, namun tidak akan membawa seseorang kepada ridha Allah di akhirat. Ibadah sunnah memang dianjurkan, namun tidak bisa menggantikan kewajiban. Oleh karena itu, seorang Muslim harus terlebih dahulu menunaikan kewajiban agamanya sebelum memperbanyak amalan sunnah.
Dengan menunaikan kewajiban, kita membangun fondasi iman yang kokoh. Hanya dengan dasar yang kuat itulah, amal-amal sunnah dan kebaikan lainnya akan memiliki nilai dan diterima oleh Allah SWT di dunia dan akhirat. Ayo kita pastikan untuk selalu melaksanakan kewajiban kita sebagai muslim. Cek Syahadat kita jangan sampai batal atau rusak karena kemusyrikan, Cek sholat 5 waktu kita jangan sampai ada yang terlalaikan, Cek Zakat kita jangan sampai belum tertunaikan dan pastikan untuk melaksanakan Puasa Ramadhan sebulan penuh.
Tunaikan zakat Anda melalui www.maiberbagi.or.id atau melalui Livin Sukha byMandiri di menu Zakat dan Donasi klik Zakat MAI. Kini bayar zakat mudah dan hanya beberapa langkah tanpa pindah aplikasi.
Penulis: Qodrat SQ