fbpx

Etika Sahur dan Berbuka

Hai Pembaca, bagaimana kabar puasa Anda di hari pertama ini? Semoga Allah terus melancarkan ikhtiar kita dalam menghidupkan bukan suci ini ya. Untuk dapat menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasanya sambil berpuasa sebulan penuh, tentu kita perlu memerhatikan asupan gizi dan juga kesiapan tubuh. Konsumsilah makanan dan minuman yang bergizi tinggi, memenuhi kebutuhan nutrisi harian selama berpuasa, dan pastikan Anda mendapatkan istirahat yang berkualitas. Sepanjang sejarah tidak ada orang meninggal karena puasa.

Yang kerap terjadi beberapakali orang drop ketika sedang berpuasa. Kalau sudah seperti ini, yang salah bukanlah syariat puasanya, tapi cara dia menjalani puasanya dengan salah. Bisa jadi saking bersemangatnya ia berpuasa, ia tidak memerhatikan makanan dan minuman yang ia konsumsi ketika sahur. Ia mengonsumsi begitu banyak makanan dan minuman ketika sahur dengan dalih agar ia memiliki cadangan energi yang cukup ketika puasa dimulai. Padahal, cara tersebut sangatlah menyalahi aturan.

Rasulullah memberikan kita contoh bagaimana cara terbaik untuk menyantap hidangan sahur. Rasulullah senantiasa bersahur di akhir waktu. Beliau mengamalkan perbuatan ini bukan tanpa alasan, lho. Beliau tahu bahwa bersahur di akhir waktu dalam membuat tubuh lebih lama merasakan kenyang selama berpuasa. Hal ini kita ketahui dari sebuah riwayat yang berbunyi, “Anas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, “Kami makan sahur bersama Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shalat, aku tanyakan (kata Anas):  Berapa lama jarak antara adzan dan sahur? Beliau menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca Al Qur’an.” (HR Bukhari Muslim).

Selain itu, sahur di akhir waktu membuat kita tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman. Makan yang berlebihan tidak membuat tubuh kita kuat menahan lapar dan haus selama berpuasa. Hal yang terjadi justru sebaliknya. Tubuh kita akan merasa jauh lebih lemas dari biasanya karena pencernaan bekerja lebih keras dari biasanya untuk mencerna makanan tersebut. Sahur memang snagat dianjurkan, namun makan dan minumlah secukupnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 31 yang artinya, “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Nah, selain itu, untuk menunjang performa kita dalam menjalani aktivitas seperti biasa di bulan Ramadhan ini, ada baiknya kita rutin mengonsumsi kurma saat sahur dan berbuka.  Rasulullah sendiri menyebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa sebaik-baiknya menu santapan sahur seorang mukmin adalah kurma. Di antara buah-buahan yang manis, mengapa harus kurma? Apakah semata-mata karena Rasulullah menyukai buah ini?

Menurut penelitian, buah kurma memiliki gula alami yang dapat diproses oleh tubuh untuk menghasilkan energi yang sangat bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan energi orang yang sedang berpuasa. Jadi, mulai sekarang, yuk rutinkan mengonsumsi buah kurma ketika sahur, berbuka puasa, dan sebelum tidur. Namun, dengah datangnya anjuran ini, bukan berarti kita tidak boleh berbuka dengan hidangan lainnya, ya. Kita tetap diperbolehkan untuk menikmati sajian khas Ramadhan kok asalkan porsinya cukup dan tidak berlebihan ya.

Etika sahur selanjutnya adalah dilarang tidur setelah bersantap sahur. Meskipun ketika perut sudah kenyang dan matahari belum menampakkan sinarnya adalah momen yang sangat tepat untuk kembali tidur, jangan sekali-kali kita menuruti hawa nafsu tersebut ya. Kembali melanjutkan tidur setelah sahur bisa berakibat fatal lho. Kita akan lebih cepat merasakan lapar di siang hari atau bahkan asam lambung kita akan naik ketika kita terbangun dari tidur. Tentu keadaan ini sangatlah tidak nyaman dirasakan ketika kita sedang berpuasa. Pada akhirnya, kita tidak mampu memaksimalkan kinerja kita hari itu. Puasa pun terasa lebih berat dan panjang dari biasanya.

Untuk itu, setelah bersantap sahur sebaiknya kita langsung mengambil air wudhu dan menunggu datangnya azan subuh dengan berjalan menuju masjid atau membaca Al-Qur’an. Jangan lupa, Ramadhan ini kita jadikan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dari waktu sebelumnya. Memperbaiki diri bisa kita lakukan dengan cara merutinkan sholat subuh berjama’ah di masjid, Istiqomah menunaikan sedekah subuh, rajin mengikuti dan menyimak kajian ilmu, dan berbagai aktivitas ibadah lainnya yang bisa kita lakukan sebelum berangkat kerja atau sekolah. Ingat, salah satu puasa kita diterima dan diberikan keberkahan oleh Allah adalah ketika aktivitas ibadah yang rutin kita amalkan di bulan Ramadhan ini bisa terus istiqamah kita laksanakan di bulan selanjutnya.

Alasan lain mengapa kita dilarang kembali tidur setelah sahur adalah karena di waktu subuh itulah Allah membagikan rezeki kepada setiap hambaNya.  Lebih dari itu, subuh adalha salah satu waktu yang penuh dengan keberkahan Allah sampai-sampai Rasulullah berdoa, “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud)

Selain etika sahur yang harus kita pahami dan amalkan, ada juga tata cara berbuka yang Rasulullah contohkan kepada umatnya. Etika berbuka puasa yang Rasulullah ajarkan adalah pertama, menyegerakan berbuka bila azan magrib sudah berkumandang. Perkara ini sesuai dengan hadits Rasulullah yang artinya, Dari Sahl bin Sa’ad ra yang berkata, Rasulullah Saw. Bersabda, “Kaum muslimin akan selalu dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka puasa.” (HR. Mutafaqun ‘alaih)

Begitu hendak berbuka puasa, ingatlah untuk berdoa terlebih dahulu; memohon kepada Allah agar Allah menerima puasa kita hari ini dan memberikan keberkahan. Barulah setelah berdoa, kita diperbolehkan mengonsumsi minuman dan makanan.

Kita diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman apa saja saat berbuka asalkan tidak berlebihan dan makanan tersebut hanya mengandung zat yang halal. Namun, lagi-lagi Rasulullah telah memberikan contoh tentang menu berbuka terbaik. “Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.” Sebagai tambahan, dalam beberapa hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil, yakni 3,5, atau 7 butir kurma setiap berbuka.

Rasulullah juga hanya meneguk air putih sebagai penghilang dahaga.  Air putih dapat menghilangkan racun yang bisa saja berada dalam tubuh kita. Sedangkan gula alami yang terdapat dalam kurma dapat diolah oleh tubuh buah menjadi energi yang sangat baik menggantikan energi yang terkuras selama beraktivitas sambil berpuasa.

Demikianlah etika bersantap sahur dan berbuka puasa yang telah Rasulullah jelaskan dan contohkan. Segala sesuatu yang Rasulullah contohkan merupakan sebuah kebaikan yang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan yang berkembang oeswt di era modern ini. Semua etika sahur dan berbuka puasa yang Rasulullah ajarkan semata-mata bermanfaat bagi kita yang menginginkan tubuh yang prima selama berpuasa sebulan penuh. Untuk itu, yuk kita ikuti sunah Nabi ini.

Selain karena alasan kesehatan, mengikuti sunah Nabi ini sama saja dengan kita berusaha mencari keberkahan dan ridho Allah. Dengan begitu, ibadah puasa yang kita jalani dengan mengikuti perintah Rasulullah tersebut in syaa Allah bernilai banyak pahala asalkan satu-satunya niat kita berpuasalah semata-mata hanyalah karena Allah.

Yuk, di bulan suci ini kita hidupkan Ramadhan dengan cara membumikan kembali sunah-sunah Rasulullah tentang etika bersantap sahur dan berbuka puasa. Tujuannya, agar semakin banyak orang yang tidak lagi berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman karena berlebihan itu merupakan sifat syaitan. Tetap dan teruslah bersemangat.

Penulis,
(Dessy Husnul)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL