fbpx

Hadiahkan Ibu Alirkan Harta

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim”.” (QS: Al-Ahqaf : 15)

Ibu selalu sepesial dalam kacamata manusia, Rasulullah SAW, dan Allah SWT. Itulah mengapa banyak ayat Quran yang menggambarkan perjuangan ibu seperti pada ayat yang disebutkan tadi pembuka tulisan, yakni QS: Al-Ahqaf : 15, juga masih banyak sederet ayat lain tentang keistimewaan ibu. Keberadaan Ibu menjadi spesial dan menjadi kedudukan yang luar biasa bahkan dalam pandangan agama, karena ketika ditanya siapa yang harus lebih dulu dihormati maka Rasulullah menjawab “Ibu” sebanyak tiga kali barulah kemudian ayah. Ibu menjadi perempuan bahkan manusia yang sangat berarti penting bagi siapapun di dunia ini, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Karenanya, seringkali kita merasa sensitif dan emosional jika membahas tentang ibu. Kita akan bahagia jika ibu bahagia, merasa takut kalau ibu sedang marah, dan merasa amat sedih jika ibu pun terlihat menangis. Ibu selalu menjadi spesial dan istimewa bagi kita hingga rasanya tidak berlebihan jika ibu adalah malaikat pelindung dan bidadari di dunia. Jika tidak memiliki nafsu dan amarah sepertinya ibu adalah sesungguh-sungguhnya malaikat untuk kehidupan manusia. Dia akan melakukan perjuangan besar yang bahkan nyawa taruhannya jika berkaitan dengan kehidupan anak-anaknya.

Tingginya derajat seorang ibu telah termaktub dalam quran surat Al-Ahqaf tadi bahwa berbuat baik kepada ibu yang telah mengandung dan mengurus kita dengan susah payah adalah perintah Allah. Titah Allah yang jika dilakukan akan berpahala dan jika ditinggalkan maka kita akan berdosa. Untuk ibu, sepertinya jangankan dengan menghitung pahalanya sebagai seutuhnya hamba Allah, jika dihitung pahala Ibu hanya dengan menjadi ibu saja, ibu sudah dihadiahi pahala yang mengalir deras dari Allah. Kebaikan dan perjuangan ibu menobatkan ibu menjadi manusia paling berjasa di muka bumi. Tidak berlebihan jika Allah meletakkan ibu dalam cerita-cerita surat Quran sebagai seruan dan perintah hamba-Nya memuliakan ibu. Seperti sebuah ungkapan yang seringkali kita dengar sejak kecil bahwa rida Allah terletak pada keridaan orangtua, khusunya ibu, begitu pun murka Allah yang berada pada kemurkaan orangtua. Ibu seperti menjadi kunci keberkahan, kebaikan, dan kebahagiaan hidup manusia di dunia ini.

Keagungan manusia bernama Ibu menjadikan Allah mengabadikan namanya dalam kitab Alquran sebagai peringatan untuk manusia agar senantiasa memuliakan ibu. Ayat Quran tentang Ibu ialah dalam QS: 46:15, QS: 19:42-45, QS: 14:41, QS: 17:23-24, QS: 19:47, QS: 26:86, QS: 31:14, QS: 71:28, QS: 17:23-24, QS: 29:8, QS: 31:15, QS: 40:38-40, dan QS: 24:61. Semoga beberap ayat Alquran tentang ibu ini dapat menjadi nasehat bagi kita untuk lebih menaruh perhatian dalam hal berbakti kepada sosok ibu. Pahala untuk ibu amat banyak sebab ibu ialah sosok mulia yang Allah tinggikan derajatnya. Ibu mendapatkan pahala berlipat ganda. Pahala-pahalanya bersumber dari banyak kedudukan Ibu, yakni ibu sebagai manusia personal/hamba Allah, ibu sebagai wanita, ibu sebagai anak, ibu sebagai istri, dan ibu sebagai ibu. Berikut ini adalah aliran pahala dan keistimewaan untuk ibu:

Pertama, mendapatkan syafaat di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda, “Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW telah bersabda, ‘Barang siapa dapat mengasuh dua orang anak perempuanya hingga dewasa, maka aku akan bersamanya di hari kiamat kelak.’ Beliau merapatkan kedua jarinya.” (HR. Muslim).

Rasulullah mengatakan demikian tentu sebab menyadari betapa banyak jasa ibu dalam membesarkan anak terutama anak perempuan. Mulai dari mengandungnya dan memberikan pendidikan dalam kandungan, lalu melahirkan, dan membesarkannya.

Kedua, ibu mendapatkan pahala memberi penghidupan. Pahala ibu yang memberikan penghidupan terhitung sejak anak dikandung badan sang ibu. Ibu mendidiknya sembilan bulan dalam kandungan lalu melahirkannya dengan mempertaruhkan nyawa kemudian menyusui selama dua tahun, menyapihnya, memberikan pendidikan dan penjagaan bahkan sampai ia besar dan menjadi ibu kembali untuk anak-anaknya. Pahala ibu mengalir sejak ia menjadi ibu dengan mengandung sampai anak yang di kandungnya lahir, besar, dan kemudian menjadi ibu untuk anak-anaknya lalu ia melakukan kebaikan yang sama seperti ibunya dahulu membesarkannya; memberi penghidupan untuk manusia. Pahala memberi kehidupan dari seorang ibu terletak pada kekuatan rahimnya yang menjadi tempat kokoh mengandung janin, lelah dan letihnya sembilan bulan membawa nyawa lain dalam perutnya ke mana-mana. Didapatkan juga dari banyaknya darah dan puluhan tulang yang hampir patah demi melahirkan anaknya, air susunya selama dua tahun yang menjadi makanan dan minuman, waktunya, tenaganya, pikirannya, besarnya hati dan cintanya mengasihi anak tersebut hingga besar. kita tentu tidak dapat membayangkan aliran deras pahala ibu dan lipatganda pahala yang Allah balaskan untuk memuliakan jabatan manusia bernama ibu. Pahala Allah untuk ibu tidak dapat dibayangkan dan digambarkan dalam ukuran visualisasi atau imajinasi manusia.

Ketiga, pahala untuk ibu ialah pahala sebab bekerja keras untuk keluarga. Tak jarang kita temui seorang ibu yang bukan saja mengurus rumah dan anak-anaknya tapi juga bekerja selayaknya kepala keluarga. Ia turut membanting tulang dan berpeluh mencari nafkah demi meringankn beban suami dan menghidupi anak-anaknya. Inilah lagi satu keistimewaan ibu sebagai perempuan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh kaum pria. Mengurus rumah dan anak dengan baik sekaligus mencari nafkah untuk kehidupan keluarga. Ibu yang memegang dua peran ini sekaligus mendapatkan pahala dua kali lipat sebagai ibu juga sebagai ayah yang mencari nafkah untuk kehidupan layak bagi keluarganya. Pandangan ini ditegaskan oleh sabda Rasulullah SAW berikut,

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi).” (HR. Muslim).

Keempat, memperoleh pahala puasa di siang hari dan pahala ibadah di malam hari. Tak cukup sampai di sana gambaran pahala ibu, ibu pun mendapatkan pahala kala dia mengandung anak (hamil) seperti pahala puasa siang hari dan pahala ibadah di malam hari. Hal ini karena muslimah yang mengandung selalu membawa amanah Allah berupa janin setiap harinya kemana-mana.  Ia mempertaruhkan kesehatan, keselamatan dan nyawanya untuk bayi dalam kandungannya agar sehat dan baik-baik saja selama sembilan bulan masa kehamilan. Ia rela mual, letih, lelah, lesu, pegal, dan cedera demi menahan berat beban mengandung janin dalam perutnya.

Kelima, pahala mati syahid. Salah satu keutamaan perempuan sebagai ibu ialah mereka yang mengandung adalah ketika ia meninggal dalam keadaan melahirkan, maka dianggap sebagai mati syahid. Rasulullah SAW bersabda: “Mati syahid itu ada tujuh, selain mati terbunuh dalam perang fii sabilillah, yaitu: mati karena penyakit tha’un, mati karena tenggelam, mati karena penyakit lambung, mati karena sakit perut, mati karena terbakar, mati karena tertimpa reruntuhan, dan perempuan yang mati karena hamil atau melahirkan.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai, dan Malik).

Keenam, para malaikat beristighfar untuk ibu hamil. Ini juga keutamaan bagi seorang ibu yang tengah hamil mengandung anaknya, maka malaikat akan beristighfar untuknya. Selain itu, Allah menaatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan 1000 kejahatan darinya.

Ketujuh, mendapatkan satu pahala haji. Seorang ibu hamil dan yang melahirkan pun dikatakan Rasulullah SAW akan mendapatkan pahala 70 tahun salat dan juga puasa. Selain itu, setiap rasa sakit dalam setiap urat syarafnya akan digantikan oleh Allah SWT dengan mengaruniakan 1 pahala haji. Masya Allah, Allahu Akbar!

Betapa besar karunia dan limpahan pahala Allah bagi seorang ibu, baik yang hamil atau tidak sedang mengandung. Intinya derajat ibu di sisi Allah, Rasul-Nya, dan manusia lain akan ditinggikan dan dilebihkan sebab kebaikan yang dilakukan seorang ibu yang tidak akan pernah mampu dibalas oleh harta benda apapun di dunia ini.

Yuk Salurkan Sedekah Anda Melalui www.maiberbagi.or.id

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL