fbpx

Gandeng Pipiet Senja dan Kang Romel, MAI Foundation Resmikan Program Gerakan Santri Menulis

Mencetak Penulis Santri Mumpuni, itulah tujuan utama dari Program Gerakan Santri Menulis (GSM) yang diresmikan oleh Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation pada Sabtu, (18/2) di Pondok Pesantren Ash Shohwah Al Islamiyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Program yang dilatarbelakangi arus globalisasi khususnya di berbagai alternatif media yang menayangkan informasi yang tidak mencerminkan nilai-nilai Islami, Gerakan Santri Menulis (GSM) mencoba memperkenalkan gaya hidup pesantren, nilai-nilai yang dipraktekkan dan dianut oleh santri-santri Indonesia kepada masyarakat sebagai penyeimbang dan alternatif gaya hidup bagi masyarakat.

Hadir dalam peresmian, Mangatas Simanjuntak selaku salah satu pengurus MAI Foundation menyampaikan bahwa Program Gerakan Santri Menulis terdiri dari kegiatan pelatihan kepenulisan ke 5 pesantren seluruh Indonesia secara bergiliran. “Adapun Pondok Pesantren Asshowah Al Islamiyah, Nusa Tenggara Barat inilah  menjadi yang pertama pelaksanaan program,” ujar Mangatas.

Untuk mencapai misinya, Program Gerakan Santri Menulis menggandeng 2 narasumber yaitu Pipiet Senja (Sastrawati Nasional) dan Asep Samsyul M. Romli atau yang dikenal Kang Romel (Pakar Broadcast dan Blogger). Peresmian ini dihadiri oleh 200 santriwan/wati dan asatudz/asatidzah.

Program Gerakan Santri Menulis

Dalam pembahasannya, Pipiet Senja memaparkan tentang teori pembekalan pembuatan novel dan cerpen. Penulis yang aktif di organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena (FLP) juga membagikan ilmu tentang menemukan dan mengembangkan ide menulis, cara mengatasi kebuntuan menulis, tips mengirimkan karya ke media dan membangun jaringan penulis di bawah koordinasi MAI Foundation dengan target membuat buku.

“Jadi, penulis itu harus dengan ilmu padi, artinya semakin banyak berkarya dan terkenal tetaplah rendah hati, tidak sombong. Jangan menulis yang menyesatkan. Tulislah yang baik-baik saja sebab tulisan kita akan dimintai pertanggungjawaban kelak di kampung akhirat,” pesan Pipit Senja.

Sementara itu, Kang Romel memberikan ilmu tentang cara menulis jurnalistik sebagai dasar menulis berita, bagaimana membuat blog serta cara mengisinya. Salah satu Dosen Jurnalistik UIN Bandung itu berharap dengan pembelajaran yang ia sampaikan tersebut akan menjadi satu media dakwah. “Blogging for Dakwah,” katanya.

Rencananya, dari pembelajaran yang diberikan tersebut akan dipilih 20 relawan santri menulis yang dapat menjadi kontributor di website MAI Foundation. Masing-masing santri akan mendapatkan arahan dan bimbingan terkait kemampuan menulis oleh narasumber. Melalui program GSM pula, MAI Foundation menargetkan pembuatan buku yang naskahnya berasal dari tulisan santri-santri di setiap pesantren.

Mangatas berharap dengan adanya Program GSM ini akan lahir para penulis dari kalangan santri. “Selain itu, dengan memahami dan menguasai bagaimana cara menulis yang benar serta bisa menguasai blogging, diharapkan para peserta bisa menjadi mujahid dakwah di media sosial untuk menebarkan pemahaman Islam dengan benar,” pungkasnya. (MAI Foundation/Riana)

Baca Juga: MAI Foundation Resmikan Program Social Franchise Sabana Fried Chicken

 

RELATED ARTIKEL