fbpx

Dermawan Tabiat Suami Idaman

Tipe suami idaman Ibu-Ibu di sini seperti apa sih? Apakah yang tinggi, putih, berdada bidang, dagu lancip, alis tebal bak ulat bulu, berkumis tipis, sedikit jambang, dan berwajah rupawan? Ataukah yang memiliki kepribadian mengagumkan seperti pengertian, sabar, penyayang, peka, bertanggung jawab, jujur, peduli, ramah, sayang anak, menghormati wanita, gemar menabung, ringan tangan murah rezeki, dan rajin mengisi ulang saldo rekening kah? Tentunya setiap wanita memiliki tipikal suami idaman yang berbeda-beda. Ada yang bagi mereka wajah tampan rupawan adalah segalanya sebab itu membuat hidup lebih bersemangat dan istri menjadi bergairah membuat masakan di dapur. Meskipun sebetulnya tidak ada kaitannya sama sekali antara ketampanan dengan kerajinan istri memasak ya. Adapula wanita yang menjadikan ketampanan sebagai urutan ke sekian dalam memilih pasangan namun yang prioritas adalah karakteristik kepribadiannya yang mengagumkan sebagai seorang laki-laki. Bayangkan betapa bahagianya kita memiliki suami dengan tabiat dermawan, sepertinya bahkan bulan dan bintang saja akan ia berikan jika kita meminta itu padanya.

Karakter dermawan dalam diri seseorang amat penting karena ini berhubungan erat dengan sikap seseorang tersebut menjalani kehidupan sosial dengan sesamanya. Sangat mustahil orang dermawan dibenci teman, tetangga, dan saudara. Sebaliknya, orang yang kikir, pelit, dan bakhil lah yang tentu akan dihindari dalam pergaulan sebab sifat kikir dan pelit merupakan bukti kurangnya rasa empati, kepekaan sosial, dan rasa manusiawi dalam diri seseorang. Orang dengan sifat dermawan akan lebih diingat dan membekas dalam memori kehidupan sosialnya. Kebaikan-kebaikannya mengangkat orang lain dari kesulitan dan memudahkan jalan akan membuat seseorang dermawan mudah diingat dan berkesan sebagai pribadi mulia sejak ia hidup bahkan ketika orang tersebut hanya tinggal nama. Orang dermawan pun menandakan bahwa ia paham ilmu agama dan telah mengamalkan ilmunya sebab perintah berderma dalam hidup yakni menginfakan harta serta menyuburkan sedekah adalah anjuran langsung dari Allah. Mari sejenak kita perhatikan firman Allah SWT dalam QS: Al-Baqarah : 272 yang artinya, “Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).”

Ayat ini menjadi jaminan bagi manusia untuk senantiasa berderma dengan menafkahkan harta yang dimiliki. Lewat tabiat berderma akan mengalir pahala Allah dan sungguh dengan berderman kita sama sekali tidak kehilangan harta.

Kita kembali lagi pada tabiat suami yang berderma yang tentu merupakan tipikal suami idaman setiap wanita. Di samping berderma adalah perintah Allah dan salah satu sikap terpuji, suami dengan tabiat dermawan pun secara tidak langsung mendidik istri dan anak-anaknya untuk dermawan pula. Amalan kebaikan dari kedermawanan suami akan menjadikan keberkahan dalam hidup istri, anak-anak, dan keluarganya. Besar atau pun kecil harta yang dimiliki, dengan berderma sejatinya membuat harta menjadi kaya dan berlipat ganda dalam hitungan Allah. Suami yang dermawan tentu ialah laki-laki yang bertanggung jawab karena orang lain saja menjadi penting dalam prioritas delegasi harta bendanya, apalagi istri dan anaknya. Tabiat suami dermawan menjadi idaman wanita sebab ini menjadi pembuktian bahwa ia memiliki rasa kasih sayang yang besar terhadap sesama. Ia tidak menimbun harta, tidak menyembunyikan kesanggupan dan kelebihan hartanya pada orang lain sehingga tangannya ringan memberi dan membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan. Baik dengan menolong sesama dalam perbuatan kecil meringankan pekerjaan atau bahkan memberikan sebagian harta bendanya (uang, makanan, pakaian, tempat tinggal, pekerjaan) jika orang lain membutuhkan uluran tangannya.

Yang membuat dermawan menjadi perangai menakjubkan yakni terdapat dalam firman Allah dalam Alquran QS: Al-Baqarah : 261-262 tentang balasan perbuatan dermawan yang Allah lipatgandakan pahalanya, berikut artinya,

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhjan tujuh butir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Ayat-ayat ini menegaskan kembali keutamaan dari sikap dermawan yang disukai Allah. Mereka akan memperoleh pahala yang banyak di sisi Allah. Pahala itu pun menjadi aset dan tabungan kebaikan mereka di akhirat kelak. Maka beruntunglah orang-orang yang kaya lagi dermawan. Meski perjalanannya melalui pengadilan Allah di akhirat akan terhambat demi melaporkan pertanggungjawaban hartanya tapi seluruh hartanya akan bersaksi bahwa ia senantiasa membelanjakan hartanya di jalan Allah dan untuk menyejahterakan sesama umat manusia yang membutuhkan. Kelebihan dari memiliki tabiat dermawan pun dapat menjadi penyebab lapang dada, pengusir rasa gundah dan kesedihan. Allah SWt pun akan memuliakan dan menjadikan pahala kepada orang yang dermawan. Seperti penyewa saat menyewa orang dia harus membayar upahnya. Kedermawanan pun menjadi kesempurnaan iman dengan indikasi dihilangkannya rasa takut dan sedih dari mereka. Ini sebagai akibat dari amalan orang dermawan yang dapat menghidupkan dan menerangkan hati. Maka hidupnya akan jauh dari gundah gulana dan kesedihan. Allah pula yang menjadi penjamin hidup yang tenang bagi orang-orang dermawan. Seperti telah dijelaskan tadi dalam QS: Al-Baqarah : 262.

Suami dermawan tentu memiliki kecintaan dan iman yang besar pada Allah sebab ia rela memberikan hal yang amat dicintainya di dunia, yakni harta, demi kemakmuran dan kebahagiaan hidup di akhirat. Namun alangkah indahnya jika kedermawanan itu bukan saja dimiliki oleh suami tapi juga istri dan anak-anak sebagai keluarga. Dapat dibayangkan betapa hidup keluarga tersebut akan terasa tentram, terang, dan bahagia sebab mereka sudi menebar kebahagiaan pada sesama makhluk lainnya dengan gemar memberi dan berbagi. Orang dermawan tentu tidak memiliki motivasi lain dalam beramal jariyah dengan hartanya selain demi mendapatkan rida dan rahmat Allah serta hartanya dapat menjadi pemudah jalannya bertemu Allah di akhirat kelak. Semoga suami kita adalah suami yang dermawan sebagai tabiat suami idaman yang gemar membelanjakan harta di jalan Allah. Pun kita sekeluarga semoga juga menjadi bagian dari hamba-hamba Allah yang selalu berderma pada sesama. Aamiin.

Yuk tunaikan sedekah anda melalui www.maiberbagi.or.id

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL