fbpx

Dunia ini Bukan Panggung Sandiwara

Dunia ini panggung sandiwara

Ceritanya mudah berubah

Yap, betul. Ini adalah penggalan lagu yang berjudul Panggung Sandiwara yang pernah populer di negeri kita.

Tapi, sadarkah Anda bahwa dunia ini bukanlah panggung sandiwara seperti dalam lirik lagu tersebut ?

Sandiwara berarti pertunjukkan yang dipentaskan di atas panggung. Genrenya bisa humor, romantis, tragedi dan semacamnya. Para pemeran dalam sebuah lakon sandiwara tentu adalah mereka yang telah terlatih untuk mementaskannya di atas sebuah panggung dan menyajikannya dalam sebuah pagelaran untuk ditonton orang banyak. Namun, sadarkah kalian bahwa dunia ini adalah sebuah pagelaran tanpa gladiresik? Tidak seperti aktor atau aktris yang sudah berlatih terlebih dahulu sebelum mempersembahkan sandiwara di atas panggung untuk dilihat banyak penonton, kita, yang Allah tunjuk sebagai Khalifah di bumi ini langsung melakoni banyak adegan demi adegan seumur hidupnya tanpa berlatih terlebih dahulu.

Dapat dengan mudah kita temukan tutorial bagaimana caranya menjadi aktor atau aktis profesional, tapi tak ada satupun tutorial yang mengajarkan kita menjadi manusia. Kita lahir langsung dihadapan oleh kenyataan bahwa kita harus berjuang kembali ke surgaNya. Memang, sejak di alam rahim, seluruh ruh manusia diambil sumpahnya oleh Allah untuk hanya mengakui bahwa Allah-lah satu-satunya tuhan dan yang patut disembah. Namun, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Rasulullah menjelaskan bahwa orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut menyembah selain Allah. Nah di sinilah hidup tanpa gladiresik di mulai.

Allah sendiri menciptakan dunia seisinya bukan sebagai bahan candaan  seperti yang tertera dalam surah Ad-Dukhan ayat 38 yang artinya, ”Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.”  Allah menciptakan pepohonan, air, udara, manusia, hewan, berbagai macam variasi tanaman, bintang, matahari, bulan, galaksi, dan seluruh alam semesta bukan sebagai bahan candaan atau seperti Allah sedang iseng belaka. Tujuan seluruh penciptaan ini hanya satu, seperti yang Allah jelaskan dalam surah Adz- Dzariyat ayat 56 yang artinya, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Ya. Allah menciptakan seluruh alam manusia ini untuk dipelajari oleh manusia. Seperti yang telah disinggung di awal, manusia Allah utus sebagai Khalifah di muka bumi. Ini berarti hanya manusialah yang mampu mengolah dan membuat bumi menjadi tempat yang layak, aman, dan nyaman untuk ditinggali bersama dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Berbeda dengan makhluk ciptaan Allah laii, manusia Allah bekali dengan akal, hawa nafsu, dan oerasao. Ketiga hal inilah yang manusia dapat optimalkan dalam rangka memenuhi tujuan utama penciptaan alam semesta oleh Allah.

Allah tidak melepas manusia begitu saja tanpa pedoman hidup. Allah turunkanlah Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad sebagai kitab suci penyempurna kutab-kitab Allah lainnya yang Allah turunkan kepada ketiga nabi sebelumnya untuk umat pada zaman dahulu. Al-Qur’an memegang peranan penting sebagai petunjuk laku hidup manusia yang berisikan tentang cerita para umat terdahulu yang dapat kita gunakan sebagai refleksi diri. Al-Qur’an juga berisikan tentang akidah, ibadah dan muamalah, akhlak, hukum, dan dasar ilmu pengetahuan teknologi dan sains.

Menyoal tentang banyaknya ayat yang membahas tentang kisah sejarah di masa lalu dan  teknologi dan sains, dengan akalnya, manusia harusnya mampu mengungkap tabir tentang apa saja yang terdapat di alam semesta, minimal yang ada di dunia. Banyak penemuan-penemuan yang bisa digunakan untuk kepentingan umum dengan maksud dan tujuan yang dibenarkan. Juga, kisah-kisah para umat terdahulu yang kini ramai ditemukan bukti-bukti arkeologisnya. Seharusnya, semua penemuan yang Allah ceritakan di dalam Al-Qur’an, baik penemuan teknologi dan arkeologis, mampu membuat manusia berpikir dan semakin meneguhkan keimanan terhadap Allah.

Dalam sains, kita tentu tak asing lagi dengan teori Big Bang. Teori itu menyebutkan alam semesta tercipta dari adanya sebuah ledakan hebat. Namun, jauh sebelum teori itu diltemukan dan diperkenalkan ke khalayak ramai, Al-Qur’an telah menjelaskannya terlebih dahulu dalam surah Al-Anbiya ayat 30 yang artinya, “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”

Kita perhatian kalimat retoris di akhir ayat ini, Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? Dalam kalimat ini, Allah menyindir para penemu teori ini yang masih tetap mengingkari  kekuasaan Allah. Selain itu, lebih jauh lagi, kalimat retoris ini merupakan sebuah tanda bahwa Allah sengaja menceritakan bagaimana awalnya alam semesta ini tercipta di dalam Al-Qur’an hanya agar manusia mau beribadah kepadanya, kembali ke yang fitrah seperti ketika Allah mengambil sumpah seluruh ruh.

Allah memerintahkan manusia untuk beribadah hanya kepadanya. Namun tak sedikit pun Allah mengambil keuntungan dari ibadah tersebut dan Allah juga tak mengalami kerugian pun ketika manusia enggak beribadah kepadaNya. Allah telah dia butuh ibadah kita, kitalah yang butuh untuk beribadah kepada Allah. Ibadah sejatinya adalah sebuah bentuk pengakuan terhadap Allah atas kekuasaan Allah terhadap dirinya; bentuk penyerahan total dari seorang hamba kepada Tuannya. Beribadah kepada Allah dengan segala bentuknya merupakan cara seorang hamba meminta, memohon, dan berdoa dengan kesungguhan hati agar apa yang ia inginkan Allah penuhi. Ia menyadari bahwa tak ada yang mampu mengabulkan dan memberikan apa yang ia inginkan dan butuhkan kecuali Allah. Allah-lah tempat sebaik-baiknya pemberi segala yang kita butuhkan. Allah Maha kaya oleh karena itu taknada satu kerugian pun di sisiNya kalau kita berpaling dariNya. Justru sebaliknya, kita akan terus merugi karena tak ada lagi zat sebaik Allah untuk meminta.

Juga, setiap kisah yang Allah tuliskan di dalam Al-Qur’an ditujukan agar umat manusia mampu ibroh dari kisah tersebut. Setiap kisah yang ada di dalam Al-Qur’an bukanlah dongeng semata yang tak dapat ditemukan bukti-bukti arkeologisnya. Allah sengaja menjaga peninggalan arkeologis tersebut sebagai bukti kekuasaan Allah bahwa kisah tersebut bukanlah cerita bohong.

Di dalam Al-Qur’an, Allah menceritakan perihal Fir’aun yang jasadanya Allah selamatkan setelah Allah tenggelamkan di lautan. “Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut. Mereka pun diikuti oleh Fir’aun dan tentaranya, karena mereka hendak menganiaya dan menindas (Bani Israil). Ketika Fir’aun telah hampir tenggelam, ia berkata: saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang disembah oleh Bani Israil dan saya termasuk orang yang berserah diri (kepada-Nya). (Allah menyambut ucapan Fir’aun ini dengan berfirman) Apakah kamu (baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Hari ini Kami selamatkan badanmu, supaya kamu menjadi pelajaran bagi (generasi) yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Nah kita perhatikan redaksi kalimat “Hari ini Kami selamatkan badanmu, supaya kamu menjadi pelajaran bagi (generasi) yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”  Pada Juni 1975, seorang Ahli Bedah asal Prancis, Maurice Bucaille, melakukan sebuah pembedahan terhadap sebuah mumi dengan tujuan untuk penelitian. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mumi tersebut merupakan jasad Fir’aun yang tewas meninggal di lautan karena terdapat banyak bekas-bekas garam di sekujur tubuhnya.  Ma syaa Allah, Allah membuktikan semuanya sebagai media umat manusia untuk belajar; tidak hanya untuk menyumbang ilmu pengetahuan, tetapi juga belajar untuk menambah keyakinan dan kesholehan diri.

Jadi, Allah tak pernah sebercanda itu menciptakan alam semesta. Allah ciptakan semua hal dengan satu tujuan dan satu alasan, agar manusia dapat berpikir dan merenunginya untuk kemudian beribadah kepada Allah. So, apa tujuan hidup Anda?

Yuk Salurkan sedekah terbaik anda melalui www.maiberbagi.or.id

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL